10

17.3K 2.7K 832
                                    

Jangan lupa vote dan komen💚

Happy reading.

oOoOo

"Ra, kamu beneran nggak papa kan?" tanya Jeno khawatir.

Pria itu terus saja menanyakan pertanyaan yang sama sejak tadi, pasalnya suhu tubuhku mendadak menjadi panas tinggi. Mungkin ini efek terlalu banyak mengonsumsi eskrim.

"Aku beneran nggak papa Jen," sahutku.

Jeno menggelengkan kepala-nya. "Wajah kamu pucet banget tau Ra, masa iya baik-baik aja."

Jeno menggenggam tangan kurusku. "Kita ke rumah sakit ya?"

"Nggak mau ah kalo ke rumah sakit, bau nya aku nggak suka." keluhku.

Aroma rumah sakit itu bener-bener nggak enak buat indra penciumanku apa lagi aku cukup trauma untuk datang ke tempat-tempat seperti itu dan sebisa mungkin aku nggak mau datang ke rumah sakit lagi.

"Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana? nanti kalo bukan cuma demam biasa gimana? nanti kalo kamu malah jadi ngedrop lagi gimana?" tanya Jeno bertubu-tubi.

Aku terkekeh pelan melihat Jeno yang mendadak menjadi Cerewet modeon. "Aku beneran nggak papa Jen, percaya deh sama aku. Lagian aku udah sehat total kok, nggak pernah jatuh sakit lagi."

Jeno menghela pelan bahkan raut wajah Jeno menjadi sedikit tenang dari sebelumnya.

"Ya udah, jadi sekarang aku anter kamu pulang gitu?"

"Iya, aku mau istirahat di rumah aja."

"Baiklah, aku antar kamu sekarang aja biar kamu bisa langsung istirahat." kata Jeno.

Kami pun langsung beranjak dari cafe tersebut, aku juga sudah tidak menemukan Jaemin bersama kekasih nya disini. Ya mungkin saja mereka berpindah tempat nge-date nya.

"Ra?"

"Hm, kenapa?"

Aku melirik Jeno yang tampak serius dibalik kemudi itu.

"Ulang tahun kamu udah deket, kamu mau hadiah apa dari aku?" tanya Jeno sesekali melirikku.

"Kan kamu yang mau kasih hadiah, kenapa malah jadi nanya sama aku?"

Bukankah hadiah-nya menjadi tidak surprise jika aku mengetahui isi-nya?

"Lagi pula, aku nggak mau hadiah yang berat dari kamu. Cukup kamu ada aja disaat aku ulang tahun nanti." timpalku.

Jeno kembali melirikku sebentar, "Beneran cuma itu doang?"

"Iya Jen..."

Jeno mengelus pucuk kepalaku dengan gemas, "Kamu enggak berubah ya."

Aku tertawa pelan, berubah bagaimana coba? ini lah diriku. Memang nya aku mau berubah menjadi siapa?







Akhirnya Jeno menghentikan mobil-nya dan pria itu menarik rem tangan mobil.

"Nah udah sampai, kamu mau aku anter ke dalem?" tanya Jeno.

Aku menggeleng pelan, "Nggak perlu, aku bisa sendiri kok. By the way, makasih ya buat waktunya hari ini."

"Iya, apapun bakal aku lakuin buat kamu Ra. Bahkan waktu aku mau donor organ aku, kamu malah nolak." kata Jeno.

Aku memukul pelan bahu besar Jeno, "Siapa sih yang mau kehilangan sahabatnya hanya karena dia berkorban buat kita. Aku nggak mau ya Jen dan nggak akan pernah mau."

"Kenapa sih? kalo aja kemarin aku langsung donorin organ aku, pasti kamu lebih cepet selamat-nya. Nggak harus ngerasain sakit berhari-hari hanya karena menunggu pendonor orang lain." sahut Jeno.

Aku berdecak pelan, "Ya terus setelah kamu donorin, kamu gimana? jangan bodoh ya Jen, kamu tahu kalo kamu donorin buat aku. Yang ada kamu nggak selamat."

Jeno menampakan eyesmile nya. "Iya-iya maaf ya, udah sana masuk gih. Sebelum istirahat, kamu cuci muka sama cuci kaki dulu!"

"Ish! iya-iya, aku bukan anak kecil lagi yang harus dibilangin kek gitu," cibirku.

Aku pun keluar dari mobil dan Jeno menurunkan kaca mobil-nya agar aku dapat melihat dia dari luar.

"Tapi kamu tetep anak kecil buat aku!" sahut Jeno.

"Ish nyebelin banget, udah sana pulang!"

"Jadi ngusir nih cerita-nya?"

"Iya!"

Jeno terkekeh dari dalam mobil, "Oke-oke aku pamit ya?"

Aku mengangguk pelan sambil melambaikan tangan. "Hati-hati dijalan!"

Mobil Jeno perlahan menjauh dan menghilang di simpang tiga didepan, aku pun langsung bergegas masuk.

Cklek


"Akhirnya aku sampe," monologku.

Aku langsung bergegas menuju dapur dan menyiapkan satu gelas air putir, setelah selesai aku merogoh isi dalam tasku.

srek srek srek

"Nah ini dia!"

Tanpa basa basi, aku langsung mengeluarkan beberapa jenis obat yang berbeda dan langsung di konsumsi bersamaan.

"Udah pulang ternyata."

Uhuk uhuk uhuk.


oOoOo


Langsung check chapter berikutnya ya, aku double up<3

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang