Gracia mendengar isak tangis saat akan kembali berjalan. Dia jadi ingat ada satu jalan buntu, dengan cepat Gracia kesana dan menemukan Shani sedang duduk memeluk lutut.
"Ci Shani!!" Gracia menghampiri Shani.
"Ci kamu gak papa? Kamu luka nggak? Kamu kenapa?" Tanya Gracia sedikit panik.
Tanpa sepatah kata pun. Shani langsung memeluk gracia. Gracia hanya bisa mengusap kepala dan punggung shani dengan lembut.
"Maafin aku ya ci." Ucap Gracia penuh penyesalan.
Gracia mengarahkan kepala shani agar mereka saling menatap. Mereka pun saling menatap. Gracia mengelus pelan pipi shani.
"Maafin aku, jangan kabur kaya tadi lagi ya. Aku takut kamu kenapa-napa." Mata Gracia menyorotkan kekhawatiran yang sangat dalam.
Shani hanya mengangguk dan kembali mendekap gracia.
"Kita pulang ya, udah mau sore." Ajak Gracia.
Shani kembali mengangguk dan keduanya bangkit, berjalan dengan Shani yg memeluk lengan Gracia.
Sesampainya di rumah Gracia meminta Shani untuk menuju kamarnya duluan, sedangkan Gracia pergi ke dapur untuk mengambil makanan dan minuman. Mama Gracia yg melihat itu bertanya-tanya.
"Gre, Shani kenapa kok kaya abis nangis gitu?" Tanya mama Gracia.
"Abis curhat mah, biasa fans ada yg support ada yg ngatain, cuman ngatainnya keterlaluan." Jawab Gracia berbohong.
Mama Gracia hanya mengangguk paham.
"Nih kasih buat ci Shani, ajakin ngobrol ya, biar ga sedih lagi." Mama Gracia memberikan beberapa cemilan.
"Makasih mah."
Gracia pun membawa makanan dan minuman serta cemilan tadi ke kamarnya, namun saat sampai di kamar, terlihat Shani yg sedang tertidur di kasur, memeluk bantal guling yg biasa Gracia peluk. Wajah polosnya benar-benar seperti anak kecil yang sedang tertidur.
Gracia tak mengganggu nya, hanya mengusap kepala Shani, entah dorongan darimana, Gracia mencium kening Shani yang sedikit tertutupi rambut, berharap tidurnya nyenyak dan merasa lebih baik saat terbangun nanti.
Karena Shani sedang tertidur Gracia memutuskan untuk mandi. Lain kali Gracia tidak akan menanyakan lagi hal itu kepada Shani. Selain jadi manja, Shani jadi sensitif sekali.
Gracia selesai mandi dan Shani masih tidur. Lelah mungkin setelah lari-lari tadi. Gracia turun ke dapur untuk makan sendiri. Makanan Shani masih di kamarnya dan dipastikan Shani akan minta di suapi lagi nanti, jadi Gracia memilih makan terlebih dahulu.
Selesai makan Gracia kembali ke kamarnya dan bermain game di hpnya. Dia sedang bermain game yang sedang viral baru-baru ini. Mabar bersama bocil-bocil jeketi. Mungkin karena Gracia beberapa kali hampir berteriak, Shani terbangun dari tidurnya.
"Kak Gege." Panggil Shani serak.
Gracia menoleh dan melihat Shani duduk di atas kasur dengan muka bantalnya yang sangat lucu.
"Kenapa? Kamu mau apa?" Tanya Gracia.
Shani menggeleng dan menghampiri Gracia. Shani kembali duduk di pangkuan Gracia untuk melanjutkan tidurnya. Jujur Shani masih mengantuk.
"Kak Gege, aku tidur lagi ya."
"Iya, tidur aja. Peluk sini biar ngga jatuh." Modus seorang Shania Gracia.
Shani memeluk Gracia dan tidur lagi. Gracia sedikit kesulitan untuk bermain game karena shani mendekapnya erat memutuskan berhenti bermain game dan hanya membuka sosial medianya, menscroll tweet dan instagramnya dengan satu tangan mengusap punggung shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)
RomanceKehidupan tidak bisa di prediksi, begitu juga dengan kisah percintaan GreShan. Selalu ada hal-hal menarik setiap harinya tidak pernah menyangka sebelumnya. Penasaran dengan ceritanya? YA BACA MAKANYA!! FF pertama hasil kolaborasi dengan @dm_indra