AFDS - 24. Film Misteri Versi Senja

265K 29.8K 2.5K
                                    

Senja turun ke dapur setelah membersihkan dirinya. Perutnya merasa lapar, tapi dia sedang tidak ingin makan nasi, jadi dia memutuskan akan membuat cemilan untuk mengganjal perutnya.

Senja membuka kulkas untuk melihat bahan apa saja yang tersedia di dalamnya. Setelah mengamati isi kulkas, Senja memutuskan untuk membuat kentang goreng dan salad buah. Dia mulai mencuci buahnya dan mengupas beberapa jenis buah yang diharuskan untuk dikupas. Setelah itu, dia memotong buah-buahan dan kentang itu menjadi potongan kecil-kecil.

Kalau untuk membuat cemilan seperti ini,  Senja bisa, tapi kalau untuk membuat makanan yang membutuhkan banyak bumbu seperti soto, kari, atau rendang, Senja belum bisa.

Di tengah kegiatannya memotong kentang, dia baru ingat kalau persediaan saus pedasnya habis. Hanya tersisa saus tomat saja. Sayangnya, Senja tidak terlalu suka saus yang terasa manis. Dia lebih suka saus yang terasa pedas.

Senja menghela nafas lalu naik lagi menuju kamarnya untuk mengambil dompet. Sepertinya, membeli saus ke minimarket terdekat lebih baik dari pada dia harus makan kentang goreng tanpa saus. Kalau saja kentangnya belum dia potong, Senja pasti lebih memilih order makanan dari pada harus repot-repot ke minimarket sendiri.

Beginilah keseharian Senja. Melakukan apa-apa sendiri karena orang tuanya sibuk bekerja. Pulangnya pun malam. Kadang mereka lebih memilih menginap di apartemen karena dekat dengan kantor dari pada pulang ke rumah. Senja memaklumi itu. Mereka mencari uang juga untuk mencukupi kebutuhannya. Senja malah bangga dengan orang tuanya yang pekerja keras meskipun jarang pulang dari pada selalu berada di rumah dan menjadi pengangguran. Di jaman sekarang, mendapat pekerjaan bisa dibilang cukup sulit, jadi mendapat pekerjaan apa saja harus tetap disyukuri. Karena banyak pengangguran yang mengimpikan pekerjaan mereka.

Senja menyambar dompet dan jaketnya lalu turun lagi ke bawah. Dia berniat pergi menggunakan sepeda saja agar tidak ribet dan juga sehat. Lagi pula, barang yang ingin dia beli pun sedikit.

Seseorang yang sedang berdiri dengan gugup di depan rumahnya berhasil membuat Senja terkejut. Dahinya berkerut bingung. Otaknya bertanya-tanya tentang alasan kenapa orang itu berdiri di halaman rumahnya. Senja memang berniat mencari satpam, tapi orang itu terlalu tampan untuk menjadi satpamnya.

Senja berjalan menghampirinya. Menyadari kalau Senja menghampirinya, cowok itu menjadi semakin gugup. Tidak pernah dia semati kutu ini menghadapi seorang perempuan. Hanya dengan Senja, dia rela berdiri hampir satu jam karena ragu untuk mengetuk pintu.

“Ada apa? Lo mau nyulik gue lagi?” tanya Senja sinis.

Cowok itu tersenyum awkward. Sindiran Senja membuatnya semakin merasa tidak enak.

Suudzon banget, sih! Gue cuma mau main aja,” jawab Garrel mencoba santai.

“Terus, kenapa lo malah berdiri disini? Kenapa gak langsung masuk aja?” tanya Senja masih bingung dengan kedatangan Garrel yang tiba-tiba. Seharusnya, cowok itu mengabarinya terlebih dahulu dari pada berdiri di halaman menunggu Senja keluar.

“Takut lo gak ngizinin gue masuk?” jawab Garrel lebih terdengar seperti pertanyaan. Tatapan polosnya malah membuatnya semakin lucu.

Senja terkekeh. “Ya, pasti gue izinin lah. Gue gak pernah nolak tamu sekalipun itu penagih hutang,” canda Senja. Kegugupan Garrel akhirnya berkurang melihat respon Senja.

“Kirain kan, lo masih dendam karena pernah gue culik.”

“Enggaklah. Kan, lo kasih makan. Beda lagi kalau waktu itu gue gak lo kasih makan, pasti gue dendam banget karena lo udah buat perut gue keroncongan,” sahut Senja dengan kekehan.

Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang