Tangan Senja meraih satu buah apel berwarna merah lalu memakannya. Dia mendudukkan dirinya di kursi meja makan sembari memperhatikan mamanya yang sedang memasak.
Akhir pekan kali ini Senja tidak ada jadwal kemanapun. Teman-temannya sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Vinka sedang melakukan photoshoot, Keyla ke rumah saudara, dan Fifi ke dokter hewan karena kucingnya sedang sakit. Sebenarnya masih ada satu kandidat lagi yang bisa menjadi partner main Senja, tapi Senja yakin orang itu belum bangun jam segini. Siapa lagi kalau bukan Fajar Arvandi. Di hari sekolah saja dia bangun siang apalagi di hari libur seperti ini. Pasti cowok itu akan bangun nanti tengah hari.
“Senja...” panggil Sarah dari dapur.
“Ya, Mom,” sahut Senja.
“Sini bentar!”
Senja segera menghampiri mamanya yang sedang memasak di dapur. Senja menduga, mamanya akan menyuruhnya membeli sesuatu atau membantu menggoreng ikan.
“Tolong antar ini ke rumahnya Tante Vega sama Tante Gita.” Sarah memberikan kotak makanan bening yang berisi rendang.
Senja menerimanya, tapi dia ragu untuk menjalankan tugasnya. Apalagi dia harus mengantarkannya ke rumah Fajar juga. Senja masih belum siap bertemu calon mertua setelah statusnya berganti menjadi pacar Fajar. Akhir pekan seperti ini biasanya semua keluarga Fajar ada di rumah. Hanya Fajar saja yang tidak ada.
“Gimana kalau aku ngantar ke rumah Tante Vega, Mama yang ngantar ke rumah Tante Gita?” Senja tersenyum dengan mata berkedip-kedip berharap mamanya luluh. Dia mencoba membuat penawaran. Siapa tahu mamanya bersedia membagi tugas.
“Gak bisa, Ja. Mama masih harus nyiapin buat diantar ke tetangga kita yang lain.”
Senja cemberut. Habis sudah dirinya sebentar lagi. Apalagi kalau dia bertemu Bayu. Pasti Bayu akan meledeknya habis-habisan seperti kemarin-kemarin saat mereka tidak sengaja bertemu.
“Emang kenapa, sih, kamu gak mau ngantar ke rumah Tante Gita? Kamu berantem lagi sama Fajar?” Sarah menatap anaknya curiga.
“Enggak.” Senja menggeleng. Bukannya berantem, yang ada mereka malah lagi sayang-sayangnya.
“Terus, kenapa? Kamu gak habis nyuri mangga depan rumahnya Tante Gita, kan?”
Senja menggeleng cepat. Bisa-bisanya mamanya berpikiran seperti itu. Kenapa Senja harus mencuri kalau Fajar saja akan memberikannya dengan senang hati.
“Ya udah, kalau gitu cepat antar kesana!”
Senja mengangguk dengan wajah memelas. Mencoba membuat mamanya kasihan dan tidak jadi menyuruhnya. Bukannya iba, yang ada Sarah malah mengibaskan tangannya dan menyuruh Senja cepat pergi.
Dengan enggan, Senja melangkahkan kakinya keluar rumah. Baru kakinya ingin melewati pagar, panggilan dari Beni membuatnya balik badan.
“Mau kemana, Ja?” tanya Beni di tengah kegiatannya mencangkok tanaman.
“Mau nganterin makanan ke rumahnya Tante Vega sama Tante Gita.”
“Nah, kebetulan. Bilang sama Om Andi, besok Papa ngajak main layang-layang di lapangan!”
Senja tercengang mendengarnya, tapi tidak lama kemudian dia mengangguk. Pantas saja papanya kemarin sampai tidak tidur hanya demi bisa membuat layang-layang sendiri. Ternyata papanya itu tidak mau kalah dengan yang lain dan ingin ikut menghiasi langit dengan layang-layang.
Setelah Beni selesai bicara, Senja melangkahkan kakinya lagi menuju rumah Vega. Tepat di sebelah kanan rumahnya.
“Assalamualaikum, Tante Vega.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...