“Kalau boleh tahu, siapa yang udah bikin lo kayak gini?” tanya Senja setelah beberapa menit hanya ada keheningan.
Fajar yang sedang fokus menonton We Bare Bears langsung menoleh setelah mendengar cewek disampingnya bersuara. Senja sudah tidak duduk di kursi lagi. Dia sekarang ikut duduk di atas ranjang atas permintaan Fajar.
“Kenapa lo tanya gitu?”
Senja mengedikkan bahu. “Gue cuma pengen tahu aja, cowok banci mana yang beraninya main keroyokan.”
Fajar terkekeh mendengar nada kesal dari ucapan Senja.
“Lo kayaknya gak terima gue diginiin.”
“Dih! Bukannya gitu, gue cuma jijik aja denger ada gang yang mainnya keroyokan kayak gitu. Dari pada pakai motor, mending pakai rok aja,” gerutu Senja.
“Lo sama temen-temen lo juga biasanya suka ngeroyok Vano.”
Senja berdecak kesal. “Emang temen lo aja yang sukanya mancing keributan.”
Tawa Fajar semakin keras melihat wajah cemberut Senja. Tawanya langsung berhenti saat Senja meliriknya tajam.
“Gue jadi penasaran, apa motif mereka ngeroyok lo? Kenapa cuma lo sendirian yang diserang?” tanya Senja dengan menatap Fajar penasaran.
“Karena mereka cuma punya masalah sama gue.”
“Masalah apa?” Senja semakin penasaran. Kerutan di dahinya muncul dengan mata yang masih menatap Fajar. Menunggu jawaban dari cowok itu.
“Lo gak perlu tahu,” jawab Fajar dengan mengalihkan pandangan ke televisi.
Senja mencebikkan bibirnya kesal. “Karena kalian udah nyuruh gue kesini, jadi gue harus tahu masalahnya apa.”
“Gue gak minta lo kesini.”
Jawaban Fajar membuat Senja semakin kesal. Bukan jawaban seperti itu yang Senja inginkan. Ucapan Fajar itu menyiratkan seolah dia tidak mengharapkan kedatangan Senja.
“Oke, gue pulang.”
Senja beranjak turun dari ranjang, tapi dengan sigap Fajar menahan lengannya.
Fajar mengerang kesakitan karena gerakan cepatnya itu membuat tangannya yang terluka terasa sangat sakit.
Senja sebenarnya khawatir, tapi dia tetap memasang tampang tidak peduli karena terlanjur kesal dengan ucapan cowok itu.
“Lo tega ninggalin gue dalam keadaan kayak gini?”
“Kenapa enggak? Lo aja gak bisa ngehargain kedatangan gue.”
“Iya-iya, sorry. Sini naik lagi!” Fajar menarik tangan Senja lembut.
Senja tetap diam di tempatnya. Tidak berniat menuruti ucapan Fajar.
Fajar menghela nafas panjang melihat Senja yang dalam mode keras kepala.
“Gue bakal ceritain kalau lo masih mau nemenin gue disini.”
Mendengar itu, Senja kembali naik ke atas ranjang. Dia masih penasaran dengan masalah yang membuat Fajar seperti ini.
Fajar kembali meraih tangan Senja saat cewek itu sudah duduk kembali di sampingnya. Fajar menggenggamnya lembut untuk mengantisipasi kalau Senja mencoba pergi lagi.
“Gak usah pegang-pegang!” ucap Senja judes. Tangannya berusaha melepaskan diri dari genggaman Fajar, tapi cowok kampret itu malah mengaitkan jari tangan mereka.
“Kayaknya, tangan lo emang diciptain buat gue genggam deh, Ja. Rasanya pas gini.” Fajar menggerak-gerakkan tangan mereka yang saling tertaut.
Senja mengulum bibirnya menahan senyum. Dia akui, sangat sulit untuk bisa kesal dengan Fajar. Cowok itu selalu saja mampu meluluhkannya dalam waktu singkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/230905465-288-k335423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...