17. Langit California.

210 59 27
                                    

"Cinta itu seperti burung, mengemis untuk di tangkap, tetapi menolak untuk disakiti."


^^^^^^^^

Ada berapa orang type di dunia ini?

Begitu banyak bukan.

Ada orang yang punya banyak muka.

Dan

Ada juga orang yang kekurangan muka. Nah, seharusnya dua type itu saling melengkapi satu sama lain, bukan? Yang punya kelebihan muka seharusnya mukanya diberikan pada orang yang kekurangan muka.

Terus...? Apa hubunganyan dengan kehidupan Zesya sekarang ini? Yah... Nggak ada, cuman mau memberitahukan saja pada semua orang.

Namun, Lamunan Zesya seketika buyar. Ia tersentak pelan, setelah seseorang memukul jendela di sampinginya. Hanya manusia kurang kerjaan saja yang suka sekali mengganggu ketenangan orang lain. Seperti, manusia pecicilan, yang memperkenalkan dirinya bernama Byun Baekhyun.

"Kau itu punya dendam apasih denganku?"sinis Zesya dengan delikannya. Ia melongokkan kepalanya keluar jendela kamar penginapan. Malam ini, mungkin, kata Suho tadi mereka akan menginap di resort pinggiran pantai yang Suho sewa. Karena hal itu juga, Zesya menamai Suho dengan Suholkay.

Fix... Bukan itu tadi. Kini, kembali saja pada Baekhyun yang juga dengan songongnya bersedekap dada.

"Aku tidak punya dendam, hanya saja mengganggumu begitu menyenangkan."

Ucap Baekhyun begitu menyebalkan. Jika saja Zesya sedang tidak lagi malas gerak, sudah pasti ia akan meloncati jendela ini untuk memukul Baekhyun yang begitu menyebalkan.

"Bilang saja jika kau menyukaiku," ujar Zesya mengibaskan rambut sebahunya dengan gaya iklan sampo. Yang disambut dengan suara dengusan dari Baekhyun.

Baekhyun meloncat, kemudian duduk tepat di kosen jendela yang langsung berhadapan dengan hamparan pantai. "Benar juga! Aku baru kepikiran ini, bagaimana jika suatu saat nanti, di antara kami bersembilan ada yang menyukaimu?" Pertanyaan dari Baekhyun mengundang gelak tawa dari Zesya.

Zesya menyelipkan rambutnya di belakang telinga, dengan sisa tawa yang masih menggema.

"Bagaimana bisa, pria-pria tampan seperti kalian menyukai diriku yang wajahnya tidak seberapa ini. Sedangkan... Kekasihku saja, mengkhianatiku hanya karena fisikku," tukas Zesya datar. Ia tersenyum lebar, tapi mengapa Baekhyun mengetahui kebohongan dalam matanya, apa karena dia sering bermain drama? Sehingga ia tahu jika saat Zesya sedang berbohong. Berbohong bahwa dia saat ini sedang bahagia.

"Benar juga. Begitu banyak perbedaan antara kau dan kami bersembilan. Tapi, di dunia ini tidak ada hal mustahil, salah satunya adalah jatuh cinta padamu. Jika itu terjadi bersiaplah, karena duniamu akan terguncang." Tatapan Baekhyun yang biasanya hanya berupa kejahilan kini terganti menjadi keseriusan. Ia menatap Zesya tidak berkedip.

"Ah, sudahlah! Aku hanya sedang berpuisi di depanmu tadi, aku kesini karena hyung D.o memintaku memanggilmu, jika tidak, aku pasti tidak di beri jatah makan," tukas Baekhyun seraya meloncat turun.

Zesya membuka pintu kamarnya dengan wajah datar. Ia geleng-geleng kepala saja, melihat kelakuan Baekhyun yang seperti monyet terbang, mungkin persamaan pria itu dengan sekitarnya begitu banyak.

Mereka berdua melangkah dengan jarak satu meter, ke arah pinggiran pantai yang kini kesembilan pria itu ubah sebagai sesuatu tempat yang aestetic.

Zesya benci keadaan ini. Benci dimana ia jarang mengakui para pria di dunia itu tampan, tapi saat ini, Zesya tidak bisa menolak pesona kesembilan pria itu. Mereka seolah mempunyai magnet yang membuat Zesya sulit mengedipkan matanya, mereka serentak memakai baju hitam, emang dipikir mau kepemakaman apa.

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang