AFDS - 74. See You

231K 27.8K 6.5K
                                    

Mobil yang akan mengantarkan Fajar menuju bandara di kawal oleh banyak motor. Motor-motor itu dikendarai oleh gang Black Eagle. Di belakangnya, mobil Senja yang berisi Senja dan teman-temannya pun ikut mengiringi. Mereka sengaja berkumpul pagi-pagi sekali agar bisa ikut mengantar Fajar ke bandara. Meskipun Andi tidak suka melihat Fajar ikut gang motor, tapi dia tetap membiarkan teman-teman Fajar mengantar Fajar sebelum anaknya itu pergi.

Sebelum masuk, Fajar berpamitan dahulu pada keluarganya. Memeluk mereka satu persatu. Tangisan dari Gita membuatnya semakin sedih padahal sedari tadi dia pura-pura tersenyum agar terlihat baik-baik saja di depan semuanya.

"Kabarin Mama kalau kamu udah sampai," pesan Gita dengan terisak-isak.

"Iya, Ma." Fajar tersenyum. Menghapus air mata mamanya lalu mencium pipi dan keningnya.

"Kalau butuh apa-apa kabarin gue." Bayu menepuk bahu Fajar dengan tersenyum paksa. Dia sebenarnya ingin menangis, tapi dia menahannya. Dia tidak mau diledek habis-habisan oleh Fajar. Meskipun dia dan Fajar jarang bertemu karena kesibukan masing-masing, tapi mereka sangat dekat. Dari kecil dia sudah disusahkan oleh tingkah nakal Fajar. Rasanya Bayu akan merasa sangat kehilangan saat tiba-tiba tidak ada yang menyusahkannya lagi. Padahal Fajar hanya pergi selama satu tahun saja.

"Siap." Fajar memeluk kakaknya erat.

"Baik-baik disana! Jangan nakal! Papa akan selalu mengawasi kamu dari sini."

Fajar mengangguk. Dia memeluk papanya sebentar lalu tatapannya beralih pada teman-temannya.

Keluarga Fajar menyingkir setelah Fajar berpamitan pada mereka. Mereka ingin memberi ruang untuk Fajar dan teman-temannya mengucapkan salam perpisahan.

"Ge, gue serahin pin ini sama lo. Sekarang lo yang jadi ketua Black Eagle." Fajar menyerahkan pin jabatannya pada Gerald.

Gerald menerimanya lalu memeluk Fajar erat. Dia tidak bisa menahan air matanya lagi. Biarkan saja teman-temannya mengejeknya cengeng. Gerald sama sekali tidak peduli. Dia sudah menganggap Fajar sebagai sahabat sekaligus adiknya.

"Gak ada yang bisa gantiin lo, Jar. Cuma lo yang akan jadi ketua Black Eagle. Gue cuma gantiin lo sementara."

Fajar menepuk punggung Gerald, menenangkannya.

"Lo harus banyak-banyak makan timun karena ngatur mereka bisa bikin naik darah."

Gerald yang tadi menangis langsung terkekeh mendengar pesan Fajar. Itu juga yang membuatnya tidak mau menjadi ketua Black Eagle lama-lama karena mengatur anak-anak kampret itu bukan perkara mudah. Mereka memang patuh pada ucapan Fajar, tapi belum tentu juga mereka akan patuh pada ucapan Gerald. Apalagi kalau yang diatur modelannya seperti Vano. Bukan Vano yang akan menurut, yang ada malah Gerald yang akan menurutinya. Tahu sendiri bagaimana Vano kalau sedang menginginkan sesuatu, dia akan merengek seperti anak kecil dan demi keselamatan telinga semua anggota Black Eagle, mereka memilih untuk menuruti permintaan Vano. Di dalam gang Black Eagle memang Vano yang paling manja dan dianggap adik oleh semua anggota.

"Cengeng lo, Ge!" ledek Vano. Semua anak Black Eagle tertawa mendengar ledekan Vano untuk Gerald.

Gerald melirik mereka tajam. "Lo semua gak lupa kan siapa pemilik kunci basecamp sekarang? Kalau lo semua ngetawain gue, gak gue izinin lo semua masuk basecamp."

"Nah kan, Jar, lo bisa lihat sendiri gimana kejamnya Gerald sama kita? Lo salah nunjuk orang buat jadi ketua Black Eagle. Harusnya lo nunjuk Vano!"

Vano yang mendengar ucapan Ardian pun tersenyum angkuh. "Iya, harusnya lo nunjuk gue." Dia dan Ardian saling merangkul pundak satu sama lain dengan dagu terangkat.

Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang