52

14.2K 2.3K 902
                                    



Happy reading!

oOoOo


Author.

Senyum Ara terus mengembang sambil menatap layar ponsel-nya bahkan sesekali gadis itu tertawa pelan membuat Jeno mengernyit bingung dengan tingkah Ara.

"Ra? ngapain?"

"Ha?" gadis itu tersentak pelan lalu setelah-nya ia menggelengkan kepala. "aku lagi bales pesan kak Jaemin."

Perlahan senyum Jeno luntur mendengar perkataan Ara, lalu ia terus menatap wajah Ara yang sangat tampak bahagia.

Lalu pria itu membantin, hanya tuhan dan diri-nya yang tahu. Jeno pun berlalu meninggalkan Ara, mood gadis itu tengah bagus. Jadi Jeno tidak ingin menghancurkan-nya.

Kak Jaemin💓

|Iya~
|Aku udah kangen aja sama kamu~

Ih masa si?|

|Kamu nggak percaya sama aku?

Ya nggak gitu si..|

|Kak Jaemin send a picture.

|Kak Jaemin send a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Ngambek modeon!

hshshshs aku jadi mau cubit kakak!|

|Hayo sini~
|Biar kamu bisa cubit aku sepuasnya
|Pulang ke Seoul :(

Nggak bisa sekarang kak...|
Ah iya awas aja kakak nggak jaga|
kesehatan!

|Iya sayang~
|Ra, kalo bisa sering-sering kabarin
keadaan kamu ya...

Aku nggak janji kak.|

|Aku bakal nunggu kamu pulang Ra..
|Kalo bisa aku datengin kamu!

Jangan!|
Nanti Lia malah ngancem kakak lagi.|

|Aku nggak peduli lagi Ra, yang
terpenting aku mau kamu. Aku
bisa gila lama-lama kalo gini cara-
nya.

Kak?|

|Ya kenapa?
|Ayo bilang, jangan bikin aku
penasaran~

I love you to the moon and back.|

Setelah mengirim pesan tersebut, Ara langsung menyimpan ponsel-nya lalu ia menghela nafas dengan kasar.

Lalu gadis itu menghapus air mata-nya yang keluar dari sudut mata-nya.

'Ayo Ra! kamu bisa!'


..


1 bulan kemudian...

Sudah satu bulan lama-nya mereka disini, gadis itu juga sudah melewati kemoterapi sebanyak satu kali. Rasa-nya gadis itu ingin menyerah saja.

Menjalani kemoterapi itu benar-benar sakit, karena tentu-nya setelah menjalani kemoterpati-- Ara harus menahan rasa sakit, nyeri hingga mati rasa pada tubuh-nya.

"J-jeno..."

Pria itu langsung menghampiri Ara yang masih terbaring lemas di bangsal rumah sakit. "Kenapa? kamu butuh apa?"

Ara menggeleng pelan lalu ia menggenggam tangan Jeno. "Ka-mu disini a-ja.."

Jeno mengangguk pelan dan mengambil kursi untuk ia duduk ditepi kasur pasien tersebut. Sesekali pria itu mengelus tangan Ara yang sangat dingin. Tubuh gadis ini juga semakin hari semakin kurus. Jeno takut karena Ara yang tengah mengandung tersebut, takut terjadi apa-apa kepada kedua nyawa yang berada didalam sana itu.

"Je-no-hh.."

"Kenapa Ra..."

"S-sakit..." rintih Ara.

Jeno dengan sigap langsung berdiri dan ingin memanggil dokter tapi Ara langsung menahan itu, lalu ia menggeleng lemah.

"Di... disini a-ja..hhh.." gadis itu menarik nafas-nya yang berat, walaupun diri-nya bernafas sudah dibantu dengan tabung oksigen. Tapi rasa-nya ia masih sulit bernafas sekarang.

"Ra... bertahan Ra... kamu kuat," Jeno terus mengecup tangan dingin Ara. "please.. bertahan..."

Ara mengulas senyum tipis lalu ia mengelus surai pria itu, "Ala sayang Nono.." kata Ara dengan sangat pelan.

Jeno menggeleng pelan, dada-nya ikut sesak karena melihat kesehatan Ara yang turun drastis. Ia ingin menangis, tapi ia tidak mau menangis didepan Ara. Jeno tidak mau melihat Ara semakin banyak pikiran dengan kondisi-nya yang sedang ngedrop tersebut.

"Nono's still here Ra."

"Hhh... be-rapa l-lama lagi aku ha-rus seper-ti ini?"

"A-aku lelah..." timpal Ara.

oOoOo

See you in next chapter~

..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang