"Kami itu satu."Clara melangkahkan kakinya keluar dari ruangan terkutuk itu. Seluruh tubuhnya seolah mati rasa, sakit di punggungnya membuat ia tersenyum paksa. Tidak perduli! Clara tidak perduli berapa kali pun ia dipukulin, jika dirinya benar, tidak akan ia biarkan bibirnya berhenti berbicara. Zesya yang mengajarkannya.
Gadis itu hari ini bebas. Tentu saja tanpa campur tangan orang tuanya, sejak kapan mereka perduli padanya? Clara tersenyum melihat leader cherris berdiri tidak jauh darinya. Jaminan yang diberikan dan juga tuntutan balik kepada pihak bersangkutan dilayangkan oleh Exo-l untuk membela Clara.
Untuk sementara gadis itu akan menjadi tahanan negara, ia tidak akan dibiarkan keluar negara itu sebelum pengadilan selanjutnya digelar. Karena sementara waktu gadis yang telah Clara lempar dengan botol kaca itu masih menjalankan operasinya.
"Jangan takut, kita keluarga bukan? Kau tenang saja." Annchi memeluk tubuh Clara dengan erat. Mendengar kabar seorang exol yang membela Chen dikabarkan terpenjara membuatnya segera memesan tiket untuk menyelesaikan masalah itu.
Clara mengangguk dengan tawa kecil yang menghiasi bibirnya. "Aku yakin Cici, akan datang kesini."
"Baiklah. Bersiaplah, aku akan mengantarmu pulang. Aku harus mengurus administrasinya dulu." Kemudian saat Annchi melenggang pergi, Clara mendudukan dirinya di kursi besi yang disediakan di tempat itu. Baru saja akan menutup matanya. Saat delapan pria memasuki kantor polisi, ia segera menegakkan tubuhnya.
Tanpa diperintah, seolah seluruh di otot tubuh Clara berkerja cepat. Gadis itu berdiri, bangkit dengan wajah kaku. Keringat dingin di wajahnya serta sedikit dibumbui dengan degupan jantung membuatnya ingin menangis detik itu juga.
Awalnya, Clara hanya merasa itu hanya sebuah khayalan semata. Rindunya begitu berat. Halusinasi yang biasa ia rasakan membuatnya takut berharap. Lima tahun tidak bersama dan kini mendatanginya dengan wajah yang sebagian sulit dikenalin.
"Mengapa kau menangis?" Suara Chen yang halus menusuk secara perlahan indera pendengaran Clara. Dalam mimpinya semalam, tidak pernah sedikitpun terpikir bahwa berita tentang dirinya berada disini terdengar oleh EXO.
"Oppa, aku merindukanmu." Tanpa aba-aba Clara menabrak dada bidang Chen untuk ia peluk erat. Saat dulu mendengar kabar Chen telah menikah, ia sempat marah dan kesal. Namun, pikirannya terbuka. Karena Clara tahu, bahwa biasnya juga punya kehidupan pribadi.
"Aku marah padamu, mengapa kau membahayakan nyawamu untuk membelaku. Bagaimana jika kemarin kau terluka karena insiden itu?" tanya Chen seraya membalas pelukan Clara. Mereka berdua memang hanya beberapa kali bertemu, mungkin saja Chen sudah melupakan wajah Clara. Terakhir Clara bertemu dengan Chen serta para member lainnya itu waktu fansign terakhir mereka.
"Mereka menyebalkan, mereka menjahatimu. Aku tidak rela." Saat keduanya mengurai pelukan, Clara melambaikan tangan kepada yang lainnya. Sudah dipastikan setelah ini Clara akan melayang ke langit ketujuh akibat rasa senang yang berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanficAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...