6. Faeza diam.

259 78 22
                                    


"Gak ada adek yang mau lihat kakaknya di khianatin."

^^^^^^

"Gue pulang dulu, jangan pada kangen. Kalau nanti disini ada yang cari cogan kasih aja nomor bokap gue, biar nanti malam pada war di rumah. Pengen banget gue lihat bokap gue jadi jomblo ngenes," seloroh Faeza seraya memakai jaket bombernya. Sebagai pemuda di kota metropolitan sudah pasti Faeza juga menjadi salah satu dari mereka.

Antarik melemparkannya dengan kulit kacang. Mereka baru saja menyelesaikan turnamen.

"Bokap sendiri dinistakan, durhaka lo baru tahu rasa," ujar Antarik geleng-geleng kepala dengan tingkah Faeza yang kurang waras.

Bobby yang sejak tadi menghabiskan makanan Faeza kini melirik kearah pintu cafe yang terbuka. "Daripada lo mikirin tentang durhaka-durhaka. Noh, coba lihat mantan lo yang baru putus sama lo satu jam yang lalu udah ada gandengan baru."

Kepala Antarik dengan cepat bergerak mengikuti arah yang Bobby tunjuk. Matanya kini terbelalak kesal.

"Babi, asu, anjeng... Tahan gue woy. Panas banget ini, pengen tonjok muka cowoknya," cerca Antarik grasak-grusuk sendiri. "Woy teman ogeb, tahan gue." Faeza dan Bobby hanya saling melirik. Kemudian mengedikkan bahunya acuh.

Faeza dengan tidak berdosanya. Memukul-mukul meja, kemudian bernyanyi dengan keras. "Hareudang, hareudang, panas, panas..."

Bobby tertawa ngakak, mendukung aksi Faeza sambil mengadu sendok dengan garpu hingga mengundang suara gaduh dari meja mereka.

"Sialan lo pada," tanpa ragu Antarik memitng kepala Faeza dan Bobby. Kemudian berseru keras kearah mantannya itu. "Salsa, sini lo."

Salsa bersama dengan gandengannya itu berjalan menghampiri ketiga pemuda gesrek yang entah berasal dari planet mana.

"Lo brengsek bener, baru putus sama gue ada pacar baru. Woy... Lo cowok barunya bekas gue, siapa nama lo?" tanya Antarik dengan tidak santainya.

Salsa berdecih sinis. "Mana mau gue jomblo lama-lama. Kenalin dia pacar gue, Kevin Atmaja."

Kevin menyisir rambutnya hanya dengan tangan kosong. Kemudian menyodorkan tangan kanannya ke arah Antarik.

"Kevin. Lo mantannya Salsa, kan? Gini banget sih mantan lo, Sal. Begonya natural," sindir Kevin dengan alis terangkat.

Namun, baru saja Antarik akan membalas jabatan tangan Kevin, Faeza sudah lebih dahulu menepis tangan Kevin. Senyum sinisnnya tersungging lebar.

"Lo tong sampahnya teman gue? Gini amat, sih, gak ada modelan lain apa? Mukanya pucet kayak pocong," balas Faeza disusul dengan siulan Bobby yang memukul meja beberapa kali.

"Ngaca bangke!" sentak Salsa tidak terima. Faeza menatap Salsa remeh. "Gue putih karena scincare yang lebih mahal daripada lo," tukas Faeza menunjuk Salsa.

Bobby menatap Faeza dari samping. "Beneran, Za? Bagi dong." Kedua sahabatnya serentak menatap dirinya marah.

"Sholat sana, jadi muka jahannam lo kena air wudhu," imbuh Antarik menistakan sahabatnya sendiri. Salsa mendengus melihat ketiga pemuda di hadapannya, sambil bergelayut di tangan Kevin ia menatap Antarik.

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang