57

13.7K 2.1K 666
                                    



Happy reading!

oOoOo

Author.

Senyum Na Jaemin tidak pernah luntur karena melihat Ara yang berada didepan-nya ini sambil terus mengomel gemas. Sesekali Jaemin menciumi wajah sang gadis karena ia tidak tahan karena tingkah yang menggemaskan dari Ara.

"Ih kak Jaemin!" sentak Ara. "udah dong cium-cium nya!"

"Ya habis-nya kamu gemesin banget," sahut Jaemin santai.

Diperlakukan begitu saja Ara sudah sangat senang, lalu ia kembali menatap kedua bayi yang masih tertidur pulas itu.

"Kak, aku masih belom punya nama buat mereka..." adu Ara.

Kan... begini saja Jaemin sudah gemas dengan Ara, lalu ia memeluk Ara dari samping sambil menumpukan dagu-nya dibahu Ara.

"Aku udah punya nama buat mereka, kalo nggak suka juga nanti aku coba cari nama lain aja." sahut Jaemin.

Ara langsung berseru semangat dan bertepuk tangan pelan. "Mana kak mana! aku mau tau!"

Jaemin membenarkan posisi duduk-nya lalu ia menarik tempat tidur bayi tersebut untuk lebih mendekat, "Nah ini kan laki-laki, jadi aku nama-in dia Na Daegang."

"Terus yang perempuan-nya Na Daeshi~"

"Oke fiks aku mau nama itu buat anak kita!" Seru Ara. "oh iya, ngomong-ngomong kenapa kakak bisa disini?"

"Waktu kamu koma, Jeno langsung ngehubungin aku. Jadi aku langsung kesini buat lihat kamu dan benar, kamu malah koma selama dua bulan lama-nya." sahut Jaemin.

Ara menganggukan kepala-nya pelan, rasa-nya ia bersyukur karena Jeno masih ingin menghubungi Jaemin ketika diri-nya sedang dimasa-masa sulit tersebut.

"Jadi, selama aku koma itu kakak yang jaga?" tanya Ara lagi lalu Jaemin mengangguk sebanyak dua kali.

"Aku gantian sama Jeno, tapi lebih kebanyakan aku sih yang jaga." Jaemin pun kembali mengingat masa-masa itu, "soal-nya Jeno kadang suka nggak bisa jagain kamu, nggak tau deh dia kemana."

"Makasih ya kak-!"

Lalu Ara memeluk Jaemin dengan erat sambil menghirup aroma maskulin dari pria itu, "Kamu kenapa?" tanya Jaemin.

Bukan-nya menjawab, Ara malah meraba-raba ABS Jaemin dari luar baju membuat pria itu merasa geli didaerah sana.

"R-ra c-cukup..." lalu Ara kembali membenarkan posisi duduk-nya sambil mempaotkan bibir-nya.

"Terus sekarang kemana sih Jeno? aku dari tadi nunggu-nunggu dia tapi malah nggak dateng-dateng!" cibir Ara.

Senyum Jaemin perlahan luntur ketika pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Ara, haruskah ia mengatakan sekarang?

"Kak?" panggil Ara membuat Jaemin tersentak pelan, "kakak tau nggak kemana Jeno?"

Pria itu mengangguk pelan, "Tau."

"Kemana?"

"Dia pulang ke Seoul."

Ara tentu saja kaget mengetahui itu. Bahkan ia menatap Jaemin tidak percaya, kenapa ia pulang begitu saja? padahal diri-nya sudah menunggu dia sedari tadi. Apa lagi Jeno juga tidak memberi kabar kepada-nya atau sekedar menunggu diri-nya yang baru kembali sadar dari koma-nya itu.

"K-kenapa..." lirih Ara.

"Kenapa Jeno nggak bilang sama aku?" lalu tiba-tiba Ara terisak pelan, gadis itu tidak tau apa penyebab jelas ia menangis. Tapi tiba-tiba ia merasakan sesak yang teramat sakit dilubuk hati-nya.

"Dia pulang sama Mark kok,"

"Y-ya tapi ke-napa d-dia nggak pa-pamit sama a-aku?" tanya Ara sambil terisak. Bahkan sekarang tangis gadis itu semakin pecah.

Dengan cepat Jaemin menarik Ara untuk masuk kedalam dekapan-nya agar tangis Ara berhenti, lalu ia mengelus pelan punggung sang gadis.

Diam-diam Jaemin menangis, hati-nya juga kembali sakit dan merasa bersalah kepada satu-satu nya sahabat Ara itu.

"Setelah kamu boleh pulang dari rumah sakit, kita pulang ke Seoul secepat-nya ya?"

Ara mengangguk pelan didalam dekapan pria itu.

"Terus gimana sama Lia?"

Jaemin terkekeh pelan, ternyata Ara masih penasaran mengenai gadis gila itu.

"Aku udah urus sebelum pergi kesini," sahut Jaemin.

"Kebetulan waktu itu dia buat kerusuhan yang menyebabkan kerugian besar, saat itu dia bener-bener kek orang gila. Jadi aku laporin deh ke pihak RSJ-nya. Dan berakhilah dia mendekam disana."

Ara kaget untuk yang kedua kali-nya hari ini. Tapi yang ini menjadi berita baik untuk-nya. Setidak-nya Lia tidak perlu menganggu dia dan Jaemin lagi.


..



Dan benar saja, dua hari yang lalu Ara pulang dari rumah sakit dan sekarang-- atau hari ini mereka baru saja tiba di Incheon International Airport sekitar 30 menit yang lalu. Sekarang mereka tengah menunggu sisa beberapa barang lagi yang baru keluar dari bagasi.

Ara tengah mengendong Daegang, sedangkan Jaemin tengah mengendong Daeshi. Setelah merasa cukup, mereka pun menuju pintu keluar dan melihat Yoona yang tengah tersenyum lebar kearah mereka.

Yoona menyambut hangat kepulangan mereka ber-empat, "Ya ampun cucu mama gemesin banget-!"

"Ya udah yok sekarang kita ke mobil," kata Yoona lalu mereka pun mengekori Yoona dari belakang.

Selama perjalanan pulang, Yoona tiada henti bertanya kepada Ara mengenai kedua anak-nya dan bagaimana saat ia berada di Kanada.

Jaemin hanya mengulas senyum tipis sambil melihat wajah Daeshi yang berada digendongan-nya itu. Betapa menggemaskan-nya puteri mereka itu. Pikir Jaemin.

"Oh jadi nama-nya dibuat sama Jaemin ya?"

Ara mengangguk pelan. "Iya Mah, soal-nya aku waktu itu belom punya nama buat mereka."

"Iya nggak papa, nama-nya juga bagus. Semoga aja dia jadi Ayah yang baik buat mereka." tutur Yoona dan Ara menyetujui itu.

"Ah iya, kalian mau pulang ke rumah mama aja atau gimana?" tanya Yoona kepada Ara dan Jaemin.

Jaemin pun seketika langsung menoleh kearah Yoona. "Kita pulang ke rumah aku aja Mah,"

Yoona melirik Jaemin sebentar lalu kembali menatap Ara yang duduk disamping-nya itu. "Beneran Ra nggak papa disana? kamu nggak kecapekan karena berjam-jam dipesawat?"

Ara menggeleng pelan menanggapi Yoona sambil tersenyum tipis. Rasa-nya ia kembali bahagia karena Yoona tidak marah lagi mengenai perihal perceraian waktu itu.

"Nggak papa Mah, kami pulang ke rumah kak Jaemin aja."

Kalau begini, Yoona tidak bisa menolak permintaan Ara. Lantas Yoona pun mengantar mereka menuju rumah Jaemin.

oOoOo


..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang