13

16.5K 3K 586
                                    





‼️Don't be a siders.
‼️Vote dan komen nya ya~

Happy reading!<3


oOoOo

Aku menggigit bibirku menahan gugup, pasalnya aku benar-benar tidak mau pergi ke rumah sakit karena ada alasan yang seharusnya kak Jaemin tidak tahu, bahaya jika kak Jaemin mengetahui ini.

Aku menghampiri kak Jaemin yang sedang berada di dapur.

"Kak, aku beneran nggak sakit lagi kok."

Kak Jaemin menoleh, "Terus?"

"Ya maksud aku kita nggak perlu ke dokter lagi."

"Mumpung gue ada waktu, nanti elo sakit lagi. Lagi pula ke dokter bukan hanya karena kita sedang sakit kan?"

Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal, "Percaya deh, aku nggak papa kok."

Kak Jaemin menghela pelan dan berjalan menghampiriku.

"Emang ada apa sih?" tanya-nya. "kenapa lo ngindar banget gue ajak kerumah sakit?"

"B-bukan gitu tap--"

"Ya udah nurut aja," sela kak Jaemin. "Nggak perlu takut, lo juga nggak di suntik mati kok."

"Itu pun kalo lo mau, gue bilangin sama dokternya buat di suntik mati."

Aku mendelik kaget.
"Y-ya tapi--"

Kluntung Kluntung

Aku bernafas lega ketika bel berbunyi dan tanpa basa-basi aku langsung membuka pintu.

Cklek

"Wah! masuk Jis," kataku ketika ternyata Jisung yang datang.

"Hai Ara!" sapa Jisung.

"Aku nggak ganggu kamu kan?"

Aku terkekeh pelan, "Enggak lah, ayo masuk dulu."

Aku pun mempersilahkan Jisung masuk ke dalam.



"Siapa yang dateng?" tanya kak Jaemin yang baru datang dari belakang.

"Oh ini ada Jisung."

Mata kak Jaemin menatap Jisung tidak suka, "Ngapain lo pagi-pagi udah dateng aja?!"

"Ya gue mau ketemu Ara lah, bukan mau ketemu elo." sahut Jisung sengit.

Kak Jaemin berkacak pinggang.

"Heh! gue laki nya, ya kali lo nemui bini orang."

"Emang lo udah pantes dibilang suami?" tanya Jisung. "tingkah lo aja nggak mencerminkan sebagai sosok suami buat Ara."

"Wah lo..." kak Jaemin menggeram seperti merasa tersindir.

"Kak..." leraiku.

Kak Jaemin menatapku tajam. "Apa?!"

Aku menghela pelan, kenapa suasana-nya menjadi sengit seperti ini?

Apa yang salah dengan mereka dan kenapa kak Jaemin menjadi tidak suka dengan Jisung?

"Udah ah pusing, urus tuh laki tiang." kak Jaemin berlalu dan meninggalkan kami berdua.

Aku langsung menghampiri Jisung dan duduk di samping pria itu.

"Jis, maafin kak Jaemin ya?"

"Sans aja Ra ama gue,"

"Ya tapi aku kan jadi nggak enakan sama kamu, mana kak Jaemin juga tiba-tiba marah gitu ke kamu." lirihku.

Jisung mengelus pucuk kepalaku dengan gemas, "Yang salah bukan kamu kok, positive thinking aja-- mungkin suami kamu itu lagi PMS."

"Emang kak Jaemin beneran PMS ya?" tanyaku.

Jisunh tertawa lepas menbuat aku terheran-heran.

"Ya enggak lah Ra, ya kali cowok ngalamin yang gituan sih."

Aku mengangguk pelan, ah iya benar. Laki-laki kan tidak mengalami masa menstruasi. Kenapa aku malah menanyakan hal-hal seperti itu.

"Ah iya, kamu udah sarapan?"

Jisung mengangguk pelan, "Udah kok, aku kesini mau ngajak kamu jalan-jalan. Mau nggak?"

Seketika mataku berbinar ketika mendengar ajakan Jisung.

"Wah kemana?!!!"

Jisung menopang dagu-nya sambil tampak berpikir.

"Hm... kemana ya?" gumam-nya.

"Kalau kita Namsan tower terus kita berburu kuliner?"

Aku menepuk bahu-nya dengan semangat. "Ayo! aku mau banget!"








"Ekhem, jangan lupa ada gue disini."

oOoOo


..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang