25

162 45 0
                                    

Api yang berkobar sedikit jinak. Para serdadu berdatangan membawa ember berisi air untuk memadamkan api yang melahap ruang kerja Kapten Frederik.

Tidak terlalu lama, api pun padam. Yang tersisa, hanya ruangan berwarna hitam penuh jelaga.

"Nyaris tidak tersisa," Kapten Frederik mengawasi anak buahnya yang sedang  menyiramkan air untuk menghilangkan sisa-sisa api.

"Kita bereskan saja, Kapten?" salah seorang diantara mereka memberikan saran.

"Jangan. Biarkan saja apa adanya."

"Apakah kita beritahu para perwira di Markas Besar?"

"Jangan dulu. Ini masalah kecil. Tidak usah membebani para Jenderal dengan urusan kebakaran kecil di ruang kerjaku."

"Baik, Kapten."

Lampu-lampu yang terpasang di sekitar barak cukup untuk penerangan. Keadaan ruang kerja Kapten Frederik yang berantakan terlihat cukup jelas. Apalagi, rembulan menjadi penerangan tambahan bagi sekumpulan serdadu yang sibuk karena suasana yang tak terduga.

Tidak terduga pula, Wali Kota menghampiri tempat kejadian. 

"Aku mendengar ada kebakaran di sini?" Sang Wali Kota bertanya dengan berteriak. Dia datang dengan kereta kuda, tanpa ditemani siapa pun kecuali seorang kusir.

"Ya, begitulah, seperti yang Anda lihat, Tuan."

"Kau baik-baik saja, Kapten?"

"Saya baik-baik saja. Tapi ruang kerja saya ... tidak ada yang bisa diselamatkan."

Sang Wali Kota memegang lentera yang tergantung di pagar.  Dia masuk ke ruangan yang terbakar. Memperhatikan.

"Oh, Anda diserang. Aku lihat ada golok dan kapak tertancap. Bajingan!"

"Saya kaget. Padahal baru saja saya mau tidur. Setelah seharian ini mengurus banyak hal."

"Kapten, ada yang hilang?"

"Tidak ada. Mereka hanya mengincar nyawa saya."

"Berani sekali mereka masuk ke sarang serdadu. Berapa orang yang datang?"

"Dua orang. Dengan wajah ditutup topeng. Sekarang mereka sedang dikejar oleh beberapa serdadu."

"Kapten, aku yakin mereka menginginkan kita pergi dari Batavia. Dasar licik."

"Tuan, Anda datang ke sini sendirian?"

"Ya. Hanya ditemani kusir."

"Istri dan anak Anda? Anda tinggalkan di rumah?"

"Ada penjaga yang berjaga semalaman."

"Maaf, bukan saya meremehkan. Mereka telah berani datang ke sekumpulan serdadu dan berhasil membakar ruang kerja saya.  Bagaimana dengan keamanan rumah Anda?"

Wajah Sang Wali Kota menegang.

Panca dan Misteri Gua KelelawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang