Happy reading!oOoOo
Author.
"Hari ini mau kemana?"
Ara menyenderkan kepala-nya dibahu lebar milik Jeno sambil duduk di balkon Apartemen pria itu.
"Aku baru inget Jen, kalo baju-baju aku masih disana," sahut Ara. "mana sekarang aku cuma pakek hoodie kamu."
Jeno tertawa pelan. "Lucu tau~ hoodie itu bikin badan kamu ilang."
Ara berdecak pelan mendengar bahasa Jeno.
"Iya kalo kamu mata-nya yang ilang kalo lagi senyum." cibir gadis itu.
"Tapi aku tampankan~"
"Enggak!"
Pria pemilik senyum yang manis itu mempaotkan bibir-nya dengan gemas membuat Ara langsung mencubiti pipi Jeno.
"Ya udah artinya hari ini kita cari baju baru kamu aja."
Ara langsung mengangkat kepala-nya. "Ih sayang sama baju lama aku Jen~ mending aku pulang bentar."
"Lah kenapa?" tanya Jeno bingung. "masalah-nya udah banyak baju baru buat kamu, kita tinggal cari tambahan aja."
"Lah banyak? emang dari mana aja baju itu? terus siapa yang beli?" tanya Ara dengan bertubi-tubi.
Lalu Jeno mengacak gemas rambut Ara sambil menunjuk kardus besar yang ada didalam apartemen.
"Itu Chenle yang beli, baru tadi juga sampe-nya."
"Ha?! Chenle?!" pekik Ara kaget. "t-tapi itu banyak banget No..."
Jeno mengangguk pelan lalu mereka beranjak dari sana menuju kardus yang sebelum-nya ditunjuk oleh Jeno.
Ara membantu Jeno untuk membuka kardus besar yang berisikan baju itu lalu setelah dibuka-- Ara menutup mulut-nya kaget.
"J-jen..."
Ara memgambil salah satu baju yang ada didalam kardus tersebut. "I-ni kenapa baju-nya merek gucci, chanel, Louis Vuitton... ini barang-barang branded semua.."
"Wah kalo aja baju-baju ini muat sama aku--" kata Jeno sambil mengambil baju yang ada ditangan Ara tersebut. "--pasti aku pinjem sama kamu."
Ara menggeplak lengan kekar Jeno. "Heh, ya kali ah badan L-men tapi pakek baju sekecil ini. Yang ada jahitan-jahitan baju-nya auto melar kamu yang pakek."
Jeno berdecak pelan sambil merangkul leher Ara yang tinggi-nya hanya sebatas dagu pria itu.
"Nggak buruk juga sih, entar aku coba deh. Ya kali baju mahal-mahal gini jahitan-nya semudah itu rusak."
Ibu hamil itu merotasikan bola mata-nya malas lalu ia beranjak dari sana di ekori Jeno menuju pantry.
"Jen~ aku laper~"
"Mau makan apa?" tanya Jeno sambil memasang apron warna pink.
Ara pun duduk disalah satu meja makan kecil yang ada disini. "Mau samyang~"
"Ha? mau sayang?"
"Ck, jangan aneh-aneh deh Jen." cibir gadis itu sambil nenumpu dagu-nya. "tapi aku beneran pengen samyang.."
Jeno membuka lemari kecil untuk menyimpan makanan yang sering ia simpan. "Nggak mau ah, entar kamu mules-mules karena makan pedes gitu. Mana ada debay yang harus kamu jaga."
"Tapi aku pengen banget~ nanti anak aku ileran gimana dong?"
"Aku masakin yang lain aja ya?"
Ara menggeleng pelan. "Aku mau nya Samyang~"
"Tapi aku mau-nya kamu sayang~"
oOoOo
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...