Happy Reading!oOoOo
Aku membuka mata ketika cahaya perlahan masuk mengenai mataku.
Yang pertama aku cari adalah kak Jaemin-- pria itu tidak ada di kamar, kemana kak Jaemin?
Tanpa basa-basi, aku langsung beranjak dan mencari keberadaan kak Jaemin di penjuru rumah ini. Tapi nyata-nya nihil.
Kak Jaemin mungkin udah pergi, bahuku merosot dan berjalan gontai menuju dapur untuk membuat sarapan.
"Huh, kak Jaemin kok main pergi aja sih." monologku.
"Kenapa nggak bangunin aku?"
"Atau nggak tunggu aku bangun?"
Aku berkacak pinggang menghadap lemari pendingin, seperti tampak berbicara dengan-nya.
"Kak Jaemin nggak bisa ya bilang-bilang dulu kalo mau pergi?"
"Paling enggak tinggalin pesan gitu?"
Aku tercekat pelan, "Atau jangan-jangan aku ileran? jadi kak Jaemin jijik liat aku?!"
"Huwaaaaaa"
Aku menutup mukaku malu.
Jika itu memang terjadi, aku benar-benar malu untuk melihat kak Jaemin.
"Ara?"
"HUA ABAH CUCU MU NIKAH!"
Aku langsung menutup mulutku dan berbalik mendapati kak Jaemin yang sedang berdiri sambil memegang satu kresek putih.
"Lo ngapain disini?"
"A-nu i-itu..."
Kak Jaemin menghela pelan, "Udah sini sarapan dulu. Gue udah beliin lo bubur."
Kak Jaemin menarik tanganku menuju meja makan, "Nah tunggu bentar, gue ambil piring."
Aku masih cengo melihat kak Jaemin yang tiba-tiba seperti ini.
Apakah kak Jaemin di rasuki sesuatu?
Akhirnya kak Jaemin kembali dengan satu piring dan langsung membuka bungkusan yang berisikan bubur.
"Kak, kenapa nggak bangunin aku aja biar aku bisa bikin sarapan?"
"Enggak, elo lagi sakit."
"Aku cuma panas kak, enggak lupa ingetan gimana cara masak."
Kak Jaemin berkacak pinggang, "Nurut aja napa sih? entar elo kenapa-kenapa kalo masak. Lagi sakit gitu masih aja mau beraktivitas kek biasa."
"Nih Aaa~"
Aku menolak tangan kak Jaemin, "Aku bisa makan sendiri kak,"
Tuk
Kak Jaemin menyentil keningku.
"Nggak bisa nurut sama laki ndiri ya?"
"B-bukan gitu kak.."
"Ya udah sini gue suapin," sela kak Jaemin. "udah enak gue nggak marah sama elo. Jadi nurut aja."
Kak Jaemin kembali menyuapiku hingga bubur itu tinggal sedikit.
"U-udah kenyang kak.."
Kak Jaemin meletakan piring tersebut dan mengambilkan satu gelas susu untukku.
"Nih minum," katanya sambil memberikan gelas itu. "di habisin susu nya."
Aku mengangguk pelan.
Setelah semua susu habis, aku menghela pelan.
"Ck, udah gede tapi kok masih kek anak kecil si?"
"Siapa?" tanyaku balik.
"Ya elo lah." kak Jaemin mendekat dan tiba-tiba mengelap sisa susu yang ada di sudut bibirku
"Nih minum susu aja sampe belepotan." gerutu kak Jaemin.
Aku mempaotkan bibirku, sebal karena di bilang seperti itu.
"Kakak tuh sama aja kek Jeno," sahutku.
"Jeno?" beo kak Jaemin. "temen lo yang nggak punya mata itu ya kalo senyum?"
"Tapi senyum nya manis tahu!"
"Masih manisan juga senyuman gue,"
"Jeno tau!"
"Lo liat ini ya, gue nggak kalah manis dari Jeno." Seketika kak Jaemin mengembangkan senyum nya membuat aku langsung membeku ditempat.
"Gimana?" tanya kak Jaemin sambil menaikan alisnya sebelah."Maniskan gue?"
Iya kak manis banget!
Dan ini untuk yang pertama kalinya kakak senyum buat aku!
Aku menutup mulutku yang terbuka, "K-kak i-tu.."
"Udah jangan lama-lama terpanah sama gue nya," kak Jaemin berdiri dari duduknya.
"Siap-siap sana, nanti gue ajak lo ke dokter."
Hening.
"Nggak kak! aku nggak papa!" sahutku cepat.
Kak Jaemin yang semulanya berjalan ke dapur langsung berhenti dan berbalik menghadapku. "Kenapa?" tanya-nya heran.
"A-aku udah sehat kok!"
"Tapi gue tetep mau bawa lo ke dokter, biar lo bener-bener sembuh."
"K-kak..."
Kak Jaemin langsung berlalu menuju dapur tanpa memperdulikanku.
'Tamat riwayatmu Ara!'
oOoOo
Sorry update nya segini doang ya.. tangan aku nggak kuat ngetik lagi😭
Goodnite!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...