Happy reading!oOoOo
"Ra, ayo kita pulang."
Lee Ara mendongakan kepala-nya ketika Jaemin beranjak dan menghiraukan sapaan Seohyeon. Bahkan pria itu mengulurkan tangan kepada-nya.
"E-eh iya..."
Gadis itu pun berdiri lalu melihat Xiaojun sebentar, "K-kalo begitu kami pamit ya.."
Jaemin langsung menarik tangan Ara dan ia genggam tangan gadis itu dengan erat.
Aura Jaemin sedikit berbeda dari sebelum-nya jadi Ara sedikit takut untuk berbicara sepata-kata untuk pria itu.
Takut jika diri-nya malah menjadi pelampiasan Jaemin lagi.
Jadi di sepanjang jalan menuju mobil hanya terjadi keheningan. Ngomong-ngomong jarak parkiran mobil cukup jauh membuat kaki Ara menjadi merah dan pegal.
"Kak..." Ara menahan tangan Jaemin membuat sang empu menghentikan langkah-nya. "Berhenti bentar.. kaki aku sakit." keluh Ara.
Lalu tiba-tiba Jaemin sedikit merendahkan tubuh-nya. "Naik ke punggung gue."
"Eh?"
"T-tapi kak.."
Jaemin langsung menarik tangan Ara membuat gadis itu langsung menempel dipunggung Jaemin.
"Pegangan sama leher gue, nanti jatuh." perintah Jaemin.
Ketika Jaemin mulai berdiri, Ara langsung memeluk leher sang suami dengan erat. Dari sedekat ini, Ara bisa menghirup aroma Jaemin yang maskulin.
"Kak... dilihat banyak orang,"
"Lalu?" sahut Jaemin cuek.
"Nanti kakak malu~"
Tiba-tiba Jaemin menggenggam tangan Ara yang berada didepan leher Jaemin. "Gini doang gue nggak malu, yang penting lo nggak kenapa-kenapa."
Ara menenggelamkan wajah-nya dibelakang leher Jaemin karena menahan malu, padahal Jaemin hanya mengatakan dengan nada biasa. Tapi gadis itu malah salah tingkah dibuat-nya.
..
Setelah hampir seharian mereka diluar, malam ini kedua nya tengah merebahkan tubuh diatas kasur dengan tenang.
Jaemin saja sudah masuk ke dalam mimpi tapi Ara masih terjaga. Karena beberapa menit yang lalu perut-nya kembali sakit. Tapi tidak separah kemarin-kemarin.
Ara merubah posisi-nya menjadi membelakangi Jaemin, diri-nya mencoba tidur tapi tetap tidak bisa. Padahal mata-nya sangat mengantuk.
"Kenapa belum tidur?"
Gadis itu tersentak pelan ketika Jaemin memeluk tubuh-nya dari belakang.
"A-nu kak..."
"Perut-nya sakit lagi?" tebak Jaemin.
Ara mengangguk pelan lalu Jaemin pun beranjak dari sana membuat Ara juga merubah posisi-nya menjadi duduk.
"Kakak mau kemana?"
"Mau bikinin lo teh anget biar enakan."
"E-eh nggak usah kak,"
"Tunggu bentar aja, nggak bakal lama." Jaemin pun berlalu meninggalkan Ara.
Tak sampai 10 menit, Jaemin sudah kembali dengan satu gelas teh hangat. Pria itu benar-benar membuatkan diri-nya teh.
"Minum-nya pelan-pelan aja." kata Jaemin lalu pria itu menyodorkan gelas tersebut ke Ara.
"Makasih kak."
Jaemin mengangguk lalu pria itu memilih duduk disamping Ara sambil menunggu sang istri menghabiskan teh tersebut.
Sesekali Jaemin mengelus perut rata Ara, "Dedek tuh jangan nakal didalem, kesian buna.. jadi sakit.."
Setelah selesai Ara meletakan gelas tersebut diatas nakas dan menatap Jaemin yang masih melihati diri-nya.
"Udah enakan?"
"Iya," sahut Ara. "makasih ya kak."
"Bagus deh. Berarti sekarang dibawa tidur biar enakan besok-nya."
Lee Ara menuruti kemauan Jaemin dan memilihi tidur menghadap Jaemin. Lalu tak lama kemudian mata gadis itu mulai berat.
Jaemin pun mengelus pucuk kepala Ara dan perut gadis itu secara bergantian.
"Dedek ikut tidur ya, biar buna bisa tidur juga."
Ara kembali membuka mata-nya yang sempat terpejam.
"Kak..." rengek Ara.
"Apa?"
"Udah ih, jangan bilang gitu~"
Pria itu terkekeh pelan membuat ketampanan seorang Na Jaemin berkali-kali lipat lebih tampan.
"Gue suka manggil itu, terus salah?"
Ara menggeleng pelan, "kak, boleh peluk nggak?"
Lalu dengan cepat Jaemin merentangkan tangan-nya untuk Ara, gadis itu juga langsung masuk ke dalam pelukan hangat sang suami.
"Kak..."
"Kenapa hm?"
Ara menggeleng pelan didalam dekapan Jaemin.
"Bicara aja, gue dengerin."
Rupa-nya Jaemin juga penasaran dengan Ara karena gadis itu tidak tuntas bicara-nya.
"Nggak jadi kak~"
"Ck, bikin gue jadi nggak bisa tidur gara-gara lo setengah-setengah gini." cibir Jaemin.
Ara terkekeh pelan lalu ia mendongakan kepala-nya untuk menatap wajah Jaemin, dipegang rahang pria itu sambil menatap manik tajam Jaemin.
"Kakak harus selalu jaga kesehatan ya."
"Hah? lo kenapa sih?" tanya Jaemin.
"Enggak, cuma pengen bilang gitu doang."
Jaemin menghela pelan lalu ia usak pucuk kepala Ara. "Udah tidur, jangan mikir yang macem-macem. Jangan terlalu banyak pikiran, nggak baik buat dedek."
"I love you kak.."
"Iya gue ju--" Jaemin langsung menoyor kepala Ara.
"Tidur!!!!!!!"
oOoOo
To be continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrender | Na Jaemin✔️
Fanfiction[Complated✔️] ❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞ ‼️ Don't be a silent readers. ‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah. 🏆 Rank #1 on Najaemin 17 oct'20 #1 on kpop 4 sept'20 ...