00

46.2K 4.9K 1.5K
                                    

‼️Don't be a silent readers‼️

--Kalian tahu bagaimana mengapresiasi karya orang lain.

Ah ya, soal ending.. please aku makin bingung.. yang mau sad ending juga lumayannn!! aku pencinta sad ending jadi gimana gitu~


~oOoOo~

Aku menatap pantulan diriku di depan cermin besar yang ada di ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku menatap pantulan diriku di depan cermin besar yang ada di ruangan ini. Sebentar lagi aku akan menyandang status menjadi isteri dari Na Jaemin-- pria yang baru aku kenal satu minggu belakangan ini, tapi aku sudah jatuh ke dalam pesona pria itu. Tak bisa kupungkiri juga jika pria itu memiliki pesona yang kuat untuk memikat hatiku.

Aku meremat tanganku yang sudah basah akibat keringat yang terus-menerus keluar. Aku takut— takut jika pernikahan ini tidak berjalan mulus seperti kebanyakan orang pada umum-nya. Pernikahan ini juga hanya dilandasi atas perjodohan yang sangat mendadak, para orang tua pun tidak menanyakan apakah kami setuju atau tidak.

Walau wajah Jaemin tampan tapi raut wajah-nya selalu menatapku tajam, sangat terlihat jika dia tidak suka kepadaku. Dan sekarang aku malah semakin takut.

"Hey..."

Aku menoleh dan mendapati kakak ku satu-satu nya yang aku miliki. Aku mengulas senyum paksa kepada-nya.

"Kamu masih grogi?" tanya nya.

Aku mengangguk pelan, "Bukan cuma grogi kak, tapi aku juga takut." lirihku.

Pria itu memelukku dari belakang, aku pun melihat pantulan diri kami dari kaca.

"Dulu aja pas kakak mau ngelamar kamu, eh kamu malah nggak mau," katanya sambil terkekeh diakhir kata.

Aku tersenyum masam mengingat masa lalu itu, "Tapi aku udah anggap kakak itu seperti kakak kandung aku sendiri."

"Ya terus? kita-kan nggak sedarah."

"Kak Mark..."

Pria berkelahiran Kanada itu tertawa receh, "Oke-oke kakak cuma bercanda,"

"Ya udah, sekarang kita langsung ke gereja ya. Udah di tunggu sama semua orang." timpal Kak Mark.

Aku mengangguk lalu kami pun langsung bergegas   menuju gereja yang akan di gunakan untuk proses pernikahan kami. Kak Mark menuntunku pelan-pelan karena gaun yang aku pakai ini cukup panjang.

Gereja nya cukup dekat karena satu komplek dengan perumahan disini, jadi kami perjalanan menunggukan mobil hanya memakan waktu 5 menit.

Saat sudah di depan pintu gereja, semua mata tertuju ke arahku membuat aku semakin gerogi. Aku itu orang-nya yang tidak suka menjadi pusat perhatian, tapi kali ini aku tidak bisa menghidar.

Aku memeluk erat tangan kak Mark dan pria itu pun menoleh kepadaku.

"Udah siap?"

Aku mengangguk pelan.

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang