Ardian memasuki kelas setelah kumpul ketua kelas. Wajahnya cengengesan seperti biasanya. Hal itu membuat teman-temannya menatapnya jengah. Dia itu ketua kelas, tapi tidak ada wibawanya sama sekali. Andai Fajar tidak suka bolos, pasti mereka lebih memilih Fajar yang menjadi ketua kelas dari pada Ardian.
“Wahai, rakyat-rakyatku! Aku punya berita penting untuk kalian,” ucap Ardian di depan kelas dengan memasang tampang sok serius.
“Woooohhh...” semua menimpuki Ardian dengan bola kertas. Mereka merasa tidak sudi menjadi rakyat Ardian.
“Buruan, elah! Gak usah banyak bacot! Apa pengumumannya?” teriak Vinka gemas.
Ardian mengelus dada. Dia harus sabar menghadapi rakyat-rakyatnya yang anarkis.
Deheman Ardian membuat keriuhan tiba-tiba reda. Mereka ingin mendengarkan pengumuman yang akan disampaikan Ardian dengan jelas.
Ardian menatap seisi kelas dengan wajah serius. Sangat tidak cocok dengan kepribadiannya yang pecicilan.
“Wahai rakyat-rakyat jelata,--”
“Ardian! Lo tahu kan, gimana kerasnya bola kasti? Apalagi kalau ini dilempar pakai segenap dendam gue sama lo.” Senja menatap Ardian dengan tersenyum miring. Tangannya melempar bola kasti ke udara lalu menangkapnya lagi.
Wajah Ardian langsung panik. “Woy! Senja dapat bola kasti itu dari mana?” tanyanya pada teman-temannya.
Teman-temannya mengangkat bahu. Mereka memasang tampang iba melihat nasib Ardian yang berada di tangan Senja.
“Lo sih cari perkara mulu! Gak ingat apa, kalau cewek-cewek kelas ini berjiwa preman semua,” ceplos Vano.
Ucapan Vano itu membuatnya ditatap horor oleh cewek-cewek, terutama Senja. Dia seperti mendapat sasaran baru sekarang.
“Vano mau Senja lempar?” tanya Senja dengan senyum manis tapi mematikan.
“Oh tidak, Senja! Vano memohon ampun.” Vano mengatupkan tangannya sembari menatap Senja meminta belas kasih.
Fajar menahan tawanya melihat Vano mati kutu di hadapan Senja.
“Cewek lo bar-bar banget,” aduh Vano pada Fajar dengan berbisik. Dia tidak mau mencari gara-gara dengan Senja saat Senja mempunyai senjata seperti sekarang.
“Makanya, jangan asal nyablak tuh mulut!”
“Woy! Lo pada mau tau pengumumannya gak, sih?” teriak Ardian kesal karena dia dikacangi oleh rakyat-rakyatnya.
“Gak, deh! Pasti gak mutu,” sahut Keyla.
“Iya. Paling cuma disuruh jaga kebersihan kayak biasanya,” timpal Fifi.
Ardian mengambil nafas dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Dia takut mati muda kalau lama-lama menjadi ketua kelas mereka. Mana, tidak dapat bayaran, lagi. Kalau dia hipertensi karena menghadapi mereka, siapa yang akan menjamin biaya kesehatannya?
“Enggak. Ini beneran penting.”
“Ya udah, apa? Awas kalau lo bercanda lagi!” Deana mengancam dengan tatapan tajamnya.
“Jadi, minggu depan jadwalnya kelas kita buat jadi petugas upacara,” ucap Ardian mengumumkan.
“Terus, siapa aja yang jadi petugasnya?” tanya Senja menanggapi.
“Semuanya harus dapat bagian, jadi kita bagi tugasnya sekarang!”
Semuanya manggut-manggut mengerti.
“Sekretarisku, maju sini dong!” perintah Ardian dengan tatapan layaknya pedofil.
Semua bersorak heboh mendengar panggilan Ardian untuk Senja.
![](https://img.wattpad.com/cover/230905465-288-k335423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Jugendliteratur(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...