AFDS - 27. Perhatian Ala Fajar

267K 33.3K 2.1K
                                    

Semua anak kelas 11 IPA 3 berkumpul di lapangan untuk melakukan olahraga. Semuanya masih bersantai di pinggir lapangan sembari menunggu guru pengajarnya datang. Tadi Pak Yunus sempat izin kalau dia akan datang terlambat karena harus rapat dengan kepala sekolah terlebih dahulu. Jadi, olahraganya belum bisa dimulai.

Banyak anak yang olahraga sendiri sembari menunggu kedatangan Pak Yunus. Untuk Senja yang tidak terlalu suka berhadapan dengan bola, dia lebih memilih duduk di bawah pohon yang rindang bersama teman-temannya agar tidak kepanasan. Matanya sesekali memperhatikan Fajar yang sedang duduk juga di pinggir lapangan. Bedanya, Fajar terkena sinar matahari, sedangkan Senja berlindung dari sinar matahari.

Setelah malam minggu pertama mereka tempo hari, Senja memanfaatkan benefit dari perjanjian dengan sangat baik. Dia meminta Fajar mengantar jemputnya ke sekolah setiap hari. Terkecuali saat Fajar ada urusan, Senja membebaskannya dari tugas. Fajar juga selalu ada disaat Senja membutuhkannya. Mereka sekarang menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Fajar pun sudah tidak terlalu cuek pada Senja.

Untuk apa yang telah Fajar lakukan itu, Senja menepati janjinya dengan tidak berdekatan dengan Garrel. Dia tidak membalas setiap pesan yang Garrel kirim dan menghindar saat Garrel tiba-tiba ada di depan sekolahnya. Dia juga tidak meladeni pesan dari Satria padahal Fajar tidak menyuruhnya menjauhi Satria juga. Senja hanya tidak ingin membuat Fajar kecewa. Itu saja.

Senja menunduk malu karena tertangkap basah sedang menatap Fajar. Cowok itu, yang tadinya memperhatikan tingkah konyol Vano dan Ardian tiba-tiba saja melirik ke arah Senja dan saat itulah tatapan mereka bertemu karena Senja sudah menatapnya lebih dulu sedari tadi. Senja langsung mengalihkan pandangannya, sedangkan Fajar malah tersenyum merasa lucu dengan tingkah Senja.

Tiba-tiba Senja dikejutkan oleh tangan seseorang yang berada di belakang rambutnya. Sebelum Senja sempat menoleh, tangan seseorang itu sudah melepaskan ikatan rambutnya. Kepalanya sampai sakit karena rambutnya sedikit terjambak. Berbeda dengan cara Fajar melepas ikatan rambutnya tempo hari.

Senja menoleh dengan wajah kesalnya. Dia menjadi semakin kesal saat tahu siapa yang melakukan itu tadi. Siapa lagi kalau bukan orang terusil versi on the spot, Revano Ardianto. Cowok itu sudah kabur dengan membawa ikat rambut Senja sembari tertawa puas karena berhasil mengerjai Senja.

“VANO! KEMBALIIN IKAT RAMBUT GUE!” teriak Senja sembari menyusul Vano yang sudah berlari ke tengah lapangan.

“AMBIL SENDIRI, SINI!” Vano terus berlari, sedangkan Senja berusaha menyusul di belakangnya.

Adegan kejar-kejaran itu membuat yang lain ikut tertawa. Mereka merasa terhibur dengan tingkah Vano tanpa peduli kalau Senja merasa dirugikan.

Senja beberapa kali berhenti berlari untuk mengatur nafasnya. Sebenarnya, dia capek, tapi hanya itu ikat rambut yang Senja bawa hari ini. Kalau dia tidak mendapatkannya, dia tidak akan bisa menguncir rambutnya selama olahraga. Andai sedang tidak olahraga, pasti akan Senja ikhlaskan saja ikat rambut itu untuk Vano.

“Ayo dong, Ja! Masa nyerah gitu aja, sih? Mau gue jadiin gelang kaki kalau gak lo ambil nih kunciran.” Vano tertawa meledek. Dia memutar ikat rambut Senja di jari telunjuknya.

Senja melotot mendengar ikat rambutnya mau dijadikan gelang kaki oleh Vano. Dengan cepat, dia menghampiri Vano dan menarik bajunya agar cowok itu tidak bisa lari. Sayangnya, Senja masih tidak bisa mendapatkan ikat rambutnya karena sekarang Vano meninggikan ikat rambut itu sampai Senja tidak bisa menggapainya. Senja sampai meloncat agar bisa mengambilnya, tapi usahanya sia-sia. Bukannya mendapat ikat rambutnya, dia malah mendapat tertawaan dari teman-temannya.

Senja menyerah. Dia menghampiri Fajar yang sedari tadi memperhatikannya tanpa berniat membantu.

“Fajar! Vano gak mau ngembaliin ikat rambut gue!” aduh Senja dengan wajah memelas.

Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang