51

13.4K 2.3K 960
                                    




Happy reading!

oOoOo

Author.

Ara merebahkan tubuh-nya karena lelah seharian diperjalanan dari Seoul menuju Kanada. Mereka baru saja tiba di apartemen Mark Lee sekitar 10 menit yang lalu.

"Hhh... kamu udah hubungin kak Mark?" tanya Ara ke Jeno yang baru saja duduk disalah satu sofa yang ada.

Jeno mengeluarkan ponsel-nya dan mengetik sesuatu disana. "Mark bentar lagi pulang," sahut pria itu tapi tatapan-nya tidak lepas dari ponsel.

Ah iya, mereka bisa masuk apartemen Mark karena memang Ara tau kode pin tersebut, dia bisa tau juga karena pernah tinggal disini lumayan cukup lama. Sebelum ia kembali ke Seoul.

Tiba-tiba Jeno langsung terduduk tegap yang awal-nya tengah bersantai itu membuat Ara ikut terkejut. "Ah iya Ra, mulai besok kita check-up rutin sama control ya."

"Ha?" Ara ikut membenarkan posisi duduk-nya. "secepet itu Jen? kita baru sampe loh hari ini."

Jeno menghela pelan lalu ia berdiri untuk duduk disamping Ara. "Semakin cepat kita masa pengobatan kamu, semakin cepat juga kamu bisa sembuh Ra. Kamu nggak inget waktu itu kamu mengalami masa kemoterapi terus-menerus selama satu tahun? belum lagi kamu lemah jantung. Ini demi anak kamu juga Ra..."

Ara mengulas senyum tipis lalu ia bersender dibahu lebar milik Jeno. Lalu ia peluk lengan pria itu tanpa menyahut Jeno.

Diri-nya mengerti, Jeno pasti sangat takut jika dia harus kembali mengalami masa-masa sulit itu. Bahkan beberapa tahun yang lalu-- Jeno sering menangisi diri-nya yang tidak kian sembuh. Tapi sekarang malah

"Kamu tenang aja Jen."

"Nggak bisa Ra, ini bukan hal ringan buat dibawa santai. Ini nyawa kamu Ra taruhan-nya. Kamu juga bawa dua nyawa di kandungan kamu, gimana bisa aku bisa tenang? yang ada aku makin khawatir sama kamu." omel Jeno.

Gadis itu terkekeh pelan lalu ia mencubit-cubit gemas pipi Jeno. "Kamu makin bawel aja ih~"

Jeno berdecak pelan lalu ia menangkup wajah Ara membuat bibir gadis itu terapit. Ah... Jeno tidak bisa menahan senyum-nya melihat wajah gadis yang ada didepan-nya itu.

Rasa-nya baru kemarin ia bertemu Ara di taman bermain, ketika Ara yang membantu Jeno yang jatuh dari sepeda. Lalu persahabatan mereka terjalin hingga sekarang.

"Kamu tuh bisa nggak sih, enggak gemesin mulu."

Ara mempaotkan bibir-nya, gadis itu sebal. "Kamu ngejek aku ya?"

"Dih? kok aku dibilang ngejek kamu sih?"

Gadis itu pun melepaskan tangan Jeno dari wajah-nya. "Habis-nya bilang gitu, aku enggak gemesin-!"

Belum sempat Jeno menyahut, tiba-tiba pintu apartemen terbuka dan menampakan Mark dengan seorang wanita cantik. Seperti-nya mereka tampak beradu argumen.

"Dih enak aja lo!"

"Lah kenapa? gue kan minta tolong sama lo."

"Ya lo kan bisa cari tempat lain anjimc!"

"Gue nggak mau sendirian, lagi pula apa salah-nya sih? gue minta tolong dikit doang."

"Dikit kata lo?"

"Iya,"

"Lo pikir gimana jadi gue harus satu kamar di apartemen gue sama lo?!!!"

Ara dan Jeno terkejut mendengar perdebatan kedua manusia itu, karena wanita itu benar-benar frontal. Bahkan ketika manik wanita itu tak sengaja menangkap Jeno dan Ara yang tengah menontoni-nya, dia ikut tersentak pelan.

"L-lah itu saha?!"

Lalu atensi Mark tertuju yang dimaksud oleh wanita tersebut. "Oh mereka yang bakal nempati apartemen gue buat beberapa waktu."

Wanita yang tidak Ara ketahui itu berkacak pinggang lalu menghampiri  Ara dengan wajah sebal.

"Jadi lo ya yang bikin gue harus satu kamar sama laki gila yang otak-nya semangka mulu itu?!"

Ara menatap Mark dan Jeno secara bergantian, diri-nya benar-benar tidak paham apa yang dimaksud oleh wanita yang di depan-nya itu.

Lalu Mark yang mengerti pun langsung mendekat.

"Haechanie... lo buat dia takut."

"Ish gue masih kesel ya sama lo!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ish gue masih kesel ya sama lo!"

Mark menarik tangan Haechan untuk duduk dan berhadapan dengan Ara dan Jeno. "Maaf ya Ra, Jen-- Echanie emang gitu orang-nya."

Haechan yang tidak terima dibilang seperti itu pun mencubit lengan pria itu dengan kesal.

"Aww.. Aww... sakit," ringis Mark lalu ia memegang kedua tangan Haechan agar gadis itu tidak mencubit-nya lagi. "diem dulu napa sih? gue mau ngejelasin."

"Ya nggak perlu pegang-pegang tangan gue gini dong!" dengus Haechan.

Mark tertawa pelan. "Habis-nya tangan lo minta dipegang mulu."

"Kak..." panggil Ara pelan membuat Mark langsung kembali tersadar.

"Oh oke-oke maaf," pria itu pun membenarkan posisi duduk-nya. "jadi gini, aku sementara bakal ngungsi ke apartemen Echanie buat sementara doang kok. Jadi buat Jeno, gue minta lo jaga Ara baik-baik." tegas Mark.

"Lah emang gue udah ngizinin lo buat tinggal di apartemen gue?"

"Iya-in aja napa sih, mau gue nikahin lo disini biar lo diem?"

oOoOo

..

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang