Happy reading!oOoOo
Author.
3 bulan kemudian...
Hari demi hari, minggu demi minggu dan sudah tiga bulan berlalu sejak Jaemin bertingkah selayak-nya ayah yang baik untuk kandungan yang ada di janin Ara.
Perut Ara juga sudah mulai nampak, walau tidak terlalu besar tapi ini sudah mulai terasa. Gejala mual-mual dari Ara masih ada tapi semenjak Jaemin mengurus sang istri, semua tampak terkendali.
3 bulan-- selama itu juga banyak perubahan dari Jaemin. Tak tanggung-tanggung, terkadang Jaemin meluangkan waktu-nya seharian untuk mengurus Ara yang semakin tampak manja kepada Jaemin.
Seperti sekarang, Jaemin lebih memilih untuk bekerja dari rumah karena Ara meminta untuk tidak di tinggalkan.
"Kak Jaemin~"
"Iya aku disini."
Gadis itu langsung memeluk tubuh Jaemin dengan erat.
"Aku laper kakkk...."
Jaemin menghela pelan, selain tingkah Ara yang sangat manja-- nafsu makan gadis itu juga semakin banyak. Terkadang malam-malam Jaemin harus terbangun untuk memasakan sesuatu untuk Ara.
"Mau makan apa?"
"Aku mau makan daging asap diluar kakk!!"
Pria itu tersenyum hangat lalu mengecup pelan pucuk kepala Ara. "Ya udah siap-siap sana, aku panasin mobil dulu."
Ara langsung tersenyum girang dan bergegas ke atas-- gadis itu sesekali bersenandung membuat Jaemin berteriak dari kejauhan.
"Ara jangan gituuuuu!"
Lee Ara seketika menghentikan langkah-nya yang berada di tangga dan menoleh sebentar.
"Maaf kak Ara lupa!"
Gadis itu cekikikan lalu kembali jalan menuju kamar-nya.
Ara memilih baju dengan lengan yang terbuka padahal cuaca diluar cukup dingin. Jaemin yang baru masuk langsung mengomel.
"Ehhhh! ngapain pakek baju kek gitu?"
"Aku mau pakek ini kak, lucu tau~"
"Nggak! ganti lagi sana." suruh Jaemin.
Gadis itu mempaotkan bibir-nya, padahal diri-nya benar-benar ingin memggunakan dress sederhana ini.
"Tapi kan--"
"Aku nggak mau temenin kamu ya kalo mau pakai baju seterbuka itu." potong Jaemin.
"Di luar itu dingin Ra, nggak baik buat kamu apa lagi dedek-nya."
Baiklah sekarang Ara lebih memilih untuk mengalah, dari pada diri-nya tidak ditemani Jaemin-- lebih baik dia menuruti saja untuk mengganti pakaian ini.
"Ya udah iya, aku ganti dulu..."
Jaemi mengangguk pelan, "Aku tunggu dimobil."
..
Benar kata Jaemin, cuaca diluar cukup dingin. Walau tangan Ara sudah menggenggam tangan Jaemin-- gadis itu masih merasa ke dinginan.
Pria manis itu merangkul sang istri dari samping, bahkan dia merapatkan tubuh-nya agar si gadis tidak merasa ke dinginan.
"Uh~ masih dingin kak..." keluh Ara.
Jaemin semakin mengeratkan rangkulan-nya. "Tunggu bentar lagi ya, udah mau sampai."
Parkiran dan restoran-nya memang menempuh jalan kaki sekitar 2 menit. Jadi sekarang mereka harus merasakan bagaimana dingin-nya udara Seoul.
Setiba mereka di restoran, Ara memilih tempat duduk yang nyaman-- disamping kaca besar sedangkan Jaemin hanya mengekori si gadis di belakang.
"Mau pesan apa mbak?" tanya waiter tersebut.
"Ramyun tteokpokki satu, bulgogi rice bowl satu, raboki juga, terus Chiken katsu dan air minum-nya..
hm..... apa ya.... es teh-nya dua."
Waiter tersebut mengangguk pelan, "Baiklah pesanan akan segara datang."
Setelah waiter tersebut berlalu, Jaemin menyenggol pelan lengan Ara.
"Ra, kamu habis makan sebanyak itu?"
Gadis itu menggelen pelan, "Kan kalo aku nggak habis, ada kakak."
"Ra..." desah Jaemin frustasi. "itu banyak banget loh..."
Lagi dan lagi, Jaemin menjadi korban-nya Ara.
"Yah gimana dong... Aku udah pesen banyak gitu..."
Jaemin mengambil kedua tangan gadis itu lalu ya genggam bersamaan. "Ya udah nggak papa, nanti aku bantu habisin."
"Beneran kak?"
Pria itu mengangguk lalu mengusap-usap tangan si gadis agar mendapatkan kehangatan.
"Gimana? udah anget belom?"
Ara mengangguk pelan, "Hati aku juga ikut hangat kak..."
Jaemin mengulas senyum ketika gadis itu dengan mudah-nya mengatakan hal-hal seperti itu.
"Belajar dari mana ka--"
"Jaemin? Ara?"
Baik Ara maupun Jaemin-- mereka kompak menoleh dan mendapati Jisung yang berjalan menghampiri mereka.
"Oh ternyata bener kalian..."
"Jisunggg!!"
Ara langsung melepaskan tangan Jaemin begitu saja bahkan membuat sang empu ingin kembali meraih tangan si gadis tapi gagal.
"Ra..."
"Jisunggg!" gadis itu menghambur ke pelukan Jisung dan disambung hangat oleh pria jangkung itu.
"Huaaa kamu kemana aja sih?"
Jisung tertawa pelan lalu mengusap pelan kepala Ara, "Aku belakangan ini sibuk, maaf ya?"
Ah ternyata pria itu sibuk, baiklah Ara mengerti. Pria kantoran seperti Jisung pasti sibuk apa lagi Jeno.
"Kamu sama siapa ke sini? sendirian ya? sama kita aja ya?" tanya Ara bertubi-tubi.
Jaemin yang terabaikan-- tanpa sadar pria itu mengepalkan tangan-nya.
"Aku sama sekretaris aku kesini."
"Wah siapa?! cantik nggak?"
"Cantik kok."
Tak lama kemudian sekretaris yang dimaksud Jisungpun tiba.
"Permisi pak..."
oOoOo
Next chapter ada cast baruuuu hehe~
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...