Senja bergegas keluar saat mendengar suara motor berhenti di depan rumahnya. Tak lupa dia membawa serta helmnya yang berwarna pink putih untuk melindungi kepalanya sekaligus rambutnya agar tidak terlalu acak-acakan.
Fajar tersenyum geli melihat Senja memakai sepatu dengan terburu-buru padahal ini masih pagi. Saking terburu-burunya sampai Senja tidak sadar kalau tali yang dia simpulkan masih longgar. Hal itu membuat talinya terlepas saat dipakai Senja berjalan.
"Berhenti disitu!" perintah Fajar membuat Senja langsung berhenti melangkah. Dia menatap Fajar bingung.
Melihat Senja hanya berdiri di tempatnya dengan wajah bingung, Fajar pun turun dari motornya dan melangkah menghampirinya.
Fajar tiba-tiba jongkok di depannya membuat Senja reflek mundur. Dia terkejut dengan tindakan Fajar yang tiba-tiba.
"Gue cuma mau ngikat tali sepatu lo aja. Lo bisa jatuh kalau tetep berjalan dengan tali sepatu lepas kayak gini," jelas Fajar. Jarinya mulai mengikat tali di sepatu Senja dan membentuk simpul.
Senja menunduk menatap Fajar dengan tatapan kagum. Siapa yang mengira kalau Fajar si cuek bisa begitu peduli padanya sampai mau mengikat tali sepatunya. Rasanya Senja semakin mengagumi cowok itu. Perlakuan manisnya selalu sukses membuat hati Senja berdebar-debar. Kalau saja Senja tidak mengulum bibirnya sendiri, mungkin dia sekarang sudah cengengesan seperti orang gila. Seberbahaya itu memang efek perlakuan manis Fajar bagi Senja.
Fajar berdiri dari posisi jongkoknya setelah tali sepatu Senja sudah terikat erat. Dia menatap Senja lembut.
"Lain kali gak usah buru-buru! Gue gak akan ninggalin lo meskipun lo baru keluar pas bel masuk udah bunyi sekalipun."
Senja semakin sulit menyembunyikan senyumnya saat mendengar kata "Gue gak akan ninggalin lo" keluar dari mulut Fajar. Entah kenapa itu terdengar seperti sebuah janji di telinga Senja.
Senja hanya bisa mengangguk untuk merespon ucapan Fajar. Cukup sulit menjawab dengan kata-kata disaat seperti ini. Senja hanya takut bukan jawaban yang keluar dari mulutnya, tapi jeritan baper yang sedari tadi dia tahan.
"Yuk!"
Senja mengikuti Fajar menuju motor cowok itu. Dia tidak berani berjalan di samping Fajar karena takut Fajar mengetahui mukanya yang sudah memerah karena ulah cowok itu.
Saat Senja hendak memasang helm ke kepalanya, helm itu direbut oleh Fajar. Tanpa berkata apapun, Fajar memasangkan helm itu ke kepala Senja lalu mengaitkan kaitannya karena dia tahu Senja selalu kesusahan mengaitkan helmnya sendiri.
"Tumben lo gak minta bantuan gue buat masangin helm lo?" tanya Fajar heran.
Senja mencebikkan bibirnya kesal. "Bukannya lo yang gak mau setiap gue mintain bantuan?" sindir Senja.
Kekehan keluar dari bibir Fajar. Senja terlihat lucu saat merajuk seperti itu.
"Udah, jangan cemberut mulu! Ayo, naik!"
Senja langsung naik karena waktu juga terus berjalan. Dia tidak mau terlambat hanya karena berdebat dengan Fajar.
Tanpa rasa malu dan sungkan sedikitpun, Senja melingkarkan tangannya di perut Fajar. Memeluk cowok itu erat untuk bisa saling menyalurkan kehangatan di tengah dinginnya udara pagi. Fajar pun tidak menolak. Tangannya ikut mengusap punggung tangan Senja yang melingkari perutnya agar cewek itu merasa hangat.
Di balik punggung Fajar, Senja sedang mesem-mesem seperti orang gila. Biarkan dia berbahagia setelah berhari-hari harus merasakan panasnya api cemburu.
Fajar telah memilihnya dan Senja tidak akan melepaskannya begitu saja meskipun cowok kampret itu masih menggantungkannya layaknya jemuran.
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Novela Juvenil(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...