AFDS - 32. Gosip Panas

226K 25.6K 1.7K
                                    

“Gue punya gosip panas, woy!” teriak Vinka yang baru saja masuk kelas, tapi sudah membuat kehebohan.

Senja dan kedua temannya yang sedang asik rumpi bertiga pun menoleh. Vinka memang suka menceritakan gosip yang dia dengar dari orang lain, tapi biasanya dia hanya menceritakannya pada teman satu gang-nya saja, jadi teman-temannya cukup heran saat Vinka berniat memberitahu gosip yang dia dengar pada seisi kelas.

“Gue heran, kenapa lo selalu dapat gosip baru, sih, setiap balik dari kelas Fergie? Lo diajak ghibah sama Fergie?” tanya Keyla heran. Kedua temannya pun mengangguk setuju.

Vinka memutar bola matanya jengah. Keyla itu pura-pura heran padahal dia juga suka saat Vinka membawa berita up to date.

“Nggaklah. Lo pikir cowok gue apaan?” bantah Vinka.

“Terus?” Fifi menatap Vinka penasaran. Menunggu kelanjutan ucapan Vinka.

“Gue kan ngelewatin kelasnya biang gosip, jadi gue selalu tau gosip terbaru. Lagian, gue juga udah lihat buktinya sendiri kemarin.”

Para cewek masih menunggu Vinka menceritakan gosipnya, tapi Vinka malah menggantung ucapannya.

“Ya udah, apa gosipnya?” tanya Senja jengah.

Vinka nyengir lebar. Dia mengedarkan pandangan. Saat matanya mendapati sosok tokoh utama di dalam kelas, dia mulai bersiap menceritakan gosip panas yang baru diangkat dari mulut Karren, si biang gosip.

“Kemarin, ada yang pulang bareng sampai bikin geger satu sekolah,” gantung Vinka membuat teman-temannya semakin gemas.

“Jadi, lo lihat waktu gue pulang dijemput Zayn Malik? Padahal kita udah berusaha backstreet.” Senja pura-pura terkejut. Semua temannya menatapnya jengah. Sudah digantung Vinka, sekarang harus mendengar kehaluan Senja pula.

“Diem lo! Ini berita buruk buat lo. Mampus, lo bentar lagi jadi sad girl!”

“Teman macam apaan lo? Bukannya bawain berita baik, malah bawain berita buruk buat temannya,” sahut Vano yang sedari tadi menyimak pembicaraan cewek-cewek.

“Heh! Ini terjadi juga gara-gara kepala suku lo!” balas Vinka tidak terima.

Semuanya semakin bingung mendengar perdebatan double V. Apalagi mereka membawa-bawa Fajar juga.

Raut wajah Senja berubah datar. Dia tiba-tiba merasa tidak enak. Hatinya pun merasa deg-degan menunggu gosip yang akan diceritakan Vinka.

“Woy! Jangan pada berantem! Buruan ceritain! Apa gosipnya?” lerai Keyla membuat double V langsung diam.

Vinka mendorong tubuh Vano menjauh agar tidak mengganggunya mengumumkan gosip panas yang sudah ditunggu-tunggu teman-temannya.

“Fajar kemarin pulang bareng Immah anak 11 IPA 1,” ucap Vinka dengan suara keras dan hanya dalam sekali tarikan nafas.

Deg.

Hati Senja tiba-tiba terasa nyeri. Seperti ada sesuatu yang menusuknya. Namun, raut wajahnya tidak berubah. Dia tetap menampilkan wajah datar seolah ingin menyembunyikan perasaan yang sekarang sedang dia rasakan.

Bukan hanya rasa cemburu, tapi rasa kecewa lebih mendominasi disini. Senja memang belum terlalu mengerti tentang perasaannya pada Fajar. Yang pasti, hatinya sakit saat tahu Fajar tidak bisa mengantarnya pulang karena dia mengantar cewek lain.

Senja tidak masalah kalau Fajar tidak ada untuknya karena urusan gang-nya atau keluarganya, tapi kalau untuk perempuan lain? Rasanya Senja tidak rela. Dia jadi meragukan perjanjian yang telah diucapkan Fajar tempo hari. Dia sudah menjauh dari Garrel, tapi Fajar tidak bisa menepati janjinya untuk selalu ada disaat Senja membutuhkannya.

Pertanyaan-pertanyaan random mulai muncul di pikiran Senja.

Sebenarnya, apa maksud Fajar membuat Senja baper, kalau saat Senja sudah baper, Fajar malah beralih membuat baper cewek lain?

Apa Senja yang terlalu baper pada Fajar?

Kalau tidak ingin membuat Senja baper, setidaknya jangan memperlakukan Senja dengan sangat manis karena Senja hanya perempuan biasa yang mudah luluh saat diperlakukan seperti itu.

“Apaan, sih? Gue cuma nganterin dia pulang aja. Gak usah buat gosip yang nggak-nggak!” sahut Fajar menjelaskan.

“Wuidih... Gue kira lo cuma suka nganterin Senja aja, ternyata Immah lo gebet juga,” balas Vinka mengompori.

“Bukan urusan lo!”

Vinka mengedikkan bahu lalu berjalan menuju bangkunya untuk meletakkan tas. Teman-temannya langsung membentuk lingkaran untuk membahas gosip yang Vinka bawa. Senja ikut nimbrung saja meskipun dia yakin pembahasan mereka akan semakin membuat hatinya tidak karuan.

“Kok bisa, sih, Fajar sama Immah?” tanya Fifi heran karena sejauh ini yang pernah dekat dengan Fajar hanya cewek-cewek terkenal saja dan Immah jauh dari kata itu. Cewek itu tidak pernah keluar kelas bahkan untuk membeli makanan sekalipun. Dia selalu membawa bekal sendiri. Mungkin dia keluar kelas saat upacara dan pulang saja. Fifi tahu semua itu karena teman-teman kompleknya –yang satu kelas dengan Immah—selalu mengghibah tentang cewek itu.

“Kalau menurut gue, sih, pasti ada udang di balik batu. Gak mungkin banget Fajar tiba-tiba bisa dekat sama Immah,” jawab Vinka berpendapat.

Fifi dan Keyla manggut-manggut setuju dengan pendapat Vinka, sedangkan Senja hanya mendengarkan saja tanpa berniat bertanya atau mengeluarkan pendapatnya.

“Menurut lo, apa alasan Fajar tiba-tiba dekat sama Immah?” tanya Keyla masih penasaran.

“Kalau menurut pendapat Karren, sih, Fajar deketin Immah karena dia pinter. Pasti Fajar manfaatin kepinterannya buat ngerjain tugas atau tanya jawaban pas ujian, bisa aja, kan? Dan, gue setuju sama pendapat Karren karena itu yang paling masuk akal, dibanding pendapat orang lain yang bilang kalau Fajar benar-benar suka sama Immah. Gila, aja! Mantan-mantannya Fajar cantik-cantik cuy, meskipun cabe-cabean, sedangkan Immah menurut gue biasa-biasa aja. Ke sekolah aja cuma pakai bedak, rambut dikuncir kuda, sama kacamata tebel. Beda jauh sama mantan-mantan Fajar sebelumnya,” ucap Vinka panjang lebar disertai nyinyiran.

“Parah lo, kalau ngatain orang! Siapa tahu Fajar emang gak lihat penampilannya.” Keyla menoyor kening Vinka gemas. Temannya yang satu itu memang stylish dan selalu mengedepankan penampilan. Tapi kalau untuk otak, Keyla yakin lebih besar otak Immah.

“Naif banget si Fajar kalau gak lihat penampilan! Realistis aja, sih! Di jaman sekarang, cowok pasti lebih milih cewek cantik. Cowok muka pas-pasan aja nyarinya yang cantik, apalagi yang tampangnya lumayan kayak Fajar. Cuma beberapa gelintir, cowok yang suka sama cewek karena hatinya. Mungkin, itu juga cuma ada di sinetron.”

Mau mengakui atau tidak, tapi yang dikatakan Vinka memang benar. Teman-temannya hanya bisa manggut-manggut setuju. Mereka tidak mendebat karena isi pikiran mereka pun sama dengan Vinka.

Satu hal yang membuat Senja tidak setuju dengan ucapan Vinka. Menurutnya, Fajar tidak suka memanfaatkan orang lain. Meskipun dia tidak pintar dan nilainya selalu jelek, tapi dia tidak suka memalak jawaban pada anak pintar atau menyuruh temannya mengerjakan tugasnya, apalagi mendekati seorang cewek hanya untuk mendapat nilai bagus. Dia hanya menyontek biasa seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain. Andai dia mau, itu bisa saja dia lakukan karena pengaruh jabatannya sebagai ketua Black Eagle, tapi Fajar tidak memanfaatkan jabatannya itu untuk menindas seseorang hanya untuk mendapat nilai bagus. Menurut Fajar, nilai akademis bukan segalanya.

Mood Senja langsung buruk. Dia malas melakukan apapun sekarang. Melihat orang bernafas saja rasanya kesal apalagi harus melihat mood breaker-nya yang duduk tidak jauh dari bangkunya. Rasanya, Senja tidak betah berada di kelasnya sendiri.

🍰🍰🍩🍰🍰

Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang