"Denganmu, hatiku menemukan ritmenya."^^^^^^
Kepala Zesya terangkat menatap gedung yang menjulang di hadapannya. Beberapa hari yang lalu gadis itu ingat dengan benar, kalau ia dan Vlecia bertemu di tempat ini. Tempat yang sama.
"Mengapa kau membawaku kemari?"tanya Zesya bingung. Kedua tangannya ia tenggelamkan ke dalam saku jaket. Meskipun, bukan musim dingin, tetap saja hawanya terasa dingin.
D.o melangkah memasuki gedung yang lumayan ramai itu. Membuat lagi dan lagi Zesya terpaksa mengikuti langkah kakinya yang cukup lebar dan panjang. Pria itu memang mungkin akan terlihat pendek jika bersama para member yang lain, tapi ia akan terlihat tinggi di samping Zesya yang jauh lebih pendek.
"Bukankah kau ingin bertanggung jawab atas kecelakaan gadis tadi. Pendaftaran terakhir satu jam lagi!"
Seketika kepala Zesya seolah dibentukarkan ke dinding, bagaimana bisa D.o mengetahui ini semua secara detail. Pria itu selalu membuatkanya kejutan yang bahkan tidak bisa Zesya duga.
"Jika tentang pembahasan tanggung jawab mungkin saja kau di beritahukan oleh Suho. Tetapi, gadis itu bahkan belum memberitahuku dimana dan kapan kompetisi itu. Lalu, mengapa kau begitu banyak mengetahuinya?" Zesya bertanya telak. Ternyata tidak semudah itu memperdaya Zesya, D.o menghela nafas pelan. Lebih memilih mengalihkan pandangannya ke arah lain, asalkan tidak menatap Zesya.
"Bicaralah!" Paksa Zesya begitu menuntut. Tidak perduli jika mereka akan menjadi bahan tontonan, nyatanya rasa penasarannya jauh lebih besar.
"Nama gadis itu Kim-Hyana, warga kenagaraan Korea Selatan. Tinggal di kota ini sudah sejak tiga tahun yang lalu, salah satu dance terbaik di mother of modern dance International. Serta tahun ini, ia mengikuti audisi World star of 2025 sacara individu. Untuk alasan mengapa gadis itu mengikutinya secara individualisme aku masih belum mengetahuinya, karena setahuku jika dia dancer terbaik bukan hal sulit untuknya mengikuti audisi ini."
Wuanjirrrrr!!!!
Telinga Zesya berdengung mendengarnya, selengkap dan sedetail itu ia mengetahui latar gadis bernama Kim-Hyana itu. Luar biasa! Rasanya Zesya bingung harus bagaimana mengekspresikannya. Di satu sisi yang lain, ia ingin berteriak sekerasnya karena kebingungan yang melanda.
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" tanya Zesya curiga. Matanya memicing, menambahkan langkahnya hingga ujung sendal jepitnya mengenai ujung sepatu convers hitam milik pria itu.
"Itu ... Dari sana," tukas D.o seraya menunjuk televisi LED yang menyiarkan tentang kabar gadis itu, tidak lupa, disana juga terpampang wajahnya.
Wajah Zesya berubah menjadi pias. Dirinya benar-benar akan dihakimi oleh masyarakat di kota ini nanti, lihat saja, Zesya sudah memastikan itu. Ternyata gadis yang menolongnya cukup terkenal di kota ini.
"Jangan khawatir! Gadis itu suda sadar bukan? Ia pasti akan mengklasifikasikan secepat mungkin. Oleh karena itu, aku mendukungmu bertanggung jawab sepenuhnya. Marilah! Kita buktikan pada dunia, bahwa kau bukan gadis yang seperti mereka katakan." Bibir Zesya bergetar pelan, tidak tahu harus mengucapkan apa. Ia di buat bungkam oleh perkataan D.o yang membuat semangatnya kembali membara.
"Lima belas menit lagi, aku tidak ingin melewatkan pendaftaran ini!" Zesya berseru, kemudian menarik D.o berlari memasuki lift dengan semangat. Api yang membara kini kembali hadir, membakar jiwanya hingga membuat kekuatan dalam dirinya hadir. Begitu juga dengan D.o karena saat bersama Zesya ia menemukan ritme yang begitu pas dalam jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...