Play song :•Cukup Tau - Rizky Febian
•No longer - Nct 127
/lagu apapun yang melow untuk mendukung chapter 44 dan 45-!<3Happy reading!
oOoOo
Author.
Jeno memijat pelan tengkuk Ara sedangkan ibu hamil
itu masih memuntahkan isi perut-nya."Keluarin aja semua-nya," kata Jeno masih dengan memijat leher belakang Ara.
"Aku buatin susu hamil kamu dulu mau?"
"I-iya.."
Ara membasuh sudut bibir-nya lalu ia bertumpu pada Jeno, lebih tepat-nya Jeno yang menahan bobot tubuh Ara yang tidak kuat berdiri dengan benar.
"Gimana? udah enakan?" tanya Jeno dan dapat anggukan pelan dari sang gadis.
"Huaa... aku nggak kuat Jen," keluh Ara.
Pria pemilik senyum mata sabit itu langsung membawa Ara ala bridal keluar dari kamar mandi tersebut menuju bawah. Sedangkan sang gadis menenggelamkan wajah-nya diceruk leher sang sahabat.
"Kita kebawah ya,"
Ara hanya pasrah dan lebih memilih mengikuti perkataan Jeno.
Setiba dibawah-- disana sudah terdapat Jaemin, Jisung, Chenle dan Lia yang sedang duduk diruang tengah menunggu kedatangan Ara dan Jeno.
Jaemin yang pertama kali sadar melihat Ara tiba pun langsung berdiri dan ingin menghampiri Ara tapi dicegat oleh Jeno dengan cepat.
"Ra--"
"Lo diem." sela Jeno.
Jeno meletakan Ara pelan-pelan di samping Chenle, sedangkan Jisung hanya diam disamping Chenle dan disamping-nya lagi Ada Lia yang duduk diantara Jisung dan Jaemin.
"Gimana Ra? udah enakan perut kamu?" tanya Chenle lalu memberi satu mangkuk makanan yang barusan gadis itu buat ulang untuk Ara, makanan yang sempat direbut oleh Lia.
"Ini aku masak lagi buat kamu, dimakan ya~ biar mual-nya nggak sakit lagi." timpal Chenle.
Ara mengangguk lemas. "Makasih ya Le."
"Iya cepet sembuh-ya, biar kita bisa masak bareng lagi."
Ibu hamil itu mengulas senyum tipis dan mood-nya sedikit membaik karena kehadiran Chenle yang ada disini.
Tak lama kemudian Jeno berdeham membuat semua-nya menatap pria itu.
"Jadi sekarang apa lagi Jaemin?" tanya Jeno sambil menatap tajam Jaemin. "kemarin lo dengan tidak tau diri nyakitin Ara dengan lo pacaran sama Seohyeon."
"Lalu sekarang lo bawa--" mata elang Jeno menelisik penampilan Lia membuat gadis itu tersipu malu karena-nya yang ditatap se-intens itu. "--dia ergh.. yang embel-embel kata-nya dia sahabat elo?"
Jaemin menghela pelan lalu membalas tatapan elang Jeno. "Dia emang sahabat gue, disini gue cuma bantu dia. Nggak lebih."
"Dari sudut panjang gue, Ara ataupun Chenle dan Jisung, dari mana lo bantu dia?" tanya Jeno dengan tegas. "Lo bawa dia kesini dan dia tidur disini padahal elo udah ada istri Jaem. Sadar nggak sih kalo elo itu nyakitin Ara lagi? kalo lo emang sahabat buat dia, lo bantu dengan cara lain. Masih banyak cara selain elo ngajak dia tinggal disini. Elo udah berstatus sebagai suami bagi Ara."
"Ya gue itu nggak tega sama Lia, gue tentu sebagai sahabat-nya nggak bisa lihat dia gini dan gue juga sekalian mau ngelindungi dia dari bahaya-nya jika dia sendirian diluar." sahut Jaemin.
"Ya udah gini aja, gue ambil Ara dan bawa dia tidur dirumah gue." final Jeno.
Jaemin mengepalkan tangan-nya dengan kuat. "Nggak bisa gitu! lo tau kan kalo Ara itu istri gue?!"
Pria pemilik mata sabit itu menampakan smir-nya dan masih menatap tajam Jaemin.
"Lalu? apa beda-nya dengan elo?! gue juga sahabatan sama Ara, kek lo sama perempuan nggak tahu diri itu. Jadi kita nggak ada beda-nya bukan?"
Baik Lia dan Jaemin terkejut mendengar lontaran dari Jeno. "LO-!"
"Apa?" sela Jeno cepat. "lo mau ngebelain dia?"
Jaemin bungkam.
"Gini deh, lo tau kan gimana perasaan lo pas tau sahabat elo itu jika diluar sendiri? elo takut bukan? elo takut dia kenapa-kenapa diluar sana?"
Lagi-lagi Jaemin bungkam.
"Sama." timpal Jeno. "gue juga takut Ara disini lama-lama sama elo yang selalu nyakitin batin dan perasaan Ara yang jelas-jelas tulus buat elo. Tapi elo kek-nya masih buta sama perasaan elo."
Ara menyentuh lengan kekar Jeno membuat sang empu menoleh dan tersenyum membentuk sebuah lengkungan dimata-nya itu dan itu sangat manis.
"Kenapa?" nada bicara seketika melembut ketika menatap manik Ara.
"A-aku mau ikut kamu aja,"
Jaemin langsung menatap Ara tak percaya. "Ra, nggak bisa gini."
Jeno memeluk pinggang Ara posesif sedangkan sang empu menatap Jaemin dengan tatapan kecewa.
"Kenapa?"
"Ra..."
Lia pun menganggkat tangan, lalu ia berbicara. "Lo--"
"LO DIAM!" sentak Ara seketika ruangan menjadi sunyi. "Lo nggak ada hak buat bicara disini!"
Lalu ibu hamil itu menghela nafas dengan kasar.
"Ini yang aku nggak mau mudah percaya sama omongan kakak. Semalem aja bicara-nya mau jagain aku dari dia, tapi apa?"
Ara tersenyum miris dan perih hati-nya kembali sakit.
"Kenapa?" tanya Ara pelan. "kenapa kakak lakuin ini?"
Baik Ara maupun Jaemin-- jantung kedua-nya berdegub lebih cepat dari biasa-nya.
"Apa yang udah Lia berikan buat kakak?"
Seketika tubuh Jaemin menengang ketika mendapatkan lontaran itu dari mulut Ara secara langsung untuk diri-nya.
oOoOo
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...