AFDS - 69. Senja Dan Segala Kebarbarannya

227K 28.5K 9.8K
                                    

Malam ini Fajar akan kembali balapan dengan Jerry. Sebenarnya Fajar sudah muak meladeni anak itu, tapi dia juga tidak mau dianggap cemen apalagi oleh orang seperti Jerry yang sudah jelas-jelas kemampuannya di bawah Fajar.

Fajar mengendarai motornya menuju tempat diadakannya balapan dengan diikuti semua anggota Black Eagle di belakangnya. Mereka ingin melihat saat-saat dimana Jerry akan menangis karena kembali dikalahkan oleh Fajar.

Suasana tempat diadakannya balapan tiba-tiba berubah saat Fajar dan teman-temannya sudah sampai sana. Bukan keriuhan penonton yang terdengar seperti biasanya, tapi suasana hening dan mencekam dengan gerombolan anak berbaju hitam yang menghalangi jalan.

Fajar tersenyum miring. Dia merasa dijebak. Jerry bilang kalau dia menantangnya balapan, tapi yang terjadi sekarang malah anak itu bergabung dengan Jack Devils yang pastinya akan mengajaknya berantem. Untung saja Fajar membawa pasukan lengkap. Meskipun pasukan Fajar lengkap, tapi jumlahnya tetap kalah dengan Jack Devils. Apalagi gang Bara itu sekarang bertambah banyak setelah Jerry dan teman-temannya ikut bergabung disana.

Fajar melepas helmnya lalu turun dari motornya. Teman-temannya pun melakukan hal yang sama. Mereka berjalan di samping Fajar sampai mereka berhadapan langsung dengan Bara dan teman-temannya.

“Ada apa? Bukannya seharusnya sekarang gue balapan sama dia? Apa dia udah nyerah duluan dan digantiin sama lo?” tanya Fajar santai, tapi tatapannya menusuk. Tangannya sesekali menunjuk Jerry yang berdiri di belakang Bara.

Bara tersenyum miring. “Gak ada balapan. Yang ada, lo sama temen-temen lo lawan kita sekarang. Kita lihat seberapa hebat gang Black Eagle yang katanya gak ada lawan! Mungkin lo bisa ngalahin Garrel, tapi lo gak akan menang lawan kita.”

“Lo pikir kita takut ngelawan gang banci kayak gang lo yang cuma berani ngelawan Fajar pas dia sendirian? Kalau lo pengen tahu seberapa hebat gang Black Eagle, dengan senang hati kita akan kasih tunjuk buat lo! Tapi inget, jangan nangis kalau kalah!” sahut Gerald dengan tertawa mengejek.

Fajar ikut tersenyum. Ekspresi angkuh Bara berubah menjadi marah. Wajahnya memerah dengan tangan mengepal mendengar ejekan Gerald untuk gang-nya.

“Gue bakal habisin lo semua,” geram Bara lalu maju dan melayangkan sebuah pukulan di wajah Gerald.

Pukulan Bara seolah sebuah pertanda dimulainya peperangan karena sedetik kemudian gang Black Eagle dan gang Jack Devils saling menyerang. Mereka saling melayangkan pukulan pada lawan. Menghajar tubuh lawan habis-habisan. Tidak ada rasa iba dalam diri mereka. Yang mereka inginkan hanyalah kemenangan.

Fajar memukul wajah Dirga terus-menerus. Tidak peduli wajah Dirga yang sudah mengeluarkan darah di beberapa bagian. Dirga pun tidak mengalah begitu saja, dia balas memberi pukulan pada perut Fajar.

Di samping Fajar, Gerald masih beradu jotos dengan Bara. Wajah keduanya sudah tidak berbentuk. Lebam dan darah sudah menghiasi wajah mereka. Tidak ada yang mau mengalah. Mereka akan terus menyerang sampai lawan mereka tidak berdaya.

Tanpa seorang pun tahu, Jerry sudah berdiri di belakang tubuh Fajar dengan membawa sebuah pisau tajam. Dia bersiap menusukkan pisau itu di tubuh Fajar. Tapi, rencananya gagal saat tiba-tiba terdengar suara keras yang mengagetkan.

Dor!!!

Suara tembakan yang sangat keras terdengar. Mereka menghentikan perkelahian dan bersiap melarikan diri andai tidak melihat siapa pelaku penembakan itu. Baik Black Eagle maupun Jack Devils tercengang saat mengetahui yang menembakkan peluru ke udara adalah Senja. Di sampingnya, ketiga temannya pun ikut turut membawa senjata masing-masing. Keyla membawa ketapel, Vinka membawa tongkat baseball, dan Fifi membawa parfum yang akan membuat mereka tetap wangi meskipun sedang berantem. Tidak, alasannya bukan itu. Fifi membawa parfum untuk disemprotkan pada mata orang yang berniat menyerang mereka.

Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang