Enam Belas

6.7K 480 26
                                    

Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk pulang, dengan go car yang sudah dipesankan Gracia, perjalanannya cukup lancar, tidak ada macet, tidak ada halangan apapun.

Shani yang berada di sebelah kanan Gracia menyandarkan kepala di bahu kanan Gracia, dengan lengan kiri yang digandengkan dengan lengan kanan Gracia, dan tangan kanan Shani menggenggam tangan kiri Gracia sambil jempol Gracia mengusap-usap punggung tangan Shani.

Shani terpejam sedangkan Gracia menikmati pemandangan jalan sambil mengusap-usap tangan Shani. Setengah perjalanan posisi mereka sedikit berubah dengan lengan Shani yang melingkar ke pinggang Gracia, memeluk Gracia dengan erat, tangan kanan Gracia mengusap kepala Shani dengan penuh kasih sayang.

Sedangkan tangan kiri Gracia sibuk mengetik untuk mengabari keluarganya. Jam 23.00 mereka sampai di rumah Gracia, keadaan rumah sudah sepi, Gracia sengaja membawa kunci cadangan agar tak mengganggu keluarganya yang sudah beristirahat.

Namun Gracia menahan Shani untuk langsung menuju kamar, Gracia merasa masih lelah untuk melangkah, tapi Gracia masih bisa berjalan ke dapur untuk mengambil minum dan cemilan. Gracia menahan Shani sampai jam 23.59 baru lah mereka menuju kamar, Gracia masuk ke kamar terlebih dahulu, setelah kamar terbuka, Gracia menyalakan lampu, tiba tiba...

"Happy birthday ciiiii Shaniiiii.... Happy birthday suuminiiii.... Happy birthday happy birthday, happy birthday, shayaaang." Alunan nada sederhana yang dilantunkan Gracia sukses mengejutkan Shani.

Terlihat Gracia menyalakan lilin di atas sebuah kue yang sudah di siapkan.

"Tiup dulu lilinnya ci." Ujar Gracia.

Lilin yg sedang menyala itu berupa 2 buah angka 2 yg saling beriringan namun yang 1 sengaja Gracia balik agar membentuk love. Di atas kue yang bentuknya sama, terbuat dari adonan cokelat dihiasi dengan cream vanilla dengan tulisan. 'Selamat dua puluh dua temanku, sahabatku, ciciku, partnerku, panutanku, centerku, recehku, sobat kocag u ku sekaligus kebanggaanku'.

"Make a wish dulu." Ucap Gracia.

Shani memejamkan matanya, dalam hati shani memanjatkan doa terbaiknya dan ada 1 doa khusus

"Aku ingin Shania Gracia selalu ada dalam kehidupan aku, sekarang, nanti ataupun selamanya. Tuhan, aku mohon jangan pisahkan kami." Kira-kira seperti itulah doa khusus Shani.

Setelah meniup kue nya, terdengar sorakan dari beberapa orang, ternyata tanpa Shani sadari di sana sudah ada keluarga Gracia dengan Ecen yang sedang mengarahkan kamera padanya.

Shani terlalu fokus pada Gracia dan kuenya, sehingga saat ia melihat ke sekitar, kamar Gracia sudah didekor dengan balon-balon dan pernak- pernik ulang tahun, lampu warna warni, dan balon khusus di dinding yang bertuliskan SHN 22.

Shani menghampiri keluarga Gracia terlebih dahulu, menyalami papa, Aten, Ecen dan memeluk mama Gracia. Shani mendapatkan kasih sayang yang besar dari keluarga ini, mungkin terima kasih pun tak cukup untuk membalas kebaikan mereka.

Lalu keluarga Gracia pamit untuk kembali ke kamar masing-masing, tinggal lah mereka berdua di kamar, Gracia terlebih dahulu berganti pakaian di kamar mandi, lalu bergiliran dengan Shani. Setelah selesai berganti pakaian tidur, Shani menghampiri Gracia yang sudah menunggunya di tempat tidur.

"Makasih ya Ge." Ucap Shani sambil menarik Gracia ke pelukannya.

"Kamu selalu jadi yang pertama ngucapin ulang tahun, selalu jadi yang pertama ngucapin doa-doa terbaik kamu, mungkin kamu capek ya Ge? Maaf Ge, tapi makasih kamu selalu ngasih yg terbaik buat aku." Ujar Shani sambil menetes kan air mata.

"Lha Lha? Kok nangis sih, ini kamln ultah cici jangan nangis dooong, aku nggak capek kok, malah aku sengaja, aku berusaha ngucapin kamu paling duluan dari dulu, ya walaupun kemarin bukan yg pertama sih, ketikung Siska." Ucap Gracia sambil terkekeh.

UNPREDICTABLE [GRESHAN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang