Don't be a siders guys☺️💚
Happy reading...
oOoOo
Aku menatap langit-langit yang tampak mendung sambil menunggu bus di halte sendirian, cuaca tampak merasakan apa yang aku rasakan. Terlihat jika awan mulai menggelap.
Perlahan awan menumpahkan air-nya satu persatu sebelum mereka membuat sekelompok air yang jatuh bersamaan dan mereka menjadi tak terhitung.
Apa hidupku selalu di rundungi kesedihan? apa Tuhan tidak pernah berpihak kepadaku? kenapa selalu aku yang tampak tersakiti. Dan kenapa semua orang bisa menutupi kesedihan mereka? bagaimana caranya? katakan padaku, aku juga ingin tampak baik-baik saja.
Trasshhh
Dan lihat sekarang, baru saja aku mengatakan jika Tuhan tidak berpihak kepadaku. Karena baru saja pengendara mobil melintas dengan cepat, membuat cipratan itu mengenai semua tubuhku.
Sekarang semua baju ku basah.
Aku melihat jam, sekarang sudah menunjukan pukul 6 sore. "Bus terakhirkan beroperasi setengah jam yang lalu," gumamku.
"Artinya nggak ada bus lagi dong..."
Aku menatap cuaca yang tampaknya tidak akan berhenti.
"Aku coba hubungin kak Jaemin dulu deh."
Kak Jaemin💓
Kak|
Disini hujan|
Aku nggak bisa pulang||Manja banget sih.
|Gue sibuk.Jadi aku pulangnya gimana kak?|
Kakak masih sama pacar kakak|
ya?
Beneran nggak bisa jemput aku ya?||Ini gue pacarnya Jaemin.
|Please ya, lo itu parasit dalam hidup
nya Jaemin.
|Jadi jangan ganggu-ganggu
Jaemin nya gue.
|Sampah.Please ya, lo itu parasit dalam hidup nya Jaemin.
Sampah.
Aku meremat ponsel yang ada di tanganku ini. Aku beneran parasit ya bagi kak Jaemin?
"K-kak J-jae-min..." aku mengadahkan kepalaku ketika air mata yang aku tahan akhirnya jatuh begitu saja.
Ternyata seburuk itu aku dimata kak Jaemin, hingga aku di bilang parasit baginya.
"Ara-ya?"
Aku menoleh dan mendapati Jisung tengah dibawah payung. Dengan secepat kilat aku menghapus air mataku yang sempat keluar.
"E-eh.. Haii," sapaku ketika Jisung sudah berada di depanku.
"Kamu ngapain masih disini?"
"Ya nunggu bus lah,"
"Mana Jaemin?"
Aku bungkam sambil menundukan kepalaku, aku harus bilang apa? bilang jika Jaemin lebih memilih pacar-nya ketimbang aku yang berstatus sebagai istri nya?
Tiba-tiba aku merasakan pucuk kepala-ku di elus membuat aku mendongak dan mendapati Jisung yang tengah tersenyum hangat kepadaku.
"Yaudah sekarang kamu aku anter ya pulang-nya?" ajak Jisung.
"Beneran aku boleh ikut?"
Jisung tertawa pelan, "Kenapa tidak? ini sudah mau malam. Nggak baik perempuan pulang sendirian."
Aku merasa sangat beruntung bisa mengenal pria sebaik dan selembut Jisung ini.
"Makasih ya," kataku. "tapi baju aku basah."
"Nanti pakai jaket aku aja yang ada dimobil," sahut Jisung.
Akhirnya kami pun masuk ke dalam mobil yang hanya ada kami berdua disana. Selama perjalanan hanya terjadi keheningan.
"Ara,"
"Hm, ya?" sahutku reflek.
"Jika kamu sedang bersedih datanglah kepada-ku dan menangislah semampu-mu."
Aku menatap Jisung sepenuh-nya yang tengah sibuk menyetir tanpa melirikku sedikitpun.
"J-jis..."
"Jangan memendam perasaanmu itu sendirian, kamu masih ada aku yang siap mendengarkan semua cerita-cerita kamu."
oOoOo
Aku up satu dulu ya hari ini hehe sorry ga double up🥺
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...