25. Bertanggung Jawab.

166 46 30
                                    


"Ketika kamu berpaling kamu hanya bisa bersandar pada diri kamu sendiri. Yang terbiasa menggantung nasib pada orang lain, akan jauh lebih terpuruk dibanding dia yang mandiri."

^^^^^^

Malam itu, Zesya dan Sehun berhasil sampai di apartemen cukup malam. Akibat mereka yang berlari cukup jauh dari rute utama yang seharusnya keduanya lewati. Selama perjalanan tidak ada yang berusaha memulai pembicaraan, mereka hanya saling bungkam, membiarkan angin membelai lirih kulit mereka.

Sampainya mereka di apartemen, ternyata kedelapan pria tampan lainnya sudah berkumpul dengan pakaian santai mereka. Duduk dengan posisi menyebar, kemudian menoleh ke arah pintu saat mendengar suara kedatangan sang maknae dan satu-satunya gadis di apartemen itu.

"Apa kalian baik-baik saja?" Chen langsung memberikan keduanya posisi masing-masing. Dengan D.o yang telah menyiapkan teh hangat, berserta makanannya.

Sehun melepas topinya, tanpa rasa bersalah ia memberikan kepada Chanyeol. "Tolong simpankan topi ini untuk aku!"

Suara helahaan nafas Chanyeol terdengar. Pria itu meraih topi hitam milik Sehun, kemudian ia letakkan di sekitarnya agar tidak kelupaan. Maklum saja hal-hal kecil seperti ini mudah sekali terlewatkan oleh ingatannya.

"Kami baik-baik saja," sahut Sehun setelahnya. Sebelum Zesya mengatakan yang sebenarnya, ia sudah lebih dahulu menyela. Tidak mungkin Sehun semakin memberi beban pikiran kepada para hyungnya dengan peristiwa ia terlihatnya di publik beberapa waktu lalu.

"Aku pikir kalian berdua akan tersesat, kemudian menjadi imigran gelap di kota ini!" Ujar Suho memberi tahu kekhawatirannya. Baekhyun mengangguk setuju, ia menjetikkan jarinya semangat.

Si cerewet jenius itu berdesis lirih. "Padahal jika iya, kami akan meninggalkan kalian berdua di kota ini dan berjalan di kota lainnya lagi! Tidak masalah bukan..." Celetukan Baekhyun di sambut dengan delikan kesal Sehun.

Namun, sedetik kemudian Sehun tertawa terpingkal. Meninggalkan genangan kecil di sudut matanya yang sedang menyipit.

Zesya sendiri hanya menjadi tim penyimak, Sehun tidak memberi kejelasan tentang kalimatnya tadi, membuat ia berusaha menemukan jawabannya sendiri.

"Hahaha. Tapi, tidak masalah, aku menyimpan black card milik kalian semua. Jika aku hilang, aku hanya perlu mencari mesin ATM terdekat." Sehun tersenyum bangga. Sebagai yang termuda ia begitu dimanja oleh yang lain. Masalah black card itu perkara mudah bagi sultan-sultan itu.

"Hari ini saja aku menggunakan black card milik Xiumin hyung untuk mentraktir Zesya berkeliling ." Xiumin yang sedang asyik mengunyah langsung saja tersedak. Ia menatap Sehun tidak percaya.

"Pantas saja tiba-tiba tagihannya membengkak beberapa saat lalu! Itu ternyata ulahmu," kelekar Xiumin telah menemukan titik kebingungannya. "Apa yang kau traktir Zesya hingga menghabiskan 20 juta dollar?" Tanya Xiumin sabar.

Zesya yang sedang meminum tehnya lagi-lagi tersedak, kali ini lebih parah dari sebelumnya karena airnya keluar melalui lubang hidungnya.

"Aww..." Zesya merasakan perih pada hidungnya. Chanyeol yang berada paling dekat dengannya, segera menyodorkan sehelai tisu.

"Apa kau bercanda? 20 juta dollar hanya untuk berkeliling tanpa membeli apapun!"

Sehun kembali menyela ucapan Zesya. "Aku memberikanmu dua kotak es krim dari kedai tadi."

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang