12. Wu Yi Fan.

233 65 11
                                    


"Kadang ekspetasi tidak seindah realita."

^^^^^^

Setelah makan malam yang cukup sunyi tadi, kini mereka kembali seperti semula. Tertawa seolah tidak ada beban dalam kehidupan mereka, bercanda gurau memamerkan kebahagain yang benar-benar terpancar.

Ah... Tapi tetap saja D.O masih jarang tersenyum, hanya sesekali menanggapi dengan delikan andalan miliknya.

"Hyung, aku ingin makan. Berikan aku makan untuk malam ini," tukas Baekhyun mengambil posisi di samping D.O yang serius menonton televisi. Semuanya sudah berkumpul kecuali Zesya yang sedang mencuci piring bersama Xiumin padahal anggota yang lain sudah menawarkan untuk membantu, tapi Zesya tidak ingin, terutama Chanyeol yang berisikeras untuk membantu. Hingga sedikit terjadi perdebatan di antara mereka.

"Kau sudah memiliki anggota tubuh yang lengkap, apa itu masih kurang? Ambil saja sendiri di dapur sana, aku sedang sibuk," sahut D.O menyahut malas. Matanya masih menatap televisi dengan seksama.

Suho mengangguk membenarkan, kakinya yang panjang itu ia taruh di pangkuan Chanyeol, yang tadi niatnya akan memberi pijatan gratis tapi tidak jadi.

Wajah Chen yang baru saja diberi masker oleh Baekhyun terpampang nyata. "Jika kau ambil makanan, ambilkan juga untuk kita baekki. Malam ini kita akan menonton film begitu banyak hingga pagi."

"Aku tidak ingin menjadi pembantu kalian. Ambil saja sendiri disana," elak Baekhyun memilih memijat Kai yang berada di bawahnya dengan serius. "Hyung, ambilkan kami makanan. Jangan lupa minumannya juga," teriaknya lagi sedikit lebih keras agar Xiumin yang berada di dapur mendengar mereka.

"Nee... Aku sudah merasakan jika kamu akan menyuruh-nyuruh ku," ujar Xiumin seraya melangkah diikuti Zesya yang membawa beberapa makanan. Di tangan Xiumin juga terdapat minuman dan gelas untuk mereka bersepuluh.

Sehun loncat terlebih dahulu membantu Zesya dengan semangatnya. "Zesya sekarang ikutlah dengan kami menonton."

Zesya menggeleng seraya meniup poninya yang sudah sedikit menyentuh mata.

"Tidak perlu sungkan, anggap saja kami ini keluargamu," ujar Lay meyakinkan dengan sangat. Ia tersenyum manis kearah Zesya.

"Siapa bilang aku sungkan? Aku tidak sungkan, hanya saja aku ingin sholat dulu. Kalau begitu bisa tunjukkan  aku tempat untuk beribadah?" tanya Zesya sedikit tenang. Ia yang biasanya begitu tidak bisa diam mendadak lebih bungkam dari sebelumnya.

Masih merasa asing dan bingung harus merespon keadaan sekitarnya. "Apa kau muslim?" tanya Chanyeol pertama kali. Zesya menoleh setelah memungut boneka UFO-nya yang tergeletak di lantai.

"Kenapa? Apa kau tidak suka?" Bukannya menjawab justru Zesya berbalik bertanya. Dengan nada yang tenang namun begitu terdengar pas bagi mereka.

Chanyeol berdiri, membuat keduanya berdiri saling berhadapan. "Aku bukan bermaksud begitu. Hanya saja... Seperti yang semua orang ketahui, kau itu non kpopers, dan rata-rata akan risih dengan kami yang non muslim ini."

Zesya tertawa kecil. Ia menepuk bahu Xiumin beberapa kali, orang yang saat ini berjarak paling dekatnya. Tanpa mereka sadari seorang selalu memerhatikannya dengan seksama.

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang