Lima puluh

3.7K 216 45
                                    

Tiiing nuuung

Suara bel unit Shani terdengar dan koko membuka pintunya.

"Lha kok...." Heran koko.

"Ini ko, tasnya ketinggalan hehe."

Terdengar suara yang sangat Shani kenal, Shani pun langsung berlari keluar kamar.

"Owalah, okey maka...." Belum selesai kalimat koko, orang didepannya itu sudah ditubruk dan dipeluk erat oleh Shani.

"Kak Geee, maaf." Tangis Shani pecah disana.

Gracia hanya tersenyum tipis dan membalas pelukan Shani sambil mengusap punggungnya.

"Maafin aku kak Ge, aku kesel sama kak Ge, tapi kalau harus ditinggalin kayak tadi aku nggak mau." Ucap Shani sambil terisak.

"Makanya Shan, nggak usah denial, masih mending Gracia balik, harusnya di tol dia sekarang." Omel koko.

Shani menerima omelan itu dengan lapang dada. Memang itu salah dia seutuhnya, meskipun #shanitidakpernahsalah namun ada saja yang membuat Shani takut kehilangan Gracia.

"Dasar koko nih, iya sayang, aku maafin kok. Yang penting kamu sehat ya. Besok kita latihan bareng lagi." Ucap Gracia dan Shani mengangguk cepat.

"Ya udah kamu istirahat, besok kita ketemu ya." Gracia melepaskan pelukannya, namun Shani menggeleng dan tetap memeluk Gracia erat.

"Aku harus pulang sayang, kan besok ketemu lagi." Ujar Gracia.

"Kalau gitu aku yang ikut." Ucap Shani.

"Eh? Tapi kamu...."

"Kak Gege aku nggak terima penolakan!" Tegas Shani berlalu ke kamar.

Ia memakai sepatu latihan dan membawa oleh-oleh untuk keluarga Gracia.

"Ko, aku nginep di rumah kak Gege yaa." Pamit Shani.

"Iya, jangan kaya tadi dan kemarin lagi, kamu tuh udah dinasehati mamah masih aja ngeyel, ngeyel terus aku kasih Gracia ke temen koko loh." Ancam koko.

"Enggak!! Kak Gege cuma punya aku!" Ucap Shani takut dan Gracia menenangkan Shani dengan mengusap tangannya.

Gracia dan Shani pamit pulang ke rumah Gracia. Dan sepanjang perjalanan, Shani tak pernah sedetik pun melepaskan genggamannya dari tangan Gracia, tapi tak cuma itu, Shani pun sering curi cium pada Gracia.

Bahkan saat turun dari lantai unit Shani, ia memasuki lift tanpa cctv, di sana Shani langsung melumat bibir Gracia dan merengkuhnya dengan erat. Menyalurkan rasa rindu dan penat di dadanya, apa lagi saat itu tak ada satu pun yang memencet lift. Jadilah mereka berciuman dari lantai atas sampai lantai bawah.

Sepanjang perjalanan di mobil, Shani menarik tangan kiri Gracia untuk dijadikan sandaran dan ia genggam erat tangan itu. Membiarkan Gracia menyetir hanya dengan satu tangan. Gracia sama sekali tidak keberatan karena sejujurnya dia juga rindu dengan semua perlakuan Shani.

Sesampainya di rumah Gracia, Shani langsung bersalaman dengan orang tua Gracia dan memberi oleh-oleh, setelah itu barulah mereka ke kamar Gracia.

"Sayang kamu mandi duluan aja, biar kamu bisa langsung istirahat." Ujar Gracia.

Bukannya menjawab, Shani mengunci pintu kamar dan membuka pakaian Gracia, setelah itu Shani membuka seluruh pakaiannya dan menarik Gracia ke dalam toilet. Tapi kalian jangan dulu berfikir ke yang iya-iya, Shani membawa Gracia berendam air hangat di bathub bersamanya.

Shani menyandarkan tubuhnya di tubuh Gracia, ia mengarahkan tangannya melingkar padanya, Shani tak ambil pusing bila pelukan itu ada di perut ataupun dada, Shani hanya ingin Gracia merengkuhnya. Kepala Shani disandarkan di bahu Gracia.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang