Jar, tolong anterin adik gue pulang bisa, gak? Gue masih ada urusan di kampus.
Fajar bingung, jawaban apa yang akan dia berikan pada Bara. Disatu sisi, dia harus mengantarkan Senja pulang, tapi di sisi lain, dia merasa tidak enak kalau harus menolak permintaan Bara karena Bara sudah menolongnya.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Fajar mengiyakan permintaan Bara. Lagi pula, banyak yang bisa mengantar Senja pulang, sedangkan adik Bara yang pendiam itu pasti tidak ada yang mengantar pulang.
Siap, Bang!
Pesan telah terkirim ke nomor Bara. Fajar segera memakai tasnya lalu menghampiri Senja yang masih memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas.
“Sorry, Ja! Gue gak bisa nganterin lo pulang. Ada urusan mendadak,” ucap Fajar merasa bersalah.
Senja manggut-manggut. “Gapapa, kok. Gue bisa pulang bareng Keyla.”
Senja tersenyum meyakinkan. Meskipun Fajar pernah bilang kalau dia akan selalu ada untuk Senja, tapi Senja tidak terlalu menuntut itu. Kalau memang Fajar ada urusan, Senja tidak masalah seandainya Fajar lebih memilih menyelesaikan urusannya dari pada mengantar-jemput Senja.
“Sorry banget, ya?” ucap Fajar sekali lagi. Dia menyempatkan mengacak rambut Senja sebelum pergi.
Merasa lega karena Senja sudah ada yang mengantar pulang, Fajar pun keluar kelas. Dia sebenarnya bingung, perempuan yang mana yang bernama Immah karena sampai saat ini, Fajar belum tahu wajahnya.
Fajar menghampiri Vano dan Ardian yang sedang nongkrong di bawah wifi. Mereka sedang meng-upgrade aplikasi karena biasanya wifi akan lancar saat jam pulang sekolah.
“Yan, Lo kenal Immah anak IPA 1, gak?” tanya Fajar setelah duduk di samping Ardian.
Ardian menoleh dengan dahi berkerut karena dia juga tidak mengenal nama cewek yang disebutkan Fajar. Ardian yakin, pasti Immah itu bukan termasuk murid famous karena Ardian hampir kenal seluruh murid famous yang ada di sekolah ini.
“Ngapain lo nanyain dia? Gebetan baru lo?”
“Bukan. Dia adiknya Bara, yang nolong gue tempo hari.”
Ardian manggut-manggut mengerti. “Sampai saat ini sih, gue belum kenal sama cewek yang namanya Immah. Kalau lo tanya tentang Irma, Ifa, Irene, Ishfina, Ishana, gue kenal semua.”
Fajar menggeplak kepala Ardian kesal. “Itu sih, nama mantan gebetan lo!”
Ardian nyengir lebar.
Vano yang sedari tadi sibuk download video tips menaklukan hati kakak ipar pun mulai tertarik dengan pembahasan teman-temannya. Dia ikut nimbrung ke dalam obrolan Ardian dan Fajar.
“Tanya Vano aja, nih! Siapa tahu dia kenal. Dia kan suka lihatin badge name cewek-cewek,” saran Ardian dengan terkekeh. Vano yang tidak terima pun menggeplak kepalanya. Belum ada 15 menit, Ardian duduk bersama mereka, tapi dia sudah mendapat dua geplakan dari orang yang berbeda.
“Lo kenal Immah anak IPA 1, gak, Van?”
Mata Vano melirik ke atas, mencoba mengingat-ingat setiap dada cewek, eh, maksudnya badge name cewek yang pernah dia temui.
“Nama panjangnya Fatimmah Syifanna, bukan?” tanya Vano setelah otaknya berhasil mengingat wajah seorang cewek dan namanya. Ada gunanya juga dia melirik ke badge name setiap cewek yang dia temui.
“Gue gak tahu. Yang gue tahu, dia anak 11 IPA 1.”
“Iya, pasti Fatimmah Syifanna itu yang lo maksud,” ucap Vano yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...