23

17.8K 2.5K 588
                                    



Happy reading!

oOoOo

Author.


Satu minggu kemudian...

Setelah kepulangan honeymoon Pasutri atau pasangan suami istri itu tidak berjalan mulus. Ara yang tidak banyak bicara dan Jaemin yang tampak tidak peduli dengan perlakuan nya saat ia mabuk itu.

Bahkan Yoona masih bingung, apa yang terjadi dikedua nya hingga mereka tampak sangat canggung. Tapi ibu anak satu itu tidak ingin ikut campur urusan rumah tangga mereka, Yoona mempercayai mereka jika kelak nanti keduanya bisa mengurus masalah ini. Hanya butuh waktu saja.


"Hoekkk..."

Ara yang tengah sarapan itu langsung berlarian menuju toilet belakang untuk menumpahkan kembali isi perut yang baru saja ia isi itu.

Dari kemarin dia mengalami morning sickness itu, jangan lupa. Tanpa sepengetahuan Jaemin tentunya. Gadis-- ah mungkin sekarang dia bukan gadis lagi. Ara tentu tidak ingin membicarakan perihal ini kepada Jaemin.

Ara memegang kening nya yang berkedut pusing, selalu seperti ini. Semenjak dia mengalami morning sickness, dia harus mengalami nyeri yang sangat sakit pada kepalanya.

"Ck, sakit banget..." lirih Ara.

Gadis itu bertopang pada dinding toilet yang dingin untuk menjaga agar tubuhnya tetap berdiri.

Ah ya bicara soal Jaemin, pria itu sudah pergi. Ara tidak pernah melihat pria itu saat ia terbangun dipagi hari dan bahkan saat ia tidur pun Jaemin tidak ada.

Tapi tadi malam, Ara mengalami gejolak di dalam perutnya hingga ia harus mengeluarkan itu. Dia terbangun sekitaran jam 2 pagi, saat itu Jaemin ada. Dia tertidur pulas disamping nya.

Ara cukup bersyukur, setidaknya Jaemin masih pulang ke rumah dan tidur disamping nya.

"Hhh, ng-nggak kuat..."

Perlahan tubuh Ara terduduk lemas di lantai dingin toilet tersebut, kakinya benar-benar lemas.

Kluntung kluntung

Bel rumah berbunyi tapi kaki Ara benar-benar lemas, dia bahkan tidak bisa menahan dirinya sendiri.

"Duh... gimana nih..."

Ara berpengangan dengan dinding toilet tersebut, dia terlalu berjalan sambil memegang barang-barang hingga dia tiba di depan pintu.

Cklek


"Iya sia--"

"Jeno?"

Ara langsung menghambur ke pelukan Jeno dan tentunya disambut hangat oleh pria pemilik eyesmile itu.

"Kamu pucet banget Ra,"

"A-aku nggak kuat Jen.." adu Ara.

Jeno menundukan kepalanya untuk melihat wajah pucat pasi si cantik.

"Emang kenapa?"

"Cerita didalem aja, nggak enak diluar Akhh!!"

Ara langsung memekik ketika Jeno mengangkat tubuh Ara ala bridel style tanpa bilang lagi.

"Ish!" Ara memukul dada bidang Jeno. "ngagetin tahu."

Jeno tersenyum yang membuat hati Ara menghangat. Ara tentu menyukai eyesmile pria itu-- ah ralat, Ara hanya sekian dari banyaknya orang yang menyukai eyesmile Jeno.

"Kata-nya tadi nggak kuat, giliran udah digendong malah gitu." sahut Jeno sambil mempaotkan bibirnya.

Ara tersenyum merekah melihat Jeno yang benar-benar tidak berubah. Selalu melakukan tanpa mengatakan kepada-nya terlebih dahulu.

"Ya nggak gitu juga Jen."

"Oh iya, kamu mau cerita apa emangnya?" tanya Jeno.

Jeno meletakan tubuhku dengan perlahan diatas sofa. Benar-benar pria yang soft.

"Kek nya aku hamil deh..." kata Ara dengan pelan.

"Mwoya..."

"Kamu beneran?"

Ara mengangguk. "Aku dari kemarin morning sickness mulu, mana setelah nya kepala aku pusing banget."

Jeno mengelus pucuk kepala Ara dengan pelan. "Terus kamu bilang sama Jaemin nya?"

Ara menggeleng gemas dan membuat Jeno untuk tidak bisa menahan mencium pucuk kepala si cantik.

"Kenapa gemesin banget sih?"

"Siapa?"

"Ya kamu lah. Emang aku lagi sama siapa lagi disini?"

Ara tertawa pelan, "Ya mungkin aka lamu muji diri sendiri."

"Jadi, kenapa kamu nggak cerita sama Jaemin jika kamu mengandung anak-nya?" tanya Jeno.

Ara meremat ujung baju yang ia gunakan sambil menunduk, gadis itu tidak berani menatap wajah Jeno.

"I-itu terjadi karena kecelakaan doang J-jen.. aku nggak berani bilang, takutnya kak Jaemin nggak mau nerima anak ini."

Jeno menghela pelan, pria itu cukup mengerti yang di maksud oleh si cantik. Ya wajar saja dia takut, mana juga hubungan pernikahan mereka tidak di landasi benih-benih cinta.

"Jadi sekarang kamu mau gimana?"

Ara menatap manik mata Jeno.

"A-aku mau besarin dia sendiri, setelah dia lahir aku nggak mau pulang kesini lagi."


























"Itupun kalo aku masih sanggung bertahan, karena aku nggak yakin aku bisa selamat. Penyakit yang aku idap tidak menjamin aku selamat setelah melahirkan si bayi."

oOoOo

To be continued~

Sorry banget ya kemarin nggak update huhu T~T

Aku belum mulai perkuliahan aja masih rada sibuk dan bulan depan aku udah masuk kuliah lagi, jadi aku usahain sebelum masuk kuliah aku selesain work ini~

Aku bakal buat next book kalo minatnya rame kek book ini hehe☺️

Surrender | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang