"Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha mempertahankannya."
^^^^^^^
Baekhyun dan Chanyeol, dua manusia kekurangan akhlak itu berdiri di tengah-tengah tenda yang semalam mereka bangun. Saat ini, mereka berdiri dengan bermodalkan panci serta tongkat di kedua tangan mereka masing-masing. Entahlah, ada setan apa yang merasuki mereka hingga bisa bangun sepagi ini.
"Aku hitung satu sampai tiga kau harus berteriak jika ada pencuri," titah Baekhyun mulai memberi aba-aba pada Chanyeol.
Pria setinggi tiang listrik itu mengerutkan alisnya menatap Baekhyun. "Di sini tidak ada pencuri sepertinya!"
Tanpa segan Baekhyun mengangkat tongkatnya bersiap memukul Chanyeol dengan wajah mengancam.
"Ikuti saja aku. Ini sudah benar," ujar Baekhyun mengancam."Baiklah, tapi jika ada polisi kau harus bertanggung jawab," balas Chanyeol mulai menarik nafas perlahan.
"Satu!"
"Dua!"
"BANGUN SEMUA... ADA PENCURI KATANYA BAEKKI!" Belum sempat Baekhyun menyelesaikan hitungannya Chanyeol lebih dulu berteriak, seraya memukul panci yang ia pegang dengan menggunakan tongkat.
Kepala Baekhyun seketika berdenyut. Ia memasang wajah polos saat satu persatu member keluar dari tenda.
"Dimana-dimana pencurinya?" tanya Sehun berteriak kesana-kesini, ia memeluk erat boneka berbentuk Vivi mendekati Suho.
Chen dan Kai membawa bantal mereka keluar dari tenda dengan terburu-buru. Hanya D.o yang terlihat tenang disini. Sedangkan, yang lainnya seketika bersembunyi di balik tubuh pria itu.
"Mungkin saja pencurinya sedang kekurangan uang, biarkan saja, kasihan mereka," celetuk Lay menyembulkan kepalanya dari selimut yang ia bawa.
Baekhyun memulai memukul pancinya dengan keras. "Perhatian para hadirin. Selamat pagi dan salam sejahtera semua!"
Zesya menguap dengan tangan yang menggosok ujung matanya. Gadis itu sibuk memperbaiki tatanan rambutnya yang seperti singam
"Kau seperti ingin pidato saja!" Ungkap Zesya memberhentikan keseriusan Baekhyun yang jarang sekali terjadi.
"Ya... Zesya, kau membuat intimidasiku runtuh." Sayangnya... Protesan Baekhyun hanya dianggap angin lalu oleh Zesya.
"Kau membohongi kami?" Tanya Kai tidak percaya. Ia baru bisa tidur pukul tiga dini hari setelah bercerita panjang lebar bersama Zesya. Tetapi, dengan tidak berdosanya kedua pria itu membuatnya terbangun paksa.
"Aku hanya menduga saja. Soalnya disini berantakan sekali," elak Baekhyun menunjuk bekas api unggun yang sedikit berserakan bungkus makanan di sekitarnya. Chanyeol ikut mengangguk juga, membenarkan ucapan Baekhyun.
"Aku dan Zesya semalam yang melakukannya. Pagi ini sebenarnya kami ingin membereskannya, tetapi kalian sudah mengacau," kesal Kai seraya duduk tepat di depan kaki Xiumin.
Chanyeol menoleh kesal. "Aku tidak mengcau, kalian saja yang tidur seperti orang mati!"
"Bukan mati, tapi kamu yang bangunnya kepagian," sela Zesya mendongak. Ia kembali menguap seraya menunjuk ke arah langit yang masih gelap gulita.
"What time it is?" Pertanyaan menyeramkan dari D.o membuat yang lain membuka mata mereka secepatnya.
"Four o'clock! Sudah siang bukan?!" Sahut Baekhyun dengan lantangnya. Seolah perkataanya tidak ada beban sedikitpun, padahal bagi yang lain adalah sebuah sambaran petir yang menyerang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...