Hal yang pertama kali Fajar lakukan saat memasuki kelas adalah mencari Senja. Cewek itu masih hutang penjelasan padanya.
[Flashback On]
Setelah berkumpul sebentar dengan anak Black Eagle di kantin, Fajar mengeluarkan motornya untuk mengantarkan Senja pulang. Senja memang meminta Fajar untuk mengantarnya pulang karena dia sedang tidak membawa mobil. Fajar pun mengiyakan permintaannya asalkan Senja bisa sabar menunggunya berkumpul dengan gang-nya.
Saat Fajar sampai di depan gerbang, dia tidak melihat sosok Senja padahal Senja tadi bilang kalau dia akan menunggu Fajar di depan gerbang.
Fajar mengedarkan pandangan. Dia tetap tidak menemukan Senja. Akhirnya Fajar memilih untuk menelpon cewek itu. Sampai tiga kali panggilan, Senja tidak juga mengangkatnya. Fajar beralih mengiriminya pesan tapi pesannya pun tidak dibuka oleh Senja.Fajar semakin kesal. Dia tidak mengerti, kenapa Senja memintanya mengantarnya kalau ujung-ujungnya cewek itu sudah pulang duluan tanpa menunggu Fajar. Seharusnya dia mengabari Fajar kalau dia sudah pulang atau setidaknya dia mengangkat telepon Fajar agar Fajar tidak perlu menunggunya dan mencarinya seperti ini.
Fajar hendak menaiki motornya kembali, tapi seorang perempuan anak kelas sebelah menghampirinya dengan wajah gugup. Sudah menjadi hal biasa Fajar melihat cewek menjadi salah tingkah saat berhadapan dengannya.
“Fajar!” panggil cewek itu dengan ragu. Dilihat dari badge name yang melekat di seragamnya, cewek itu bernama Wenny.
“Iya, kenapa?”
“Lo nyari Senja, ya?” tanya cewek itu.
Sebenarnya Fajar bingung, bagaimana cewek ini bisa tahu kalau dia sedang mencari Senja, apa dia bisa membaca pikiran orang juga seperti neneknya Vano, tapi Fajar tetap mengangguk saja. Dia mencoba mengusir pikiran-pikiran aneh dalam kepalanya.
“Kok lo tahu kalau gue lagi nyari Senja?” tanya Fajar penasaran.
Wenny menunduk, tidak berani menatap mata Fajar. Dia memang terkenal sebagai anak pendiam.
“Gue tadi denger dia ngedumel karena lo lama datangnya,” jawab Wenny.
Diam-diam, Fajar tersenyum tipis membayangkan wajah kesal Senja karena menunggunya terlalu lama dan dumelan-dumelannya yang terkadang dibarengi dengan umpatan. Pasti bibir cewek itu sudah cemberut seperti bebek yang membuatnya terlihat lucu.
“Terus dimana Senja sekarang?”
“Gue tadi lihat dia masuk ke dalam mobil sama dua cowok.”
Dahi Fajar berkerut. Dia menebak-nebak siapa teman Senja yang kemungkinan menjemput cewek itu tadi. Setahu Fajar, teman laki-laki Senja hanyalah dirinya dan anak 11 IPA 3 lainnya--yang pasti Fajar kenal juga.
“Cowok yang sama Senja tadi anak sini juga?” tanya Fajar pada Wenny.
Wenny menggeleng. “Bukan. Gue gak pernah lihat mereka. Mereka juga gak pakai seragam sekolah kita,” jelas Wenny sukses membuat Fajar panik.
“Oke! Makasih, ya,” ucap Fajar.
Wenny mengangguk lalu kembali ke tempatnya berdiri tadi karena dia masih harus menunggu jemputan.
Fajar semakin gencar mengirimi Senja pesan. Dia juga berusaha menelpon Senja meskipun hasilnya sama saja.
Pikiran-pikiran buruk mulai memasuki otaknya. Dia masih menebak-nebak siapa dua cowok yang membawa Senja itu.
Karena kepalanya sudah pusing, Fajar pun kembali masuk ke dalam sekolah dan menemui anak Black Eagle yang masih berkumpul di kantin. Memang seperti itu kalau mereka sedang betah di sekolah. Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, tapi mereka masih belum ingin pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...