Paparazzi yang meresahkan.
Zesya. Gadis dengan rambut di kuncir kuda ini tersenyum tanpa beban. Memainkan kunci yang berada di tangannya dengan hati berbunga-bunga."Aku tidak tahu masalah mereka apa, tapi melihatnya dipastikan itu masalah besar. Sebab ini aku melakukannya sekarang!" gumam Zesya seraya berjalan memasuki lobby apartemen.
"Melakukan apa?!"
"Eh ayam...," Sial! Zesya memejamkan matanya dengan tangan yang terus-menerus mengelus dadanya. Jantungnya berdebar keras karena ulah Chanyeol. Dasar pria menyebalkan.
"Melakukan apa? Dan dimana Sehun? Aku dengar dia pergi bersamamu," ujar Chanyeol celingukan mencari sang 'maknae' yang batang hidungnya tidak terlihat sejak tadi pagi.
Zesya memutar bola matanya jengah, "Apa kau tidak lelah bicara? Bisakah menanyakannya satu persatu? Aku bingung harus menjawab dari yang mana dulu."
"Dimana Sehun?"
"Bersama dengan Luhan."
Lu... Luhan?
"Apa kau sedang bercanda. Siapa yang kau maksud Luhan? Aku sedang serius, Zesya. Bukan waktunya untuk bercanda." Mata tajam Chanyeol kini menetap mata milik Zesya. Mencari kebohongan dari mata hitam legam gadis di hadapannya.
"Luhan artis China. Wajahku juga sedang tidak menunjukkan sesuatu yang idiot," jawab Zesya santai. Mereka berdua sama-sama memasuki lift. Chanyeol terdiam kaku, nama itu, nama kesayangan Sehun pada masanya.
Zesya terkekeh kecil, "Chanyeol apa kau tahu. Sehun sepertinya memiliki masalah dengan Luhan. Padahal, keliatannya mereka saling menyayangi. Kenapa ya? Apa kau tahu?"
Mulut Zesya rasanya keluh saat wajahnya hanya beberapa jengkal dari Chanyeol. Saat kaki panjang milik pria ini melangkah maju, secara perlahan Zesya melangkah mundur.
"Y-ya apa yang kau lakukan, mundur! Aku tidak bisa bernafas." Zesya menahan dada Chanyeol saat punggungnya membentur dinding lift yang terasa dingin.
"Apa kau tidak bisa berhenti mengurusi kehidupan orang lain? Kau tahu apa yang akan terjadi dari semua perbuatan yang kau lakukan? Zesya, apa kau berpikir bagaimana jika semua ini adalah kesalahan. Berhenti mengurusi kehidupan orang lain jika kau belum tahu masalahnya, berhenti perduli. Jaga batasan yang kau punya."
Chanyeol dengan segala penuturannya berhasil membuat Zesya keki sendiri. Saat mata mereka saling menatap, Zesya tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Mata gadis bermata indah itu berkaca, seakan ada lapisan yang berkilau melingkupinya.
"Berapa kali kau akan terus mengingatkanku akan batasan? Kau pikir aku tidak ingin membuang sifat menyebalkanku ini? Aku juga tidak ingin perduli dengan siapapun. Tidak pernah. Lalu apa salah ku saat tidak bisa berhasil mengendalikan diri untuk perduli?" Sekuat tenaga Zesya menahan air matanya yang bersikeras keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...