"Aku bisa membuatmu jatuh,jatuh cinta kepadaku!"
^^^^^Zesya mengangkat kepalanya saat mendengar begitu banyak langkah kaki yang mengarah ke arahnya. Pertama kali ia mengangkat wajahnya, detik itu pula, wajah Chanyeol yang pertama kali ia tatap.
Sejenak Zesya tertegun. Semuanya ada disini."Apa kalian baik-baik saja?" Chen mematahkan kontak batin Zesya yang terus terjadi antara dirinya dengan otaknya sendiri.
Suho mengangguk sebagai jawaban. Pria yang sejak tadi hanya berdiri, seraya bersandar di dekat pintu kamar rawat itu.
Sehun melangkah ke arah Zesya, tanpa sepatah kata ia melepas jaketnya kemudian ia sampirkan di bahu Zesya. Membuat yang lain menatap Sehun penuh arti. Sekarang pria itu benar-benar menunjukkan perhatiannya pada Zesya secara terang-terangan.
"Tidak perlu. Kau juga pasti kedinginan bukan?" Tolak Zesya seraya ingin melepas jaket Sehun. Namun, pria itu segera menepuk tangan Zesya dengan membelalakkan matanya tajam.
"Siapa yang menyuruhmu melepasnya? Aku tidak bilang jika aku kedinginan," ujar Sehun semakin merapatkan jaketnya di tubuh Zesya.
Chanyeol menarik bahu Sehun menjauh membuat jarak mereka dengan Zesya kembali tebentang cukup jauh. "Aku sudah sering melarangmu untuk tidak mendekati Zesya."
Zesya hanya melirik saat namanya disebut-sebut. Kepalanya jauh lebih pusing dengan semua ini. Mengurusi kedua pria jauh lebih tidak berguna.
"Aku tidak mendekatinya. Kau tidak lihat, jika di jaketnya terdapat noda darah? Aku hanya berusaha bersikap baik." Sehun mendengus kesal. Si pria sensi itu memilih duduk di dekat Suho.
D.o berdeham pelan. Ia menarik tangan Kai, membuat si empu menoleh bingung.
"Ada apa?" Tanya Kai kebingungan. Ia masih berusaha mencerna semua kejadian ini. Karena sejak tadi, tidak ada yang berusaha membuka pembicaraan.
"Kita ke kantin rumah sakit saja dulu, mereka berdua pasti belum makan." Seperti biasa D.o akan bersikap seperti seorang ibu yang menjaga anak-anaknya. Tidak membiarkan mereka terlewat sedikitpun sesuatu yang penting untuk kehidupan. Contohnya makan.
"Aku ikut!" Baekhyun dan Lay serentak mengikuti langkah yang lain untuk mendatangi kantin rumah sakit.
Yang tersisa hanya Zesya, Suho, Chanyeol, Sehun, Chen, dan Xiumin. Mereka duduk dengan memencar.
Saat Zesya bangkit, semua tatapan langsung tertuju pada gadis itu. "Mau kemana?" Xiumin pertama kali mempertanyakan kebingungannya.
"Ini sudah cukup larut, aku harus sholat dulu." Lagi dan lagi. Zesya berhasil membuat yang lainnya terpengarah takjub.
"Biar aku temani." Xiumin lebih dahulu bangkit. Tidak membiarkan yang lain menyela. Memberikan sedikit waktu untuk yang lain merundingkan semuanya.
"Aku juga ingin menemani Zesya!" Serentak mereka menatap Sehun dengan kedua alis terangkat. Membuat pria tampan itu seketika membungkam dengan wajah memberengut tak karuan.
"Hanya sebentar." Seperti seorang kakak, Zesya menyempatkan mengusap sekilas rambut Sehun. Tanpa bisa Sehun cegah ia tersenyum kecil. Saat keduanya telah berlalu. Barulah Chen membuka suara.
"Bagaiman bisa kalian berada disini?"
Suho yang tadi memejamkan matanya, perlahan membuka kedua kelopak matanya.
"Singkatnya, seseorang menolang Zesya yang hampir tertabrak---"
"---Apa Zesya baik-baik saja?!"Chanyeol lebih dahulu menyela. Membuat Suho menghela nafas panjang. "Oke lanjutkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...