Cuitan dan ledekan dari teman kelasnya Senja dapatkan saat dia memasuki kelas. Alisnya terangkat sebelah, tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi. Ada apa dengan teman-temannya? Kenapa semua jadi heboh seolah Senja memasuki kelas adalah hal luar biasa?
“Yang habis berangkat bareng, wajahnya semringah banget,” ledek Vano dengan tatapan jahilnya.
Senja menoleh ke samping kanan-kirinya lalu belakangnya untuk mengetahui orang yang sedang Vano ajak bicara.
“Gue ngomong sama lo, Senja,” kesal Vano membuat yang lain terkekeh.
“Gue? Emang gue kenapa?” tanya Senja masih belum mudeng dengan arah pembicaraan Vano.
Vano menepok jidatnya saking kesalnya dengan ketidakpekaan Senja.
“Lo kan habis berangkat sama Fajar, gimana perasaannya?” Vano mengelus dadanya sendiri. Pagi-pagi Senja sudah berhasil membuatnya naik darah.
“Biasa aja,” jawab Senja singkat lalu melewati Vano untuk menuju bangkunya.
“Wah, parah sih, Jar! Dia gak menghargai lo banget,” ucap Vano mengompori.
Senja melotot tidak terima. Maksudnya, bukan seperti itu. Yang dikatakan Vano tidak benar. Senja sangat menghargai kebaikan Fajar yang mau mengantar jemputnya.
“Biarin, aja! Nanti gak gue anterin balik,” ucap Fajar santai dengan menatap Senja dari bangkunya.
Senja cemberut lalu menghampiri bangku Fajar tanpa peduli kalau teman-temannya sedang menatapnya aneh.
“Jangan percaya Vano! Gue menghargai setiap apa yang lo lakuin buat gue, kok,” jelas Senja tidak mau membuat Fajar salah paham.
Senja yang sekarang duduk di bangku Vano itu membuat sorakan teman-temannya semakin keras.
Fajar terkekeh merasa lucu melihat Senja yang menganggap serius ucapannya padahal dia tadi hanya bercanda saja.
“Gue cuma bercanda aja tadi.”
Senja mendengus. “Hidup lo kebanyakan bercanda!”
“Segitu takutnya lo, gak gue anterin pulang?” ledek Fajar.
“Bukan, gitu! Gue cuma gak mau lo salah paham dan mikir kalau yang dikatain Vano itu bener.”
Fajar terkekeh lagi. “Gue gak sebaperan itu, kali, Ja.”
Senja tidak merespon. Dia malah tidur di bangku Vano dengan membelakangi Fajar.
Sekolah hari ini diawali dengan jamkos dua jam karena guru-gurunya sedang rapat membahas ujian kelas 12. Banyak anak yang berkeliaran di luar kelas atau bahkan masih nongkrong di kantin, tapi untungnya anak kelas 11 IPA 3 mematuhi perintah Ardian yang meminta mereka berdiam diri di kelas meskipun hal itu membuat kelas mereka menjadi kacau karena dipakai untuk tempat bermain. Tapi, itu lebih baik. Setidaknya, Ardian tidak akan terkena omelan Bu Feni karena membiarkan rakyatnya keluyuran di jam pelajaran.
Anak-anak yang tadi menyoraki Fajar dan Senja sekarang sudah berhenti. Mereka melakukan kegiatannya masing-masing. Contohnya seperti Vano yang sekarang menjadi biduan dengan bulu kemoceng yang dia pakai wig dan botol air mineral yang dia gunakan untuk mik. Di sampingnya, ada Erick yang mengiringi Vano bernyanyi dengan sapu di tangannya yang beralih fungsi menjadi gitar. Mereka berkeliling memutari deretan bangku anak perempuan untuk mengamen. Hiburan dari mereka itu pun dibayar dengan permen, snack, ataupun uang oleh para cewek.
Senja tertawa saat Vano tidak mau dibayar dengan permen oleh Keyla, tapi malah meminta restu Keyla agar membiarkan Vano mendekati adiknya.
Di depan kelas, ada Ardian yang menggambar anime dan kartun di papan tulis. Sedangkan, di pojok belakang kelas, ada kumpulan anak laki-laki yang sedang men-charger handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...