"Anggap saja kritikan mereka adalah undakan tangga untukmu meraih kemenangan."
Zesya mempertahan senyumnya. Dia bukan gadis yang mudah tersenyum sana-sini, tetapi mempertahankan attitude adalah hal penting baginya."Ms. Kana, kau hanya cukup memanggilku Parvan saja seperti biasa. Tidak perlu memanggil nama belakangku,"potong pria yang katanya berasal dari Indonesia.
"Sudah-sudah! Woww ... Zesya kau sungguh berbakat menyatukan keunikan dalam dirimu. Dari data yang saya lihat, kau bahkan bukan dari academy bergengsi manapun. Tapi kau bisa bersaing dengan baik bersama peserta yang lainnya!"
Komentar juri seperti ini yang selalu membuat Zesya merasakan jantungnya berdebar tak karuan. Ruangan yang dingin ini tidak ada apa-apa baginya.
"Tidak juga, tariannya benar-benar tidak memadai. Seperti yang saya katakan sebelumnya jika gerakannya membuatku pusing." Mr. Parvin dengan komentar pedasnya membuat Zesya tersenyum kaku.
"Hanya sedikit, mungkin saja dia kurang menguasai gerakan itu. Selebihnya gadis ini terlihat begitu keren. Suaranya tidak kalah bagusnya dengan penyanyi aslinya."
Zesya sedikit membungkukkan tubuhnya, ia tersenyum sopan. "Terimakasih!"
"Kau tidak bisa senang dulu, golden ticket belum tentu kau dapatkan esok hari." Sudah pasti orang itu adalah orang yang sama dalam hal menjulidin Zesya.
"Hm ... Malam ini pulanglah, kau sudah melakukannya dengan begitu indah. Jam Dua belas siang besok kita akan berkumpul lagi, selalu melakukan hal yang kreatif Zesya."
"Sekali lagi terimakasih, selamat malam!" Baru saja Zesya akan melangkahkan kakinya ke luar ruangan, tetapi satu komentarnya membuat ia mendelik kesal.
"Jika kau terpilih nanti usahakan senyummu lebih manis dan tidak menunjukkan wajah judes." Selalu saja. Zesya menggerutu kesal dalam hatinya. Dengan sangat terpaksa ia tersenyum begitu lebar.
"Maaf tuan, dari dalam perut saya muka saya sudah seperti ini. Senyum saya juga bukan teh manis yang di tambahin gula agar semakin manis." Setelah itu Zesya melenggang tanpa mau menoleh lagi.
Chanyeol langsung berdiri di hadapan Zesya, pria itu masih memegang tas punggung Zesya dengan erat.
"Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal seperti itu? Pusing darimananya? Dia saja yang sudah terlalu tua,"omel Chanyeol tidak terima. Zesya menatap pria di sampingnya dengan alis terangkat.
"Tidak apa, aku menganggap komentar mereka adalah anak tangga untuk kembali melangkah. Kau melihatnya? Kau melihatku tampil?"
"Tentu saja."
Keduanya melangkah keluar gedung dengan saling bersisihan, tetapi Chanyeol memberhentikan langkahnya membuat Zesya juga terpaksa melakukannya.
"Tunggu sebentar, aku benar-bensr tidak tahan!" Setelah mengucapkan itu Chanyeol ngacir secepat kilat kembali memasuki gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...