Senja duduk sendirian di kantin. Matanya bergerak-gerak mengikuti pergerakan orang yang berlalu lalang di depannya. Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Itu juga yang membuat murid-murid Raden Wijaya berbondong-bondong ke parkiran untuk mengambil kendaraan.
Hal berbeda terjadi pada Senja. Alih-alih menuju parkiran atau menuju gerbang, Senja lebih memilih menuju kantin untuk mengisi perutnya. Lagi pula, Fajar juga masih ada urusan dengan teman-temannya dan Senja tidak mungkin pulang tanpa cowok itu karena Senja tadi berangkat bersama Fajar.
Omelet yang tadi tersaji di depan Senja sekarang sudah masuk ke dalam perut cewek itu. Begitu pula brownies coklat dan keripik kentang. Coklat dinginnya pun sudah tinggal setengah gelas padahal dia baru menunggu 10 menit.
Fajar memang sudah sangat hafal kalau pacarnya itu suka ngemil. Itu juga yang membuatnya meninggalkan dompetnya beserta tasnya pada Senja. Cowok itu membebaskan Senja menggunakan uangnya, tapi Senja tidak melakukannya. Dia membeli makanan dengan uangnya sendiri.
Senja memainkan ponselnya untuk mengusir kebosanan. Kali ini dia bermain game cacing seperti yang pernah dia mainkan di ponsel Fajar. Sesekali tangannya meraih minumannya dan meminumnya sembari tetap menjalankan permainannya.
“Senja!” tiba-tiba ada suara seseorang memanggil namanya.
Senja menoleh sekilas lalu kembali fokus pada permainannya. Senja tidak terkejut saat mendapati Immah berada di sampingnya. Senja sudah menduga, cepat atau lambat pasti Immah akan mendatanginya.
Setelah video tentang mundurnya Jack Devils hanya karena berhadapan dengan cewek-cewek tersebar, gang Jack Devils menjadi bahan olok-olokan publik. Baik bahan olok-olokan antar gang ataupun antar kampus. Banyak yang menghujat mereka di social media maupun di dunia nyata. Bahkan ada yang menjadikan foto dan video Jack Devils sebagai meme. Hal itu membuat Jack Devils merasa malu dan terhina sampai tidak berani memunculkan wajah mereka belakangan ini. Di basecamp dan tempat nongkrong pun mereka tidak terlihat. Mereka seolah hilang di telan bumi.
Video yang berdurasi 4 menit itu benar-benar mampu menghentikan aksi mereka. Ya, dari berpuluh-puluh menit video yang telah direkam Vano, hanya 4 menit yang diambil dan disebarkan. 4 menit itu berisi detik-detik saat Jack Devils mundur. Tentu saja tanpa mengikutsertakan video saat Senja menembakkan pistolnya ke udara karena Senja tidak sebodoh itu. Orang-orang pasti akan mengira itu pistol sungguhan dan membuat Senja berada dalam masalah. Di video singkat itupun sama sekali tidak menunjukkan jika Senja sedang membawa pistol. Vano cukup pintar mengambil angle sampai pistol yang Senja pegang tidak terlihat sama sekali. Senja memang sengaja menurunkan pistolnya di detik-detik terakhir agar rekamannya sesuai dengan yang dia harapkan. Vano yang tiba-tiba pintar setelah makan nasi padang pun melakukan tugasnya dengan sangat baik.
“Ada apa?” tanya Senja tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar ponselnya.
“Aku mau ngomong sama kamu.” Dari nada bicara Immah, Senja tahu kalau cewek itu sedang menahan amarah.
“Ngomong aja, gue dengerin!”
Senja tetap memainkan game-nya dengan santai. Hal itu membuat kekesalan Immah semakin memuncak. Tanpa sadar, tangannya sudah menjambak rambut Senja sampai wajah Senja menoleh padanya.
“Argh... Lo gila?! Rambut gue baru dari salon kemarin dan sekarang malah lo jambak-jambak!”
Senja berdiri dengan menatap Immah kesal. Sebelum itu, dia menyempatkan untuk menjeda permainannya yang akan dilanjutkan nanti setelah drama ini berakhir.
Plak
Ini jauh dari dugaan Senja. Dia mendapat tamparan dari Immah. Cewek yang biasanya hanya bisa menunduk itu sekarang membuat pipi Senja merasa sakit dan berdenyut-denyut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...