Kapten Frederik gusar ketika tahu Dokter Hewan terlalu banyak bicara. Mengapa dia harus melapor pada Walikota. Padahal, Frederik ingin urusan ini hanya ada dalam lingkup wewenangnya.
Frederik selalu memiliki keyakinan jika kasus yang dihadapinya bisa diselesaikan olehnya. Dengan caranya. Apabila terlalu banyak orang terlibat maka permasalahan sulit terselesaikan.
Bagi Kapten Frederik, menyelesaikan kasus bukan apakah kasus itu bisa terpecahkan tapi bagaimana kasus ini tidak menjadi masalah besar. Puluhan kasus pencurian, pembunuhan atau sekedar kehilangan barang di jalanan bisa dia redam tanpa harus menimbulkan gejolak di masyarakat. Walaupun, dia tidak bisa membuktikan siapa pelakunya.
Cara kerjanya yang efisien itu telah membuat dia bertahan menjadi penanggungjawab keamanan kota itu. Tapi, kasus ini bukan hanya membuat kehebohan di tengah kota juga membuat posisinya bisa tergeser. Dia bisa dipecat atau dipindahkan ke luar Batavia.
Bekerja di luar Batavia, dia tidak terpikir jika itu bisa terjadi. Baginya, pekerjaannya saat ini sudah sangat nyaman. Terlalu lelah baginya jika harus terus berpetualang ke banyak tempat, usianya sudah tidak muda lagi.
Malam itu, di ruang kerjanya, Kapten Frederik masih memikirkan situasi yang dirasa menyudutkannya. Dia paham, membiarkan puluhan bahkan ratusan bangkai ternak terhanyut di sungai adalah kesalahan besar. Sangat mengganggu kenyamanan, tentu saja kenyamanan para pejabat di Pusat Pemerintahan.
"Ah, apa peduliku pada orang-orang itu," hatinya gusar.
Dia fokuskan kembali pikirannya pada guci-guci yang ada di atas meja. Guci dari tanah liat, diisi oleh emas yang sudah mengeras. Bentuknya mengikuti bentuk guci itu. Jika gucinya pecah, bentuk emas itu akan sama dengan gucinya. Guci layaknya pencetak. Atau, guci ini hanya cara untuk menyamarkan betapa berharga barang di dalamnya.
Dia masih memikirkan siapa pemilik guci-guci berisi emas itu?
Bagi Frederik, penting untuk mengetahui sumber guci itu bermula. Karena, menurutnya jika ada 4 buah guci, kemungkinan besar ada lagi yang lain ...
Guci-guci itu ditemukannya bersamaan dengan pertemuannya dengan teman lamanya, yang kebetulan dia sudah mengenalnya sebagai pemburu harta karun. Teman lamanya itu pasti punya alasan kenapa dia datang jauh-jauh dari Belanda, untuk apa dia datang ke Batavia?
Jika dia datang untuk secuil emas, maka tidak mungkin. Pasti dia datang untuk begitu banyak emas ... dan emas milik siapa?
Kapten Frederik masih teringat desas-desus tentang emas milik VOC yang "hilang" begitu saja tanpa tahu kemana raibnya. Dia percaya berita itu, karena bersumber dari orang dalam Pemerintah. Katanya, Pemerintah sedang membuat tim khusus untuk mencari "harta yang hilang itu".
Ketika pikirannya penuh teka-teki, dirogohnya koin emas dari dalam saku celananya. Koin itu hadiah dari Kakeknya. Ibu jarinya mengusap-usap koin berwarna cerah bertuliskan V-O-C itu. Apakah emas dalam guci ini, sama dengan koin yang dipegangnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Misteri Gua Kelelawar
Aventura"Ki Lurah, anak saya hilang!", teriak seorang lelaki di beranda rumah. "Bukannya tadi main dengan anak-anak yang lain?" "Tidak ada. Coba perhatikan." "Ya, Ayah. Pranata tidak ada ....", Raden Darma pun berlari ke arah rumahnya sembari menunjukan waj...