Empat puluh Sembilan

2.9K 249 24
                                    

Hari ini adalah hari ke 3 Shani di Jogja, Gracia berusaha sesempat mungkin mengabari Shani disela kesibukannya, meskipun Shani tak menjawab, ia yakin Shani akan menjawabnya nanti karena sepertinya Shani sedang sibuk dengan keluarganya.

Sedangkan graycia sendiri sedang sibuk mempersiapkan event tahun baru. Kak Putri memberitahu bahwa K3 akan melaksanakan perform di malam tahun baru.

"Kak nggak All team aja kak? Kita susah nyari cadangan kalau cuma K3 doang." Usul Gracia.

"Ya gimana Gre kan J sama T ngisi event di theater." Jawab kak Putri.

"Kenapa nggak K3 aja yang di theater?" Tanya Gracia.

"Itu diatur Melody jadwalnya, pas tau Shani ke Jogja, dia ngiranya Shani tahun baruan disana, emang mau posisi Shani diisi member lain? Kan belum pada latihan, dadakan nggak akan bener." Jelas kak putri beralasan.

"Masalahnya takut ada yang berhalangan, otomatis harus siapin member akademi terus suruh belajar lagi, kalau nggak K3 perform dibawah 16 orang." Ucap Gracia.

"Ya jangan gitu lah Gre, harus full team, walaupun K3 mentok ber-16 doang, berdoa aja nggak ada yang berhalangan." Ujar kak putri yang diangguki oleh Gracia.

"Sekarang tentuin 10 lagu buat tampil nanti, lagu team 7 lagu all team 3. Rapsodi udah pasti wajib, nah tinggal lagu K3 ama 2 lagu team lagi, jangan heavy rotation sama kfc, bosen." Ujar kak Putri.

"Ini abang nggak mau bantuin aku apa?" Keluh Gracia.

"Tau tuh dia sibuk fitting baju, cepet amat padahal tanggal last show aja belum tau tanggal berapa." Tambah kak Putri.

Tak ambil pusing, Gracia lebih fokus dengan mengerjakan tugasnya, ingin sekali rasanya Shani ada disini. Namun kondisinya belum memungkinkan, bahkan untuk sekedar berkabar.

***

Dilain tempat, keluarga Shani sedang jalan jalan menuju pegunungan, hanya untuk sekedar menikmati pemandangan alam. Shani melihat beberapa chat yang dikirim oleh Gracia, namun dia masih enggan membalasnya karena jika ia membalas sekarang, Gracia akan membalas lagi 4 jam kemudian, itu membuatnya malas. Jadi ia lebih memilih bergelayut manja di lengan mamanya, rasa rindu yang menggunung mulai luntur seiring kebersamaannya bersama mama.

"Sayang?" Panggil mama Shani.

"Iya mah?" Sahut Shani.

"Doain adekmu ya biar cepet lulus. Mama pingin cepet-cepet nyusul kalian di Jakarta. Pengen kumpul keluarga lagi." Ucap mama Shani, diamini dan diangguki oleh Shani.

"Satu lagi..."

"Apa mah?" Tanya Shani.

"Pengen ketemu cucu sama Gracia." Jawab mama sambil terkekeh dan Shani ikut tertawa.

"Kamu ngapain ketawa, kamu tuh nyebelin tau, tiba-tiba punya anak nggak bilang ke mama, nggak kasih tau kapan tumbuhnya, tau-tau udah gede, terus pas bikinnya nggak ngasih tau lagi." Omel mama.

"Okey yang lainnya Shani minta maaf kecuali pas bikinnya. Masa iya Shani harus ngomong juga mah?" Kekeh Shani.

"Ya ngomong dong, kamu bilang mah Shani pengen punya anak, mamah siap nggak punya cucu? Gitu. Bukan kamu pas mau bikinnya bilang dulu." Ujar mama Shani, itu mengundang kekehan dari papa, koko dan adiknya Shani.

Karena mereka merasa pasti Shani berpikir yang lain-lain terlihat pipinya yang memerah.

"Ih papa koko adek ngapain ketawa sih?" Tanya Shani sebal.

"Shani mesum." Celetuk Henry.

"Koko ish." Kesal Shani sambil memukul-mukul lengan kokonya.

Mereka pun meneruskan perjalanannya.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang