"Ketemu setan mah nggak terlalu jantungan, tapi di temukan bokap pas lagi pacaran itu spot jantung."Playlist: Power 🎼
"Kevin, udah, sampai disini aja, gak usah gegayaan antar gue sampe rumah!" pekik Zesya memukul-mukul bahu pria itu dengan kuat. Mobil sedan yang perlahan memasuki jalan kecil menuju rumahnya semakin membuat Zesya berdebar tidak karuan.
Namun, bukan Kevin namanya jika tidak mengganggu Zesya. Lihat saja. Bukannya berhenti, justru ia tetap dengan santainya mengemudi hingga mobil merah itu berhenti di halaman kecil rumah sederhana Zesya.
"Aku belum pernah ke rumah kamu, ketemu orang tua kamu aja belum pernah," ujar Kevin seraya mematikan mesin mobil. Kepalanya ia tolehkan ke arah Zesya yang saat ini duduk dengan wajah tegangnya.
Zesya menghela nafas kesal. Suaranya terdengar geram, sarat akan kemarahan yang memuncak. "Mati lo brengsek. Putar balik sekarang!"
Mata Zesya semakin melotot horor, saat pintu rumah terbuka dan memunculkan sosok Adit dengan pakaian santainya.
"Itu papah kamu bukan? Aku mau ketemu dulu, baru pulang." Mengabaikan titah Zesya, Kevin keluar dari kendaraan pribadinya dengan senyum setan menurut Zesya.
Meski tidak pernah ada larangan berpacaran, tetap saja ia merasakan spot jantung saat ini. Tidak pernah terbayang dalam benaknya membawa pria ke rumah seperti ini.
Mau tidak mau, Zesya menyeret kakinya melangkah ke arah Adit dan juga Kevin.
"Assalamualaikum, Ayah. Maaf ini tukang ojek Zesya mau ketemu sama Ayah untuk minat sumbangan," tukas Zesya asal-asalan. Kesepuluh jemarinya saling memilih dengan tidak menentu.
Adit menyerngit bingung. "Kata Nak Kevin dia pacar kamu, Zesya."
Mampos!!!
Gue begal lo Kevin pulang dari rumah gue.
Alhasil, Zesya mengangguk membenarkan. Tidak diberi pilihan lagi, Adit tidak pernah mengajarkan dirinya berbohong pada orang tua, sebab itu Zesya tidak berani.
"Iya, yah. Dia pacar aku," ucap Zesya lirih. Tidak berani menatap mata sang ayah. Pokoknya setelah ini, ia akan masuk ke dalam kamar terus bersembunyi di bawah ranjang selama setahun. Tapi boong :V.
"Oalah, Nak Kevin ayok masuk dulu, mampir ke rumah Zesya," ajak Adit ramah. Senyum lembutnya tidak pernah luntur.
Kepala Zesya menggeleng keras. Ia memcubit lengan Kevin tanpa di lihat oleh Adit.
"Kevin masih ada urusan, Ayah. Dia masih ada kerjaan di rumahnya. Mau bantu buatin burungnya anak," dalih Zesya dengan alasan yang tidak masuk akalnya.
"Hah?" Adit melongo tidak mengerti.
Kevin tersenyum geli. "Iya, om. Saya punya peliharaan burung mau di bawa ke dokter hewan. Zesya salah dengar mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...