Setelah aksi cubit-cubitan squishy, Senja ngambek dan tidak mau naik ke sepeda Fajar. Dia lebih memilih duduk di depan rumah Fajar sendirian. Berharap Fajar membujuknya dan meminta maaf karena sudah menyakiti pipinya.
Dengan tetap berdiri di samping sepedanya, Fajar memperhatikan Senja sembari menahan tawa. Senja terlihat sangat lucu jika sedang ngambek seperti itu. Apalagi dengan bibir yang sudah maju beberapa senti dan dahi yang berkerut. Rasanya Fajar semakin gemas dengannya.
Tanpa mereka berdua sadari, ada orang lain yang sedari tadi memperhatikan mereka. Gita dan Bayu, mereka mengintip Fajar dan Senja dari jendela lalu cekikikan saat melihat lucunya interaksi keduanya. Andi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istri dan anaknya.
Fajar menghembuskan nafas lalu berjalan mendekati Senja. Duduk di samping Senja dan memberikan senyum termanisnya berharap Senja bisa tertular senyumnya.
“Jangan cemberut gitu, dong! Gue makin gemes nanti.”
Senja meliriknya sekilas lalu kembali menatap depan. Mengabaikan Fajar yang masih berusaha membujuk di sampingnya.
“Jangan salahin gue kalau pipi lo kena korban kegemesan gue lagi, ya!”
Senja langsung menoleh dengan mata melotot. Tangannya reflek memukul lengan Fajar.
“Ini aja masih sakit malah mau dicubit lagi,” gerutunya.
“Mana coba yang sakit?” tanya Fajar menggoda.
Dengan polosnya, Senja menyodorkan pipinya yang baru saja terkena cubitan Fajar. Sedetik kemudian, tubuhnya mematung saat merasa ada kecupan hinggap di pipinya.
“Udah gue sembuhin. Ayo, bangun! Keburu panas nanti.” Fajar bangun dan mengulurkan tangannya pada Senja yang masih duduk dengan anteng.
“Modus,” gumam Senja di tengah kebaperannya. Tangannya menyambut uluran tangan Fajar lalu bangun dan menghampiri sepeda yang sudah menunggu mereka.
“Si Fajar main nyosor anak orang aja,” gumam Bayu membuat Gita terkikik geli. Gita tau, Fajar sangat menyayangi Senja. Ciuman itu bukan sebagai bentuk nafsu, tapi bentuk rasa sayang Fajar pada Senja.
Senja naik dan berdiri di belakang tubuh Fajar. Kakinya bertumpu pada besi di samping roda karena memang tidak ada boncengannya.
“Pegangan yang bener!” ucap Fajar sembari melirik sedikit ke belakang.
“Iya.”
Senja berpegangan pada bahu Fajar. Setelah merasa posisi Senja sudah pas, Fajar mulai mengayuh sepedanya. Mereka menyapa para tetangga yang mereka temui di jalan. Para tetangga itu tercengang melihat Fajar dan Senja bisa akur. Setahu mereka, Fajar dan Senja selalu bertengkar setiap mereka bertemu. Tidak jarang Senja pulang dengan menangis setelah berada satu lokasi dengan Fajar karena Fajar termasuk anak yang jahil.
“Itu pacar lo waktu SD, kan?” tunjuk Fajar pada seorang laki-laki yang sedang mencuci motor di depan rumahnya.
Senja langsung menggeplak kepala Fajar dari belakang. “Enak aja! Teman-teman taunya dia pacar gue juga gara-gara lo yang selalu jodoh-jodohin gue sama dia.”
Fajar terkekeh mengingat kekonyolannya saat SD. Dia memang dulu sangat suka mengganggu Senja dan membuatnya kesal. Dia sampai menjodoh-jodohkan Senja dengan Devry hanya demi bisa membuat Senja kesal. Fajar tahu Senja tidak menyukai Devry karena Devry tidak pernah gosok gigi. Itulah kenapa Fajar memakai nama Devry untuk membuat Senja kesal.
Akibat kelakuannya itu, teman-temannya pun jadi ikut meledek Senja dan Devry. Sampai sekarang, Devry terhitung sebagai mantan Senja padahal Senja tidak pernah berpacaran dengannya. Mau bagaimana lagi, tetangga dan teman-temannya taunya dia pernah berpacaran dengan Devry karena mulut iseng Fajar yang suka meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Fajar Dan Senja [TERBIT]
Teen Fiction(TERSEDIA DI GRAMEDIA) PART TIDAK LENGKAP ⚠️ Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani men...