Senja menidurkan kepalanya di atas bangku dengan tangan yang terlipat sebagai bantalnya. Dia sedang malas melakukan apapun termasuk ke kantin untuk mengisi perutnya. Guntur pun tidak datang ke kelasnya. Cowok itu bilang jika dia sedang mengerjakan tugas yang lupa dia kerjakan di rumah. Untung saja ada Fifi dan Keyla yang pergi ke kantin jadi perut Senja bergantung pada mereka sekarang. Senja tadi sudah pesan roti dan susu kotak pada mereka. Semoga saja mereka tidak lupa dengan pesanan Senja.
Lagu-lagu di playlist berputar bergantian. Mata Senja memperhatikan sekeliling. Mengamati kelakuan teman-temannya yang sedang menikmati jam istirahat dengan berbagai kegiatan. Ada yang makan nasi bungkus yang baru dibeli dari kantin, ada yang ghibah, ada yang nonton youtube bareng, dan dipojok kelas ada kumpulan para gamer yang sedang mabar.
Suara Ariana Grande tiba-tiba berhenti karena ada sebuah panggilan telepon masuk. Senja langsung mengangkatnya setelah membaca nama sang penelepon.
Sang penelepon itu adalah Bu Siska. Beliau meminta Senja untuk memanggilkan Fajar dan menyuruhnya ke ruang BK.
Senja melepas earphone-nya lalu menghampiri Fajar yang sedang bermain game di bangkunya.
“Fajar! Lo disuruh ke ruang BK sama Bu Siska,” ucap Senja saat sudah berdiri di depan bangku Fajar.
“Ngapain?” Fajar tetap memainkan game-nya tanpa berniat menoleh sedikitpun untuk melihat orang yang sedang mengajaknya berbicara.
“Mana gue tahu. Bu Siska kangen kali, sama lo.”
Bu Siska adalah guru BK yang sering anak-anak sebut sebagai pacar Fajar karena selalu meminta Fajar ke ruangannya untuk menemuinya. Tentu saja itu karena absensi Fajar yang selalu membuat Bu Siska pusing, tapi teman-teman Fajar tidak mau mengakui fakta itu. Mereka tetap menganggap Bu Siska memanggil Fajar karena dia kangen sama Fajar, apalagi Bu Siska masih muda dan single juga.
Fajar berdecak kesal mendengar ucapan Senja. “Nanti aja, gue masih nge-game!”
Senja menghubungi Bu Siska kembali untuk mengadukan Fajar yang tidak mau menemuinya.
“Bu, Fajar gak mau ke BK. Katanya, dia masih nge-game,” lapor Senja pada Bu Siska.
“Suruh kesini atau saya akan kesana dan menyeret dia!”
Senja terkekeh mendengar nada kesal dari Bu Siska. Dia dan Bu Siska memang sudah seperti teman karena Bu Siska termasuk orang yang humble pada murid-muridnya.
“Buset! Cepu banget lo jadi cewek!” Fajar melirik Senja kesal lalu kembali fokus ke layar ponselnya.
Senja mengambil ponsel Fajar lalu mengantonginya di saku kemeja. Tatapan mata Fajar menajam saat melihat ponselnya direbut begitu saja oleh Senja.
“Balikin, Senja!” perintah Fajar tegas--tidak ingin dibantah.
Bukannya takut, Senja malah berdiri santai di depannya dengan tersenyum puas karena berhasil mengantongi ponsel Fajar.
“Nggak! Udah, cepet ke ruang BK, sana! Sebelum lo diseret sama Bu Siska.”
“Iya, tapi balikin HP gue dulu! Nanti tim gue kalah.” Fajar tidak bisa mengambil ponselnya karena ponsel itu dimasukkan Senja ke dalam kantong kemeja. Tidak mungkin Fajar bisa mengambilnya sendiri, meskipun wujud ponsel itu terlihat jelas di depan matanya.
“Biar gue yang lanjutin. Cepet pergi, sana!”
Fajar mengacak rambutnya frustasi. Dia tidak yakin Senja bisa melanjutkan permainannya tanpa membuatnya kalah.
Karena gemas dengan Fajar yang tidak kunjung keluar dari bangkunya, Senja pun menarik tangan cowok itu dan menyuruhnya cepat bangun dari bangkunya. Dengan terpaksa, Fajar pun bangun dan keluar dari bangkunya. Bangku yang baru dia tinggalkan satu detik yang lalu itu langsung diduduki Senja tanpa permisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...