54

14.6K 2.2K 1.2K
                                    


Play song : No Longer; Make your day; Puzzle piece; and another song...

Happy Reading!

oOoOo

Author.


Benar kata Jaemin, pria itu benar-benar menyusul Ara ke Kanada hari ini. Tepat kepulangan Ara dari rumah sakit, membuat Ara dengan semangat meminta Jeno untuk menjemput sang mantan suami-nya itu ke bandara.

"Tapi kamu baru pulang Ra," desah Jeno frustasi. "mending kamu istirahat aja, nanti biar aku yang jemput dia dari bandara sendirian."

Ara menatap Jeno dengan pandangan sebal, bagaimana bisa dia menunggu dirumah begitu saja? dia itu ingin melihat Jaemin lebih cepat.

"Nggak mau! aku tetep mau jemput kak Jaemin,"

"Ra..."

Dengan cepat Ara membuang pandangan-nya dari Jeno membuat pria itu mengacak rambut-nya kesal. Dia harus bagaimana? dia tidak bisa melihat Ara marah kepada-nya tapi disatu sisi juga dia tidak mau Ara kembali jatuh sakit.

"Pokok-nya aku tetep mau jemput kak Jaemin!"

Jeno menghampiri Ara lalu ia peluk gadis itu dengan hangat, "Iya-iya kita jemput Jaemin nanti."

"Tapi jangan marah lagi ya sama aku?" pinta Jeno menbuat Ara mengangguk dengan semangat.

Ara membalas pelukan hangat tersebut, "Aaa~ makasih Nono-!"

"Apa sih yang enggak buat Ala?"

..

Sejak tadi senyum Ara tidak luntur sedikitpun sepanjang perjalanan menuju bandara lalu ia sesekali mengecek ponsel-nya untuk melihat pesan terakhir dari Jaemin.

Kak Jaemin💓

|Tunggu aku disana Ra!
|Aku bakal kesana hari ini!

Aku tunggu kak-!|

|I love you more than any word
can say. I love you more than
every action I take. I'll be right
here loving you till the end.

I love you too kak<3|

|See you Buna Ara!<3

Melihat pesan singkat itu saja hati Ara benar-benar bahagia, lalu bagaimana jika ia sebentar lagi akan bertemu dengan-nya langsung?

Ara membuang muka-nya karena merasakan pipi-nya memanas. Jeno yang melihat itu langsung terkekeh pelan, mengapa wajah Ara selalu menggemaskan? bahkan disaat gadis itu bertingkah seperti ini.

"Seseneng itu ya mau jemput Jaemin?"

"Huh?" Ara tersentak pelan karena Jeno tiba-tiba membuka suara. "I-iya... udah sebulan lebih nggak ketemu sama kak Jaemin,"

Jeno kembali menatap lurus jalanan yang cukup senggang karena hari ini bukan akhir pekan. Jadi lalu lintas tidak terlalu padat akan kendaraan lain.

"Awas aja kalo Jaemin nyakitin kamu lagi, aku nggak segan-segan habisin dia."

Ara melirik Jeno yang tengah serius dibalik kemudi tersebut, "Kak Jaemin itu sayang sama aku, nggak mungkin dia nyakitin aku lagi."

Pria itu menghela pelan, "Ya tetep aja Ra... Aku nggak bisa percaya gitu aja sama dia."

Yang awal-nya senyum Ara luntur, gadis itu kembali mengulas senyum tipis sambil menatap Jeno dari samping.

"Percaya sama aku. Kalo kak Jaemin berbuat kesalahan lagi, aku bener-bener nggak balik ke dia lagi."

Ini Jeno juga tidak percaya dengan omongan Ara, bagaimana bisa dia semudah itu berbicara? nyata-nya perasaan gadis itu jauh lebih besar untuk Jaemin. Jadi sudah dipastikan Ara tidak semudah itu untuk berpaling dari Jaemin.

Jeno menarik memarkirkan mobil-nya dengan sempurna, mereka baru saja tiba dibandara. Sedangkan Ara, karena gadis itu tidak sabaran-- ia langsung keluar begitu saja dan meninggalkan Jeno.

"Ra tunggu-!" seru Jeno sambil sedikit berlari untuk mengejar Ara.

Langkah Ara sedikit melambat untuk menunggu Jeno yang tertinggal, senyum gadis itu semakin lebar ketika ia sudah hampir sampai dipintu keluar untuk para penumpang.

Sesekali gadis itu menggosokan tangan-nya karena menahan gugup dan semangat yang membara.

"Emang beda ya kalo orang udah jatuh cinta itu," kata Jeno dengan pelan membuat Ara tidak bisa mendengar dengan jelas.

"Ha? apa Jen?"

Jeno menggeleng sebanyak dua kali lalu ia tersenyum membuat mata-nya melengkung sempurna. "Nggak ada."

"Udah lihat kesana aja," Jeno menunjuk pintu keluar tersebut dengan dagu-nya. "kali aja Jaemin keluar."

Ara mengangguk pelan lalu ia melihat jam diponsel-nya, perlahan senyum gadis itu memudar. "Jen, seharus-nya kak Jaemin udah landing dari tadi kan?"

"Ya terus? ada apa?"

Ara menunjukan jam tangan-nya agar pria itu bisa melihat pukul berapa sekarang. "Harus-nya dua puluh menit yang lalu pesawat kak Jaemin udah landing, tapi kabar-nya aja enggak ada."

"Coba tunggu bentar lagi aja,"

"Tapi coba kamu lihat layar monitor yang disana," Ara menujuk tv yang terpanjang khusus untuk pemberitauan jadwal penerbangan tersebut. "nggak ada kabar kalo pesawat kak Jaemin udah landing."

Jeno mengulas senyum tipis lalu ia merangkul gadis itu dari samping. "Udah, percaya sama aku. Bentar lagi dia landing kok."

Baiklah, Ara menepis pikiran buruk yang ada diotak-nya lalu ia kembali mengecek ponsel-nya untuk mengirim pesan kepada Jaemin. Jaga-jaga agar pria itu tau ketika ia membuka ponsel-nya.

Kak Jaemin💓

Kak, aku udah dibandara.|
Hehe|

Saat Ara ingin kembali mengetik pesan untuk Jaemin, tiba-tiba pengumuman bergema membuat Ara menajamkan pendengaran-nya.

"Attention please, an Air Busan plane with a flight from Seoul-Canada has just reportedly crashed. Sorry for the location it is still not known where the plane crashed. Thankyou!"

Translate:
Mohon perhatiannya, pesawat Air Busan dengan penerbangan dari Seoul-Kanada baru saja dikabarkan jatuh. Maaf untuk lokasi masih belum diketahui dimana pesawat tersebut jatuh.

Seketika semua tubuh Ara melemas begitu saja dan dengan sigap Jeno langsung menahan tubuh Ara yang hampir jatuh.

"J-jeno.." lirih Ara dengan pandangan kosong. "K-kak Jae-min..."

"Ra kamu tenang dulu, kita tunggu konfirmasi ulang da--"

"KAMU NGGAK DENGER BARUSAN?!" seru Ara histeri. "PESAWAT YANG KAK JAEMIN TUMPANGIN ITU JATUH JEN! JATUH!"

Jeno langsung menarik Ara masuk kedalam dekapan-nya membuat tangis Ara semakin pecah.

"J-jen.. b-bilang ini mim-pi.. please," kata Ara sambil terisak.

Lalu pandangan Ara perlahan menggelap, yang terakhir ia lihat adalah Jeno yang terus-terus menepuk pipi-nya.

'I love you too Kak Jaemin...'

oOoOo

Masih ada 2/3 chapter lagi hshshs~

..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang