27

17.9K 4K 2.3K
                                    




Happy reading!

oOoOo


Author.


Ara bergerak gelisah bahkan ia sekarang terpaksa terbangun dini hari. Jam masih menunjukan pukul dua dini hari. Perut gadis itu kembali sakit, tapi diri-nya benar-benar malas beranjak ke kamar mandi. Bahkan hanya sekedar duduk saja, diri-nya sangat malas.

"Ck, sa-kit banget..." keluh Ara pelan karena takut membangunkan Jaemin yang tidur pulas di samping-nya.

Akhirnya gadis itu beranjak dengan pelan agar tidak mengganggu tidur Jaemin. Walau agak sedikit tertatih, Ara tetap berusaha berjalan menuju kamar mandi.

Setelah di dalam kamar mandi, gadis itu langsung memuntahkan isi perut-nya.

"Hoekkk..."








Hingga 10 menit kemudian pun keadaan Ara masih sama-- masih memuntahkan isi perut nya yang tengah bergejolak sakit itu.

Tubuh Ara mulai lemas, kaki nya mulai tidak bisa menahan diri-nya lagi.

Lalu tiba-tiba Ara merasakan ada yang menahan tubuh-nya membuat gadis itu tersentak. Dengan cepat Ara melihat cermin.

Na Jaemin-- pria itu tengah memeluk tubuh-nya dari belakang, lebih tepat-nya membantu Ara berdiri dengan cara memeluk tubuh sang istri dari belakang.

"Kenapa nggak bangunin gue sih?" tanya Jaemin dengan suara serak dan wajah bantal-nya.

Ara masih cengo, dia masih mematung di tempat membuat Jaemin yang tengah terpejam itu langsung membuka mata-nya.

"T-tapi kak.."

"Udah cepet muntahin lagi selagi masih sakit, gue tungguin." potong Jaemin.

Lalu secara kebetulan perut Ara langsung kembali sakit, rasa-nya bayi didalam perut itu tengah menurut perkataan sang Ayah.

Sesekali Jaemin memijat tengkuk Ara agar melancarkan si gadis yang tengah muntah itu.









Akhirnya perut Ara sudah tidak sakit lagi, gadis itu membaringkan tubuh-nya di samping Jaemin yang kembali memejamkan mata-nya.

Sedangkan Ara menatap langit-langit kamar-nya dan sesekali melirik Jaemin yang sudah kembali tertidur.

Kenapa jantung diri-nya berdetak lebih cepat?

Hanya karena perlakuan Jaemin tadi? bahkan setelah Jaemin membantu-nya, perut gadis itu jauh lebih enak dari biasa-nya saat ia memuntahkan itu sendirian.

Apakah si bayi ingin sang Ayah-nya?

"Kenapa belum tidur, hm?"

Jantung Ara hampir saja mati rasa ketika Jaemin memeluk-nya dari samping bahkan pria itu tengah berbisik tepat bibir-nya disamping telinga Ara.

"Nggak... nggak bisa tidur k-kak.." sahut Ara.

Jaemin menaruh kepala-nya di bahu Ara dan kembali memejamkan mata-nya.

"Tidur gih, gue temenin lo sampe tidur." kata Jaemin sambil mengelus perut rata Ara.

"Lo hamil anak gue kan?"

Ara langsung membuat jarak ketika Jaemin bertanya hingga pria itu kembali membuka mata-nya.

"Kenapa?" tanya Jaemin.

"A-aku nggak hamil k-kak.."

Gadis itu berharap agar Jaemin percaya dengan diri-nya, lagi pula bagaimana Jaemin bisa tahu mengenai perihal ini? tidak mungkin jika Jeno yang mengatakan ini kepada Jaemin apa lagi Jisung.

"Terus? lo mual-mual gitu lo pikir gue nggak tahu lo itu gejala orang hamil?"

"I-tu..."

"Lagi pula yang kemarin itu gue yakin itu yang pertama buat elo."

Ara bungkam, gadis itu tidak tahu ingin menjawab apa lagi. Padahal diri-nya benar-benar tidak ingin Jaemin mengetahui mengenai perihal ini.

"Tenang aja, gue percaya dia anak gue."

"Ngh.. Kak?"

Ara tentu sangat kaget melihat reaksi Jaemin yang biasa saja. Apakah artinya Jaemin mulai membuka hati-nya untuk Ara?

"Tapi lo tau kan kita bakal cerai? jadi gue mau lo gugurin dia."

Ara langsung merubah posisi-nya menjadi duduk dan menatap Jaemin tidak percaya.

"Kak--"

"Apa? lo mau nolak?"

Hati Ara benar-benar sakit saat diri-nya disuruh Jaemin untuk menggugurkan sang buah hati. Jauh lebih sakit saat Jaemin mengatakan dia akan menceraikan diri-nya setelah satu tahun menikah.

"Iya aku nolak."

"Kalo kakak nggak mau nerima dia, aku bakal urus dia. Kakak nggak perlu repot-repot buat cari nafkah buat bayi yang ada dirahim aku, nggak perlu repot-repot juga buat membesarkan dia. Aku bakal urus semua itu sendirian, tanpa kakak."

Ara menghampus air mata-nya dengan kasar lalu beranjak dari sana-- gadis itu melangkah menuju pintu kamar tapi sebelum gadis itu membuka pintu, Ara menoleh sebentar ke Jaemin.

"Kakak mau ceraikan? iya jika perlu bulan depan aku yang urus itu semua ke pengadilan."





oOoOo






Tolong ya ges hargai author yang ngetik, susah payah mikir.

Kalian yang sider itu cuma scroll doang terus cuma butuh waktu beberapa menit buat baca, klik tombol vote itu cuma satu detik doang.

Aku sampe hampir hafal sama yang sering komen tuh dan aku sangat sangat berterimakasih.

Coba sini cari author yang update setiap hari, double up dan nggak update semalem besok nya langsung triple up cuma karena nggak enakan sama kalian yang komen nunggu update sampe ada yang begadang cuma buat nunggu cerita nya update.

Aku selalu baca komenan kalian ya, bahkan yang req sad/happy ending itu selalu aku baca :)


Thanks.

Salam Author.

..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang