Senja membereskan alat-alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. Dia bersiap pulang karena bel pulang sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Anak-anak pun banyak yang sudah berhamburan keluar kelas.
“Lo gak mau bareng gue aja, Ja?” tanya Keyla menawarkan tumpangan.
Senja yang sedang memasukkan kotak pensil ke dalam tasnya pun mendongak. “Enggak. Gue bareng Fajar, aja.”
“Senja kan sekarang udah bucin sama si Fajar,” sahut Vinka.
“Ah elah, gak asik lo, Ja! Baru aja masuk komunitas jomblo, sekarang mau resign lagi,” ucap Fifi kecewa.
“Makanya, cari pacar!” balas Senja membuat Fifi mendengus.
Vinka terkekeh. Pacarnya yang sudah menunggu di depan kelas membuatnya harus pergi duluan meninggalkan teman-teman jomblonya yang masih berdebat.
“Lo serius suka sama Fajar, Ja?” bisik Keyla agar orang-orang disekitarnya tidak bisa mendengar.
Senja mengangkat bahunya. “Yang pasti, gue baper sama perhatian dia. Apalagi, setelah lo cerita tentang kejadian di kantin waktu itu. Menurut gue, he’s so gentleman.”
“Tapi, kayaknya dia cuek aja, tuh,” sahut Fifi sembari melirik sekilas ke arah Fajar.
“Emang. Nyebelin banget tuh cowok! Habis baperin gue, bisa-bisanya santai-santai aja kayak gak pernah terjadi apa-apa.”
“Makanya, lo jangan baper dulu! Siapa tahu dia perhatian atas dasar kemanusiaan aja,” ucap Fifi membuat Senja langsung berpikir. Apa yang dikatakan Fifi bisa saja benar. Itu artinya Senja harus membuat Fajar baper juga biar satu sama. Senja tidak mau perasaannya tumbuh sendiri. Dia juga butuh pertanggungjawaban dari Fajar.
“Nih, anak malah diem. Woy! Lo lagi mikirin apaan?” Keyla menyenggol lengan Senja membuat lamunan Senja buyar.
“Jomblo suka kepo, deh!” ucapan Senja membuat kedua temannya melotot kesal.
“Lo juga jomblo, bego!”
Senja mengedikkan bahunya tidak peduli. Dia memakai ranselnya lalu menghampiri Fajar yang masih berada di bangkunya.
“Lo pulang bareng temen lo, aja! Gue mau main basket dulu sama anak-anak,” ucap Fajar. Dia tadi sempat mendengar ajakan Keyla untuk pulang bareng Senja, tapi dia tidak menyangka kalau Senja akan menolak ajakan temannya itu.
“Gapapa. Gue nungguin lo, aja.” Senja mulai melancarkan aksinya. Dia akan membuat Fajar baper juga padanya.
Fajar menatapnya heran, tapi dia tetap mengangguk menyetujui ucapan Senja.“Lo mending pulang sama temen lo aja, deh, Ja! Biar gue bisa nebeng Fajar,” goda Vano. Sebenarnya, dia bisa saja pulang dengan anak Black Eagle lainnya, tapi dia sedang ingin menggoda Senja dan membuatnya kesal.
Senja menggeleng keras. “Enggak! Fajar pulang bareng gue. Lo aja sana, yang pulang bareng Ardian!”
Perdebatan pun dimulai. Vano terus memancing emosi Senja, sedangkan Senja juga mulai terpancing dengan perkataan Vano. Fajar sampai geleng-geleng kepala melihat perdebatan keduanya.
“Minggir, lo berdua! Kalau mau war, di lapangan aja lebih luas! Gue tonton sambil makan kuaci.” Fajar lewat begitu saja di tengah-tengah Senja dan Vano yang sedang berdebat.
Senja menjulurkan lidahnya di depan Vano lalu menyusul Fajar yang sudah keluar kelas. Dia berjalan santai di samping Fajar. Mengabaikan tatapan iri dari para cewek di koridor.
Senja duduk di bangku yang biasa dia duduki saat menonton anak basket latihan. Bedanya, kali ini ada Fajar yang duduk di sampingnya. Cowok itu masih menunggu teman-temannya berkumpul semua. Senja juga masih belum melihat Gerald diantara anak Black Eagle itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...