"Sejarah akan mencatat kita, masa lalu akan menceritakan kisah di antara aku dan kamu. Perjuangan yang kalian lakukan, akan terus tersimpan dalam benak. Terus melangkah meski dunia menentang."
~Zesya Kanaya.
"We Are One!"
~Exo
Malam itu, gadis dengan rambut yang terurai berjalan di antara puluhan orang, sambil menyeret koper ia terus melangkah. Dalam sejarah untuk pertama kalinya, ia meninggalkan kota kelahirannya, melangkah jauh menyebrangi lautan, bahkan benua.
Sekali lagi. Kepalanya menoleh ke belakang, sambil mengangkat tanganya, berniat melambaikan tangan kepada sang pemicu, hingga ia bisa berada disini.
"Semangat, Zesya!"
~~~~
Gadis berambut panjang itu duduk di samping wanita setengah baya, ia memeluk dari samping Mamahnya yang galak seperti ibu kost. Uhhhh! Menyebalkan.
"Mamah ngapain?" tanyanya mengintip buku album Kramat milik wanita kesayangan itu.
"Lagi ngedugem." Wanita itu masih sibuk mengelus permukaan album dengan mata yang tak lepas dari sana.
Kata orang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, dan benar itu adanya, sial! Gadis itu mendengus mendengar jawaban mamahnya. Ia tahu sekarang mengapa dirinya bisa begitu bar-bar, ternyata mamahnya yang mewariskan dirinya sifat itu. Papahnya itu kalem, lah mamahnya boro-boro, kucing melahirkan aja hebohnya luar biasa. Bikin pusing.
"Sayang!" Suara pria yang masuk ke dalam kamar membuat kedua orang berjenis kelamin perempuan itu menoleh ke arah pintu. Pria menjulang dengan tangan yang memegang jas hitam.
"Papah sama mamah dipending dulu deh mesra-mesraannya, aku lagi ada disini nih, kasian ini aku uwwu phobia sama orang yang romantis-romantis gak tahu tempat." Gadis itu menekuk bibirnya saat Papahnya mengacak rambutnya, kemudian beralih ke mamahnya, mencium kening mamahnya dengan penuh kasih sayang.
"Kyaaaaa ... Mamah, aku mau cepet nikah huhuhu!" Iri, gadis itu menggigit kukunya gemas sendiri.
"Belajar dulu yang bener baru nikah," ujar papahnya kemudian masuk ke dalam kamar mandi yang terletak di kamar itu. "Sya, jangan sedih, sayang." Gadis itu tidak bisa menahan senyumnya saat Papahnya berbicara kepada mamahnya. Uhhh! Sungguh menggemaskan.
"Mamah sedih kenapa?" tanya gadis itu penasaran. Tidak biasanya mamahnya bersedih seperti ini.
Wanita dewasa itu menghela nafas pelan, kemudian membuka album tua yang berada di tangannya dengan pelan. Jantungnya berdetak kencang, nyatanya meskipun bertahun-tahun berlu, ia tidak bisa melupakan kenangan itu. Rasanya menyenangkan dan menyakitkan.
"Percaya gak, menurut orang-orang mamah itu beruntung?" Dengan cepat gadis itu mengangguk membenarkan perkataan mamahnya.
"Iyalah, percaya! Buktinya mamah sekarang beruntung karena ada papah."
Wanita itu menggeleng pelan. "Itu anugerah, tapi menurut mamah, mamah itu begitu gak beruntung. Mamah kurang di masa lalu."
"Lhoo, kenapa, mah?"
"Mau denger cerita seorang gadis kentang yang bertemu dengan bintang?" tanyanya pelan.
"Emang ada, mah? Lucu banget." Tawa renyah gadis itu mengalun lembut memenuhi kamar.
"Ada."
______________________________________
Share di seluruh sosmed kalian. Gak boleh pelit, jangan mau ngerasain sensasinya sendiri. Haru berbagi dengan yang lain. Kalau kalian share di ig tag aku @auraliaclaretta oke?!
Spam komen bias kalian siapa???
Suka EXO sejak kapan???
Anniv mereka bentar lagi? Hal apa yang kalian lakukan untuk meramaikan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanficAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...