30. Zesya lagi dan lagi.

151 49 64
                                    


"Aku hanya keluar dari sebuah naungan, bukan berarti aku keluar dari hati kalian."
~EX.

^^^^^^

Zesya dan Xiumin turun dari taxi. Setelah sedikit membersihkan tubuhnya serta mengganti baju dengan yang lebi baik, serta tidak lupa mengemas baju bersih untuk Suho. Keduanya kembali ke rumah sakit.

"Apa perasaanmu lebih baik?" tanya Xiumin mulai melangkah bersama Zesya. Tidak ada yang menarik dalam dirinya, semuanya sesuai rencana.

"Setidaknya aku sudah lebih tenang." Baru saja mereka berdua akan memasuki lift, teriakan yang sedikit memancing beberapa orang melihat ke arah mereka itu terjadi.

"Bisa tidak jangan berteriak?" Zesya menyindirku seraya memutar bola matanya kesal. Ia dan Beakhyun saling melempar tatapan sinis sesaat.

D.o mengusap wajah Baekhyun sedetik kemudian. Lay menoleh bingung, menyerngit tidak karuan.
"Apakah Byun Baekhyun tadi berteriak? Sepertinya tidak."

Zesya menatap Lay penuh tanda tanya. "Memang jika dia berteriak seperti apa?"

Baru saja Lay akan membuka mulutnya seraya memperagakan kelakuan Baekhyun jika sedang berteriak, tetapi mulutnya sudah lebih dahulu D.o jejali oleh permen lolipop berwarna hijau.

Jika melihat itu seketika Kai Ingin menyemburkan tawanya, bayangan Lay yang cosplay menjadi sheep terlintas diingatannya.

"Kita ke atas sekarang!" Baru saja Xiumin akan kembali melangkah, tetapi tangannya sudah ditarik lebih dahulu oleh D.o yang kemudian ia menyodorkan paper bag.

"Kalian duluan saja, aku dan Zesya  sedang ada urusan." Tanpa menunggu waktu lagi D.o melambaikan tangannya pada Zesya.

Zesya mengerti, ia tidak boleh banyak menuntut. Jika bukan karena D.o mungkin dirinya juga sudah harus menyusuri kota Los Angles untuk mencari tahu info tentang EXO. Jadi, untuk balas budi, Zesya menurut saja.

"Ya... Kyung-soo! Jangan bawa lari anak gadis orang, bagaimana para hati penggemar mu," teriak Baekhyun tidak tahu malunya. Untung saja sekitar mereka sudah mulai sepi. Jika tidak sudah dipastikan oleh D.o jika pria itu akan ia tendang hingga tembus planet Mars.

Zesya yang berjalan satu langkah di belakang D.o mendesah kesal. Matanya tidak berhenti melirik D.o yang terus saja diam.

"Apa kau lapar?" Pertanyaan itu berhasil membuat Zesya mendengus kesal, seraya memberhentikan langkah kakinya.

"Jika kau hanya ingin mengajakku makan. Terimakasih! Aku kenyang, tapi ingin makan jika diberi." Ingin rasanya D.o tertawa, tapi ia hanya melirik sekilas. Sebelum tangannya terjulur memberhentikan taxi yang melintas.

"Jangan bercanda." Peringatan dari D.o tidak Zesya hiraukan. Ia juga ingin bersikap dingin dan cuek seperti D.o tetapi susah.

"Aku ini manusia dengan perut besar, apalagi jika melihat makanan. On the way batal diet. Cobaan perempuan itu banyak, harus ini dan itu. Dunia semakin menuntut lebih, kalau nggak sesuai sama apa yang diinginkan dunia auto nggak jadi." Tawa sumbang Zesya selalu mengusik D.o dengan begitu mulusnya. Mungkin bagi orang lain perkataan Zesya barusan hanya candaan belaka. Tapi nyatanya, D.o sadar.

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang